BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, August 04, 2014

Menangkal para Pembajak Agama

Muslimedianews.com ~ KENDATI para pendiri Republik ini sudah mencapai konsensus bersama untuk mendirikan bangsa ini di atas pilar-pilar keragaman, hingga kini masih saja ada yang menganggapnya belum selesai. Bangunan Indonesia yang dilandaskan pada Bhinneka Tunggal Ika dianggap tak sesuai dengan doktrin-doktrin komunal kelompok yang sempit dan karena itu, harus diganti bagaimanapun caranya.

Lalu muncul ide-ide mendirikan negara dengan doktrin kelompok agama tertentu di atas altar bernama Indonesia. Cara-cara yang ditempuh pun beragam, dari yang 'agak lunak' hingga dengan cara teror dan kekerasan.

Agama pun 'dibajak' menjadi dasar legitimasi untuk mengabsahkan berbagai tindak kekerasan dan langkah-langkah mereka. Semua tidak memedulikan apakah cara itu cocok dengan keindonesiaan atau bertentangan sama sekali dengan spirit kebangsaan.

Karena itulah, kemunculan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang mulai menanamkan pengaruh di sejumlah daerah di Indonesia patut diwaspadai. Hal itu dapat dilihat dari adanya deklarasi pendirian ISIS Indonesia di Surakarta, Bima, dan sejumlah wilayah lainnya.

Ada pula video berisi ajakan dari sekelompok warga Indonesia untuk bergabung ke ISIS yang beredar di situs Youtube, 22 Juli 2014. Dalam video berdurasi 8 menit dengan judul Join the Ranks, seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad al-Indonesi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia.

Ada klaim bahwa mereka sudah membaiat sekitar 1.000 pengikut. Namun, ada pula yang menyebut mereka sudah memiliki sekitar 2 juta pengikut.

Kendati kebenaran informasi soal jumlah pengikut tersebut belum sepenuhnya terverifikasi, fenomena itu tidak boleh dianggap remeh oleh pemerintah. Jika benar mulai ada perkembangan ISIS di Indonesia, ia bisa menjadi ancaman serius bagi keragaman dan kebinekaan Indonesia.

Itu bisa kita lihat dari rekam jejak ISIS di Timur Tengah yang menganut paham radikal dengan pendekatan kekerasan yang terlegitimasi pemahaman agama secara literal. Bahkan, atas nama pemahaman agama secara sepihak, ISIS memaksa orang berpindah keyakinan.

Pendirian ISIS di Indonesia juga akan menjadi titik temu sejumlah figur dan organisasi radikal yang selama ini terkesan adem sejak penangkapan para pentolan gerakan teror di Tanah Air. Karena itu, benar belaka apa yang dikatakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi, yang menyebut ajakan kepada warga Indonesia bergabung dengan ISIS bisa mengancam kedaulatan negara.

ISIS merupakan gerakan lintas negara yang bertujuan mendirikan negara tersendiri. Gerakan tersebut nyata-nyata tidak menghormati kedaulatan negara.

Karena itu, pemerintah Indonesia harus tegas menghentikan perkembangan ISIS yang nyata-nyata merupakan organisasi radikal. Pemerintah harus mendorong Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 Antiteror, dengan mengajak pesantren dan tokoh agama, untuk memformulasikan program kontraradikal dan deradikalisasi secara efektif.

Selain itu, Badan Intelijen Negara, Kementerian Luar Negeri, dan imigrasi perlu dilibatkan. Soalnya, ISIS bukanlah aliran agama yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan, melainkan gerakan politik yang bisa mengancam kedaulatan dan konstitusi.

Kita tentu tidak ingin bangunan kebangsaan yang sudah amat susah payah diperjuangkan terkoyak oleh keyakinan sempit segelintir orang yang 'membajak' agama untuk kepentingan yang sangat jauh dari urusan keagamaan.


Sumber Video MetroTV News
« PREV
NEXT »

No comments