Muslimedianews.com ~ ISIS adalah singkatan dari Islamic State of Iraq and Sham (Daulah Islam Iraq dan Syam). Pemimpin: SYEIKH ABU BAKAR ALBAGHDADI (Penganut Wahhabi/Salafi Jihadi Takfiri). ISIS adalah cabang resmi dari Al Qaedah pimpinan Usamah bin Laden.
ISIS sendiri saat ini telah membentuk Daulah Islamiyah di Iraq dan Syam (Syiria) dengan mengangkat dan membaiat Khalifah Syeikh Abu Bakar Albaghdadi (asli Iraq). ISIS adalah kepanjangan tangan dari Kelompok Wahhabi (Salafi) Takfiri, yaitu kelompok yg menvonis pihak lain sebagai ‘Kaum Kafir’ jika tidak sepaham dengan langkah-langkah ISIS, baik dari segi aqidah maupun politik.
Bahkan ISIS juga menghalalkan darah para lawan aqidah dan lawan politiknya, termasuk dari kalangan kaum Wahhabi/Salafi sendiri, yang tidak setuju dengan langkah-langkah dan kebijakan ISIS.
Salah satu korban pembantaian ISIS adalah seorang sufi yang shalih, Alhabib Husen bin Abdullah Aljufri, yang dibunuh oleh anggota ISIS di rumah dan kampung kediamannya di daerah Taris, Hadramaut. Beliau adalah salah satu pemuka agama di kampung Aljufri.
Beliau wafat pada hari Jumat tgl 11 Juli 2014, karena ditembak oleh anggota ISIS, ketika beliau sedang membaca Alquran di rumahnya, sekitar 40 km dari kota Tarim Hadramaut.
Oleh ISIS, Alhabib Husen bin Abdullah Aljufri ini dituduh sebagai `Tukang Sihir Berilmu Hitam` dan dituduh sabagai `Pembunuh Anggota Al-Qaedah`. Padahal selama ini para ulama Hadramaut dikenal sebagai ahli pendidikan dan bukan sebagai ahli pemanggul senapan perang.
Di beberapa negara yang terdapat perwakilan ISIS, maka banyak terjadi pembantaian terhadap tokoh maupun umat Islam yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakan-kebijakan ISIS.
Saat ini, sebagian warga Indonesia (non Aswaja) yang pernah bermukim di Baghdad Iraq, pasca jatuhnya Saddam Husain, ada yang bergabung dalam gerakan radikal ISIS. Warga Indonesia itu adakalanya berasal dari keluarga TKI/ TKW yang bekerja di Iraq dan Syam (Syiria), namun adakalanya memang berangkat ke Iraq dan Syiria, yang sengaja menjadi relawan perang, tentunya dengan tujuan melawah musuh-musuh ISIS (Al-Qaedah) baik dari kalangan kaum kafir (Amerika dan sekutunya), juga kaum muslimin yang dianggap berlawanan dengan aqidah dan politik ISIS (Wahhabi Takfiri).
Ironisnya, akhir-akhir ini, di Indonesia mulai dideklarasikan pendirian cabang Khilafah Islamiyah versi ISIS ini di beberapa daerah, seperti di Jakarta, Bandung, Solo, Jawa Timur dan sebagainya, yang dilakukan oleh para simpatisan ISIS, dan dimotori oleh para mantan mukimin Iraq dan Siriya tersebut.
ISIS itu sedikit berbeda dengan kelompok HTI, sekalipun sama-sama tidak mengakui keabsahan kedaulatan negara manapun yang tidak bergabung dengan mereka.
Khusus ISIS, mereka mewajibkan setiap muslim harus berbaiat kepada Syekh Abu Bakar Albaghdadi dan menjadi anggota DAULAH ISLAMIYAH ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SHAM. Jadi menurut ISIS, seluruh negara-negara itu harus dilebur jadi satu dalam kekuasaan KHALIFAH ABU BAKAR AL-BAGHDADI. Tentunya keyakinan ISIS ini sangat membahayakan Kedaulatan NKRI.
Dalam satu riwayat disebutkan dalam kitab ‘Alfitan’, karya Syeikh Nu’aim bin Hammad, sekalipun derajat sanadnya perlu dipertanyakan, bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib telah mengingatkan akan datangnya satu golongan kejam yang akan mengibarkan Panji-Panji Hitam, yang menyerupai Panji-Panji Hitam milik Imam Mahdi.
Ucapan beliau ini juga terekam di dalam kitab Kanzul Ummal yang dihimpun oleh Ulama Besar Ahlus Sunnah yang bernama Al Muttaqi Al Hindi, pada riwayat nomer 31.530, Imam Ali berkata : \"Jika kalian melihat bendera-bendera Hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada, jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian (artinya tetap tenang, jangan menyambut seruan mereka, jangan larut dalam euforia mendukung pasukan itu), kemudian akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya), tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi (hati keras membatu jauh dari cahaya hidayah), mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah (pemilik Negara, dan saat ini ISIS telah mengumumkan berdirinya Daulah Islam di Iraq dan Syam), mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada Al Haq (kebenaran) tapi mereka bukan Ahlul Haq (pemegang kebenaran), namanya dari sebuah julukan, marganya dari nama daerah, rambut mereka tak pernah dicukur, panjang seperti rambut perempuan, jangan bertindak apapun sampai nanti terjadi perselisihan di antara mereka sendiri, kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya”
Yang perlu dicermati, bahwa kalimat ‘namanya adalah julukan’, ini selaras dengan nama yang diawali dengan kata "Abu" (Abu Bakar). Kalimat ‘marganya dari nama daerah’, ini selaras dengan marga ‘Al-Baghdadi’ yang merujuk kepada ibu kota Iraq saat ini yakni Baghdad.
