Muslimedianews.com, Tokyo ~ Jepang berencana membuat pasukan pengawas luar angkasa sebagai bagian dari Pasukan Pertahanannya sekitar tahun 2019. Kementerian Pertahanan Jepang telah menginformasikan hal itu kepada Amerika Serikat. Sumber yang memiliki kedekatan dengan hubungan Jepang-AS mengatakan itu, Sabtu (2/8/2014).
Untuk awal-awal, pasukan pengawas luar angkasa itu akan bertugas memantau puing-puing berbahaya yang melayang di orbit Bumi dan melindungi satelit dari tabrakan dengan puing-puing tersebut.
Departemen Pertahanan telah mengubah strateginya dengan menggunakan luar angkasa untuk pengembangan seperti kelompok observasi, setelah 2008 lalu memberlakukan hukum berkaitan dengan kegiatan non-militer Jepang di luar angkasa.
Jepang akan memberikan militar AS informasi yang didapat dari hasil operasi yang dilaksanakan dan berusaha memperkuat kerjasama bilateral mereka diluar angkasa, yang disebut dengan "fourth battlefield".
Menurut sumber tersebut, Kementerian Pertahanan Jepang berencana untuk mengoperasikan pasukan dengan menggunakan fasilitas radar dan teleskop di Okayama Prefecture yang diperoleh dari Japan Space Forum (Forum Luar Angkasa Jepang), yang berbasis di Tokyo. Forum ini memiliki tugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kedirgantaraan antara industri, pemerintah, dan akademisi.
Kementerian Pertahanan Jepang saat ini sedang mempertimbangkan penempatan pasukan baru ini bersama dengan unit yang telah ditugaskan dari Pasukan Angkatan Udara untuk mengurusi masalah puing-puing luar angkasa dan satelit.
Jepang dan Amerika Serikat telah memberikan perhatian serius masalah puing-puing luar angkasa sejak tahun 2007 ketika sebuah rudal diluncurkan dari China untuk menghancurkan salah satu satelitnya sendiri sebagai bahan percobaan.
Untuk awal-awal, pasukan pengawas luar angkasa itu akan bertugas memantau puing-puing berbahaya yang melayang di orbit Bumi dan melindungi satelit dari tabrakan dengan puing-puing tersebut.
Departemen Pertahanan telah mengubah strateginya dengan menggunakan luar angkasa untuk pengembangan seperti kelompok observasi, setelah 2008 lalu memberlakukan hukum berkaitan dengan kegiatan non-militer Jepang di luar angkasa.
Jepang akan memberikan militar AS informasi yang didapat dari hasil operasi yang dilaksanakan dan berusaha memperkuat kerjasama bilateral mereka diluar angkasa, yang disebut dengan "fourth battlefield".
Menurut sumber tersebut, Kementerian Pertahanan Jepang berencana untuk mengoperasikan pasukan dengan menggunakan fasilitas radar dan teleskop di Okayama Prefecture yang diperoleh dari Japan Space Forum (Forum Luar Angkasa Jepang), yang berbasis di Tokyo. Forum ini memiliki tugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kedirgantaraan antara industri, pemerintah, dan akademisi.
Kementerian Pertahanan Jepang saat ini sedang mempertimbangkan penempatan pasukan baru ini bersama dengan unit yang telah ditugaskan dari Pasukan Angkatan Udara untuk mengurusi masalah puing-puing luar angkasa dan satelit.
Jepang dan Amerika Serikat telah memberikan perhatian serius masalah puing-puing luar angkasa sejak tahun 2007 ketika sebuah rudal diluncurkan dari China untuk menghancurkan salah satu satelitnya sendiri sebagai bahan percobaan.
Sekitar 3.000 serpihan puing-puing luar angkasa beresiko bertabrakan dengan satelit pengintai atau satelit komunikasi, yang bisa mengancam keamanan global.
Pembicaraan mengenai kerjasama pengembangan luar angkasa diselenggarakan di Washington pada bulan Mei, pemerintah Jepang dan AS berjanji untuk meningkatkan kerjasama mereka dalam penggunaan satelit untuk memonitoring puing-puing dan pengawasan maritim.
Pembicaraan mengenai kerjasama pengembangan luar angkasa diselenggarakan di Washington pada bulan Mei, pemerintah Jepang dan AS berjanji untuk meningkatkan kerjasama mereka dalam penggunaan satelit untuk memonitoring puing-puing dan pengawasan maritim.
No comments
Post a Comment