Muslimedianews, Damaskus ~ Presiden Suriah, Bashar al-Assad membantah jadi dalang serangan senjata kimia yang menarget warga sipil. Dia juga mengatakan bukti tidak menyimpulkan adanya serangan.
"Tidak ada bukti bahwa saya menggunakan senjata kimia melawan rakyat saya sendiri," kata Assad yang dilansir Al-Arabiya dari CBS, Senin (9/9).
Amerika Serikat (AS) dan negara barat lainnya menuduh rezim Assad menggunakan senjata kimia dalam serangan di suburban Damaskus pada 21 Agustus. Serangan tersebut dikabarkan telah menewaskan ratusan orang.
Dalam wawancara dengan Charlie Rose di Damaskus, Assad dilaporkan membantah rezimnya memiliki senjata kimia. Itu merupakan wawancara pertama Assad dengan jaringan televisi Amerika dalam dua tahun terakhir.
"Tidak ada bukti bahwa saya menggunakan senjata kimia melawan rakyat saya sendiri," kata Assad yang dilansir Al-Arabiya dari CBS, Senin (9/9).
Amerika Serikat (AS) dan negara barat lainnya menuduh rezim Assad menggunakan senjata kimia dalam serangan di suburban Damaskus pada 21 Agustus. Serangan tersebut dikabarkan telah menewaskan ratusan orang.
Dalam wawancara dengan Charlie Rose di Damaskus, Assad dilaporkan membantah rezimnya memiliki senjata kimia. Itu merupakan wawancara pertama Assad dengan jaringan televisi Amerika dalam dua tahun terakhir.
Bashar al-Assad juga menegaskan
bahwa segala aksi militer ke Suriah akan menuai konsekuensi serius. Dia
memperingat akan balik menyerang AS dan sekutunya dengan semua kekuatan
dan sumber daya yang dimiliki pemerintahnya, termasuk dengan batuan
negara-negara yang selama ini berada di belakang Suriah.
“(AS) akan membayar harga atas tindakan-tindakannya,” ungkap al-Assad. Dia menambahkan, tidak ada bukti bahwa pemerintahnya menggunakan senjata kimia dalam serangan di Ghouta, sebelah timur Damaskus, pada 21 Agustus lalu yang menewaskan sedikitnya 1.424 orang.
Menurutnya, serangan militer AS atas Suriah hanya akan memperluas perkembangan aksi terorisme di seluruh wilayah dan kawasan Timur Tengah. Akibatnya, kata al-Assad, hal itu akan memengaruhi Barat secara langsung.
“(AS) akan membayar harga atas tindakan-tindakannya,” ungkap al-Assad. Dia menambahkan, tidak ada bukti bahwa pemerintahnya menggunakan senjata kimia dalam serangan di Ghouta, sebelah timur Damaskus, pada 21 Agustus lalu yang menewaskan sedikitnya 1.424 orang.
Menurutnya, serangan militer AS atas Suriah hanya akan memperluas perkembangan aksi terorisme di seluruh wilayah dan kawasan Timur Tengah. Akibatnya, kata al-Assad, hal itu akan memengaruhi Barat secara langsung.
Amerika Serikat bersikeras menuduh Suriah menggunakan senjata kimia. Meskipun sebelumnya sebagaimana dilansir oleh Okezone (1/9/2013), anggota kelompok pasukan oposisi Suriah telah mengaku kepada Associated Press bahwa mereka berada di balik serangan yang menggunakan senjata kimia pada 21 Agustus 2013 lalu di Suriah. Serangan itu menewaskan 350 jiwa.
Amerika tetap pada tudingannya, menuding pasukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang
menggunakan senjata kimia itu. Sementara kalangan intelijen AS mengaku
tidak tahu secara pasti yang menggunakan senjata kimia itu. (*)
Redaktur : Ibnu Mansyur
Sumber : Republika/Okezone/Metronews

No comments
Post a Comment