BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Saturday, August 16, 2014

Faidah Kopi; Para Malaikat Mengistighfari

Muslimedianews ~ Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad Saw. dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi Saw.: “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu tanpa perantara.”

Nabi Muhammad Saw. kemudian bersabda: “Aku akan memberimu 3 hadits;
1.    Selama bau biji kopi ini masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untukmu.
2.    Barangsiapa yang menyimpan tasbih untuk digunakan berdzikir maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang banyak berdzikir, baik ia gunakan tasbihnya atau tidak.
3.    Barangsiapa yang duduk bersama waliyullah yang hidup atau yang sudah wafat maka pahalanya sama saja dengan ia menyembah Allah di seluruh penjuru bumi.”

Al-Habib Abubakar bin Abdullah al-Atthas berkata: “Sesungguhnya tempat yang ditinggalkan dalam keadaan sepi atau kosong maka jin akan menempatinya. Sedangkan tempat yang biasa digunakan untuk membuat hidangan kopi maka para jin takkan bisa menempati dan mendekatinya.”

(Lihat dalam kitab Tadzir an-Nas halaman 177 dan at-Tadzkir al-Mushthafa li Aulad al-Musthafa wa Ghairahum min Man Ijtbahu Allahu Washthafa karya al-Habib Abubakar al-Atthas bin Abdullah bin Alwi bin Zain al-Habsyi halaman 117).

« PREV
NEXT »

4 comments

  1. Ghuluw (berlebih-lebihan)
    ------------------------------------
    Sikap seorang ahli ilmu saat mendengar cerita-cerita yang syadz (nyeleneh) adalah: mengembalikan kepada Allah SWT (Quran) dan Rosululloh SAW (hadits). Mereka tidak berlebih-lebihan memuji (ketika menyukai) dan tidak berlebih-lebihan mencela (saat tidak suka).

    Di antara cerita aneh adalah cerita tentang keutamaan kopi. Terkait keutamaan kopi, spanjang yang saya tahu tidak ada satupun yang saya pernah baca hadits Nabi SAW atau ayat al-Quran yang menjelaskannya. Karena itu, menurut pemahaman saya, posisi kopi hanyalah halal (boleh diminum/dimakan) layaknya makanan lain yang juga halal. Tidak lebih.

    Adapun menyikapi mimpi tentang keutamaan kopi tersebut ini, maka mimpi siapapun itu selama itu bukan dari Nabi SAW, maka ukuran kebenarannya kita kembalikan kpd al-Quran dan sunnah. Apalagi ini terkait terkait dengan jani-janji pahala dan keutamaan ukhrowi (ampunan dan dijauhkan dari syetan). Maka mimpi demikian tidak layak sama sekali dijadikan sandaran.

    Apalagi memang tidak ada keterangan soal itu di dalam syariat. Bukankah kita tahu semua kebaikan dan keutamaan amal itu telah dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasulnya? Bukankah kita tahu bahwa Rasululloh tidak menyembunyikan satupun risalah-Nya? Jika demikian, maka tidak layak kita percaya dengan cerita-cerita ganjil demikian.

    ReplyDelete
  2. Aslkum wrwb,
    Tulisan diatas tersebut sangat tidak layak dipercaya!! oleh se orang muslim yang beriman. sungguh bodoh kalau kita percaya hanya bekas kopi jin , syaitan tidak akan mendekatinya..
    apalagi terkait datang nya hadist langsung dari Rasulullah...tak perlu saya komentari..
    mohon agar redaktur website ini menseleksi secara benar2 makalah tulisan nya sebelum dipublikasikan.

    terimakasih
    Wassalam

    ReplyDelete
  3. lihat context nya.

    sudah pernah saya bertanya, konteks nya bukan ngopi buat begadang ga jelas.
    tetapi, ngopi, biar kuat solat malam dan dzikir semalam suntuk.
    jadi malaikat-e istighfar bukan karena kopi nya. tapi karena lelaku solat malam n dzikiran.
    bahasa nya berirama, sesuai tata bahasa sastra.

    hadist ini dibahas dalam konteks tasawuf.
    jika melihat sanad nya maka lemah sangat. karena perawi nya langsung ke Rasulullah.
    tetapi secara matan, kuat.

    Sayyid ahmad bin ali bahr al qadimi bertemu dgn Nabi muhammad SAW dlm keadaan terjaga,ia berkata pada nabi saw:"wahai rosulullah aku ingin mendengar hadits darimu tanpa perantara"

    sedangkan sayyid ahman bin ali bahr al qadimi hidup jauh setelah rasulullah meninggal.
    dalam dunia tasawuf, sudah biasa terjadi komunikasi tingkat tinggi melalui perantara ruh. Higher Order Comunication. tidak hanya islam, orang hindu dan budha juga mengakui HOC ini.
    dan bahkan sering kali terjadi, para wali, aulia dan orang orang muslim pilihan dapat berjumpa dengan nabi dan orang orang terdahulu. bahkan yang beruntung mendapat oleh oleh nasihat dari baginda nabi Muhammad S.A.W

    di luar konteks tasawuf, perjumpaan dengan ruh guru dan ruh muhammad adalah sebuah keniscayaan. karena menurut akal logika, orang yang sudah mati, tidak akan dapat berkomunikasi.
    sedangkan dalam tasawuf, orang orang yang mati itu sesungguh nya hidup di sisi Tuhannya.
    “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidup tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Q.s. al-Baqarah: 154).
    tapi di mata kaum salafy, hal demikian dianggap bid'ah, sesat dan menyesatkan.

    kasus ini juga terjadi pada imam ghozali, pada kitab terakhirnya, Ihya Ulumuddin, dimana beliau banyak meriwayatkan hadist dengan perawi langsung dari Rasulullah S.A.W.
    hasil perjumpaan langsung secara spiritual beliau dan Rasulullah.

    dan pada saat menulis kitab, Sayyid Ahman bin Ali Bahr Al Qamidi, adalah masa masa keemasan penemuan kopi.

    sejarah umum tentang asal muasal kopi memang tidak bisa lepas dari adat istiadat kaum sufi. sampai sampai begitu cinta nya kaum sufi dengan kopi, para pelancong barat menisbahkan kopi sebagai "wine" nya para sufi.

    sejarah kopi dimulai dari ethopia kira-kira sekitar abad ke-9 masehi.
    negeri kaum sufi.

    Dari sana lalu menyebar ke daratan Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad 15 menjangkau lebih luas lagi ke Persia , Mesir, Turki dan Afrika utara. Namun ada yang mengatakan sejarah kopi ini berawal dari Abessynia juga, tapi lain cerita, di mana Ali al-Shadili yang gemar meminum sari biji kopi untuk membuatnya tetap terjaga demi menjalankan shalat malam.

    tapi kopi ne kopi asli. dudu sachetan.
    kopi biji di giling sendiri, terus di seduh atau di kukus.
    mak jreng ketimbang kopi sachet
    dan di minum tanpa gula lho. nek tradisi ne sufi. he he he

    wallahu alam bisawab.

    ReplyDelete
  4. Mas justru mencintai Rosul itu dengan menjaga apa2 yg beliau sampekan. Kalo tidak beliau sampekan tapi ada ada orang yg berkata 'seolah-olah' itu perkataan Rosul apa iti bukan yg seperti dikatakan orang sekarang fitnah?

    ReplyDelete