Muslimedianews.com ~ 6 Januari 2014 lalu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj berceramah di Pondok Pesantren Al Huda Jetis Kebumen dalam acara Haul KH. Machfudz Hasbullah ke-29. Dalam ceramahnya, Kyai Said menjelaskann tentang Sunnah, dan menyinggung juga tentang Syi'ah yang berbeda dengan Ahlussunnah wal Jama'ah.
Ceramah itu direkam dan diupload di Youtube dengan judul "Prof. Dr. K.H. SAID AQIL SIRADJ, M.A. - HAUL PP AL-HUDA KEBUMEN 2014 " dengan durasi 1 jam 40 menit. Berikut sekilas transkipnya :
Ceramah itu direkam dan diupload di Youtube dengan judul "Prof. Dr. K.H. SAID AQIL SIRADJ, M.A. - HAUL PP AL-HUDA KEBUMEN 2014 " dengan durasi 1 jam 40 menit. Berikut sekilas transkipnya :
Ketika Rasulullah masih hidup, maka standar kebenaran, shahibu kalimatil haq adalah figur beliau satu orang itu, ... tidak ada yang lain, dengan Qur'an-nya, dengan sunnah-nya.
Sunnah itu ada 3 macam, yang banyak sekali tidak ngerti, yang nomor 3 ini. Pertama Sunnah Qauliyah, perkataan/sabda Rasulullah, baik perintahnya, larangannya, himbauannya, ajakannya, contohnya banyak. Yang kedua, Sunnah Fi'liyah, prilakunya, sikapnya. Yang ketiga, ini yang banyak gak tahu, yang tadi kata (Kyai) Said Aqil (Al Munawwar) "teman-teman kita", kalau saya gak ngomong teman-teman, yang jenggot-jenggot itu, yang pake' gamis, jidatnya item, niru ittiba'ann li sunnati Rasulillah. Eh pak mas kang... yang mengenakan pakaian seperti itu bukan hanya Rasulullah, Abu Bakar, Umar saja. Abu Jahal dan Abu Lahab juga begitu pakaiannya. Sama, .. bedane piye ...? tidak ada bedanya, yang membedakan Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, karo Abu Jahal Abu Lahab, (adalah) kalau Sayyidina Abu Bakar Umar adalah shohabat selalu tersenyum mukanya, ramah mukanya, nah... Abu Jahal Abu Lahab gamis sorban jenggote panjang sangat mukanya, jadi kalau di Kebumen ada orang pake' gamis pake' sorban sholat Jum'at, ramaah... senyum.. karo bocah cilik sayang, pada semua orang sayang... berarti itu ittiba'an li sunnati Rasulillah wa Shahabatih. Tapi kalo ada orang pake' gamis, sorban, jenggotan, mukanya sangat, bawa pentung, ittiba'an li-Abi Jahal, gampang ukurannya kan?..
Ketika Rasulullah wafat, kembali ke Allah, ukuran kebenaran itu siapa ? kalimatul haq yang punya itu siapa ? yang jadi standar Al Haq siapa ?
Setelah Rasulullah, kalimatul haq, ashhabul haq, shoutul haq, itu jama'atush shahabah, semua sahabat mewakili kebenaran, standar kebenaran. Sayyidina Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Hasann Husen, .. semua shahabat, semua membawa kebenaran. Nah ini bedanya kita dengan Syi'ah.
Bedanya kita dengan Syi'ah. Kalau Syi'ah, pembewa kebenaran itu Rasulullah, sampai disini sama, setelah Rasulullah wafat, pemegang kalimatul Haq, satu orang, Sayyidina Ali saja, yang lainnya tidak. Sayyidina Ali wafat, gantinya satu yaitu Sayyidina Hasan, sayyidina Hasan wafat, ganti Sayyidina Husain, klo wafat ganti Ali Zainal Abidin, Muhammad Baqir, Ja'far Ash-Shadiq, Musa Al Kadhim, Ali Ridlo, Muhammad Al Hadi, Ali al-Jawwad, Hasan Askari, dan yang ke-12 Imam Mahdi Al Muntadhar yang sejak umur 6 tahun menghilang disebuah gua di Irak yang sampai sekarang masih hidup selalu memberikan wangsit kepada Ayatullah Al Udzma (ulama Syi'ah) dan nanti akan muncul ketika akan melawan Dajjal. Percaya silahkan, gak juga gak apa2, dan ini bedanya kita dengan Syi'ah.
Tapi mentang-metang beda, terus di usir gitu? jangan. hidup bersama-sama, beda-beda dikit juga gak apa-apa. .... .... .... ...
Lengkapnya, simak video berikut ini
Sebelumnya disampaikan oleh Prof. Dr. Said Aqil Husein Al Munawwar :
No comments
Post a Comment