Muslimedianews.com ~ Kualitas yang dimiliki oleh umat Islam menjadi faktor penentu dalam keberhasilan melampau berbagai macam tantangan yang ada. Hal ini terbukti dalam kisah yang disampaikan dalam Al Qur’an tentang perjuangan Thalut melawan Jalut.
Dalam upaya mengalahkan penjajah keji bernama Jalut atau Gholiath, awalnya banyak dari kalangan pemuda Israel yang mendaftarkan diri untuk mengikuti peperangan ini. Namun, dalam perjalananya, mereka banyak yang tidak mampu menahan godaan untuk tidak bersenang-senang di sungai berair jernih yang mereka lewati saat menuju medan peperangan.
Kelompok yang kecil bisa mengalahkan kelompok yang besar karena mereka mampu menahan hawa nafsunya, sanggup menghadapi godaan dalam menghadapi tujuan yang telah ditentukan.
Kondisi ini merefleksikan perjuangan umat Islam saat ini, mereka yang tidak terpikat dan tergoda untuk bersenang-senang, dan sekedar secukupnya memenuhi kebutuhan hidup adalah orang yang akan berhasil menghadapi tantangan yang ada.
Mereka yang tidak terpikat dan tergoda, kalaupun dia ingin mengambil air sungai secukupnya saja untuk menghilangkan dahaga, ia masih bisa ditolerir dan diampuni.
Dalam upaya mengalahkan penjajah keji bernama Jalut atau Gholiath, awalnya banyak dari kalangan pemuda Israel yang mendaftarkan diri untuk mengikuti peperangan ini. Namun, dalam perjalananya, mereka banyak yang tidak mampu menahan godaan untuk tidak bersenang-senang di sungai berair jernih yang mereka lewati saat menuju medan peperangan.
Kelompok yang kecil bisa mengalahkan kelompok yang besar karena mereka mampu menahan hawa nafsunya, sanggup menghadapi godaan dalam menghadapi tujuan yang telah ditentukan.
Kondisi ini merefleksikan perjuangan umat Islam saat ini, mereka yang tidak terpikat dan tergoda untuk bersenang-senang, dan sekedar secukupnya memenuhi kebutuhan hidup adalah orang yang akan berhasil menghadapi tantangan yang ada.
Mereka yang tidak terpikat dan tergoda, kalaupun dia ingin mengambil air sungai secukupnya saja untuk menghilangkan dahaga, ia masih bisa ditolerir dan diampuni.
Oleh : KH Tolhah Hasan
Disampaikan dalam acara refleksi akhir tahun yang diselenggarakan di halaman gedung PBNU, Desember 2009
No comments
Post a Comment