BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Friday, August 01, 2014

Hukum Menabur Bunga di Kuburan

Muslimedianews.comWaktu bedah buku ‘Sarkub’ (Menjawab Tuduhan ‘Penyembah Kubur’) di Masjid Agung Sidoarjo, 20 juli 2014, KH Soleh Qasim yang menjadi salah satu pengurus masjid dan sekaligus moderator, memunculkan pertanyaan tentang kebiasaan menabur bunga mawar saat ‘nyekar’ atau ziarah ke makam keluarga, apakah diperbolehkan atau dilarang?

Jawaban:

Waktu itu saya menjawab “Boleh” dengan diqiyaskan kepada sebuah hadis bahwa Rasulullah melewati 2 kuburan yang sedang disiksa, kemudian Rasulullah mengambil pelepah kurma lalu membelahnya menjadi dua dan meletakkannya di atas kedua makam tersebut, dan Rasulullah bersabda: “Semoga pelepah ini meringankan baginya sebelum mengering” (HR al-Bukhari)

Ternyata seorang sahabat juga berwasiat dengan hal tersebut:

وَأَوْصَى بُرَيْدَةُ الأَسْلَمِىُّ أَنْ يُجْعَلَ فِى قَبْرِهِ جَرِيدَانِ (البخارى)
“Buraidah al-Aslami berwasiat agar di kuburnya diberi dua pelepah kurma” (Riwayat al-Bukhari)

Riwayat ini disampaikan oleh Imam al-Bukhari secara Mu’allaq (Judul Bab, tanpa sanad). Namun ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar al-Syafii (bermadzhab Syafii, sama seperti Nahdliyin) berkata:

وَقَدْ وَصَلَهُ اِبْن سَعْد مِنْ طَرِيق مُوَرِّق الْعِجْلِيّ قَالَ " أَوْصَى بُرَيْدَة أَنْ يُوضَع فِي قَبْره جَرِيدَتَانِ ، وَمَاتَ بِأَدْنَى خُرَاسَانَ "… وَكَأَنَّ بُرَيْدَةَ حَمَلَ الْحَدِيْثَ عَلَى عُمُوْمِه وَلَمْ يَرَهُ خَاصًّا بِذَيْنِكَ الرَّجُلَيْنِ (فتح الباري لابن حجر - ج 4 / ص 432)
“Riwayat ini disambungkan oleh Ibnu Sa’d dari jalur Muwarriq al-Ijli, ia berkata: “Buraidah berwasiat agar di kuburnya diletakkan dua pelepah kurma. Ia wafat di dekat Khurasan”... Sepertinya Buraidah mengarahkan hadis diatas secara umum, tidak terkhusus bagi 2 orang laki-laki tersebut” (Fath al-Bari 4/432. Di kitab ini Al-Hafidz Ibnu Hajar juga menyampaikan pendapat al-Khattabi yang tidak sependapat)

Pendapat inilah yang kemudian populer di kalangan ulama Syafiiyah, bukan hanya pelepah kurma namun juga bunga-bunga yang harum, seperti yang disampaikan oleh Imam al-Ramli:

وَيُسْتَحَبُّ وَضْعُ الْجَرِيْدِ الْأَخْضَرِ عَلَى الْقَبْرِ لِلِاتِّبَاعِ ، وَكَذَا الرَّيْحَانُ وَنَحْوُهُ مِنْ الْأَشْيَاءِ الرَّطْبَةِ (نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج - ج 8 / ص 374)
“Dianjurkan meletakkan pelepah kurma yang masih hijau di atas kubur, karena mengikuti Rasulullah. Begitu pula bunga yang harum dan lainnya, yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang basah” (Nihayah al-Muhtaj 8/374)

Ada juga kalangan yang anti madzhab yang tidak sependapat dalam masalah ini, seperti Sayid Sabiq berkata:

لَايُشَرَّعُ وَضْعُ الْجَرِيْدِ وَلَا الزُّهُوْرِ فَوْقَ الْقَبْرِ (فقه السنة - ج 1 / ص 556)
“Tidak disyariatkan meletakkan pelepah kurma dan bunga-bunga di atas kubur” (Fiqh al-Sunnah 1/556)

Bagaimana dengan air mawar? Menurut Imam al-Subki boleh jika sedikit. Menurut ulama yang lain adalah makruh:

( قَوْلُهُ وَيُكْرَهُ رَشُّهُ بِمَاءِ الْوَرْدِ ) أَيْ ؛ لِأَنَّهُ إضَاعَةُ مَالٍ وَإِنَّمَا لَمْ يَحْرُم ؛ لِأَنَّهُ يُفْعَلُ لِغَرَضٍ صَحِيحٍ مِنْ إكْرَام الْمَيِّت وَإِقْبَالِ الزُّوَّارِ عَلَيْهِ لِطِيبِ رِيحِ الْبُقْعَةِ بِهِ فَسَقَطَ قَوْلُ الْإِسْنَوِيِّ ، وَلَوْ قِيلَ بِتَحْرِيمِهِ لَمْ يَبْعُدْ وَيُؤَيِّدُ مَا ذَكَرَهُ قَوْلُ السُّبْكِيّ لَا بَأْسَ بِالْيَسِيرِ مِنْهُ إذَا قُصِدَ حُضُورُ الْمَلَائِكَةِ ؛ لِأَنَّهَا تُحِبُّ الرَّائِحَةَ الطَّيِّبَةَ ا هـ . شَرْحُ م ر (حاشية الجمل - ج 7 / ص 220)
“Makruh menyiram kubur dengan air mawar, sebab hal itu bagian dari menghamburkan harta. Namun tidak haram karena memiliki tujuan yang benar, yakni memuliakan mayit dan menyambut datangnya peziarah agar area kuburan menjadi harum. Dengan demikian pendapat al-Isnawi menjadi gugur: “Andai dikatakan haram, sudah tepat”. Dan diperkuat dengan pendapat al-Subki: “Boleh, jika air mawarnya sedikit, untuk tujuan hadirnya malaikat. Karena malaikat senang dengan bau yang harum” (Hasyiah al-Jamal, 7/220)
Malang, 31 Juli 2014.
Oleh : Ust. Muhammad Ma'ruf Khozin
« PREV
NEXT »

2 comments

  1. Saperti mana yang kita ketahui tanah perkuburan di Baqek dan di Mekah kosong tanpa ada pelepah, bunga mahupun wangian, seolah-olah ada penyamaan budaya Hindu. Mohon maaf jika komen saya bertentangan dgn hadis tersebut.

    ReplyDelete
  2. jd masalah buat lo.......klu mnabur bunga d kuburan..wasllam

    ReplyDelete