Lebih jauh lagi bahwa Abu Bakar Al-Baghdadi adalah pemimpin ISIS yang telah mengumumkan dirinya sebagai Khalifah/Amirul Mu`miniin.
Semoga saja peringatan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini, sekalipun derajat sanadnya masih perlu dikaji lagi, namun minimal dapat mengingatkan umat Islam agar tetap waspada dan berhati-hati jika akan bergabung dengan golongan-golongan yang berciri khas seperti ISIS ini.
ISIS sendiri saat ini telah membentuk Daulah Islamiyah di Iraq dan Syam (Syiria) dengan mengangkat dan membaiat Khalifah Syeikh Abu Bakar Albaghdadi (asli Iraq). ISIS adalah kepanjangan tangan dari Kelompok Wahhabi (Salafi) Takfiri, yaitu kelompok yg menvonis pihak lain sebagai ‘Kaum Kafir’ jika tidak sepaham dengan langkah-langkah ISIS, baik dari segi aqidah maupun politik.
Bahkan ISIS juga menghalalkan darah para lawan aqidah dan lawan politiknya, termasuk dari kalangan kaum Wahhabi/Salafi sendiri, yang tidak setuju dengan langkah-langkah dan kebijakan ISIS.
Salah satu korban pembantaian ISIS adalah seorang sufi yang shalih, Alhabib Husen bin Abdullah Aljufri, yang dibunuh oleh anggota ISIS di rumah dan kampung kediamannya di daerah Taris, Hadramaut. Beliau adalah salah satu pemuka agama di kampung Aljufri.
Beliau wafat pada hari Jumat tgl 11 Juli 2014, karena ditembak oleh anggota ISIS, ketika beliau sedang membaca Alquran di rumahnya, sekitar 40 km dari kota Tarim Hadramaut.
Oleh ISIS, Alhabib Husen bin Abdullah Aljufri ini dituduh sebagai `Tukang Sihir Berilmu Hitam` dan dituduh sabagai `Pembunuh Anggota Al-Qaedah`. Padahal selama ini para ulama Hadramaut dikenal sebagai ahli pendidikan dan bukan sebagai ahli pemanggul senapan perang.
Di beberapa negara yang terdapat perwakilan ISIS, maka banyak terjadi pembantaian terhadap tokoh maupun umat Islam yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakan-kebijakan ISIS.
Saat ini, sebagian warga Indonesia (non Aswaja) yang pernah bermukim di Baghdad Iraq, pasca jatuhnya Saddam Husain, ada yang bergabung dalam gerakan radikal ISIS. Warga Indonesia itu adakalanya berasal dari keluarga TKI/ TKW yang bekerja di Iraq dan Syam (Syiria), namun adakalanya memang berangkat ke Iraq dan Syiria, yang sengaja menjadi relawan perang, tentunya dengan tujuan melawah musuh-musuh ISIS (Al-Qaedah) baik dari kalangan kaum kafir (Amerika dan sekutunya), juga kaum muslimin yang dianggap berlawanan dengan aqidah dan politik ISIS (Wahhabi Takfiri).
Ironisnya, akhir-akhir ini, di Indonesia mulai dideklarasikan pendirian cabang Khilafah Islamiyah versi ISIS ini di beberapa daerah, seperti di Jakarta, Bandung, Solo, Jawa Timur dan sebagainya, yang dilakukan oleh para simpatisan ISIS, dan dimotori oleh para mantan mukimin Iraq dan Siriya tersebut.
ISIS itu sedikit berbeda dengan kelompok HTI, sekalipun sama-sama tidak mengakui keabsahan kedaulatan negara manapun yang tidak bergabung dengan mereka.
Khusus ISIS, mereka mewajibkan setiap muslim harus berbaiat kepada Syekh Abu Bakar Albaghdadi dan menjadi anggota DAULAH ISLAMIYAH ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SHAM. Jadi menurut ISIS, seluruh negara-negara itu harus dilebur jadi satu dalam kekuasaan KHALIFAH ABU BAKAR AL-BAGHDADI. Tentunya keyakinan ISIS ini sangat membahayakan Kedaulatan NKRI.
Dalam satu riwayat disebutkan dalam kitab ‘Alfitan’, karya Syeikh Nu’aim bin Hammad, sekalipun derajat sanadnya perlu dipertanyakan, bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib telah mengingatkan akan datangnya satu golongan kejam yang akan mengibarkan Panji-Panji Hitam, yang menyerupai Panji-Panji Hitam milik Imam Mahdi.
Ucapan beliau ini juga terekam di dalam kitab Kanzul Ummal yang dihimpun oleh Ulama Besar Ahlus Sunnah yang bernama Al Muttaqi Al Hindi, pada riwayat nomer 31.530, Imam Ali berkata : \"Jika kalian melihat bendera-bendera Hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada, jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian (artinya tetap tenang, jangan menyambut seruan mereka, jangan larut dalam euforia mendukung pasukan itu), kemudian akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya), tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi (hati keras membatu jauh dari cahaya hidayah), mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah (pemilik Negara, dan saat ini ISIS telah mengumumkan berdirinya Daulah Islam di Iraq dan Syam), mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada Al Haq (kebenaran) tapi mereka bukan Ahlul Haq (pemegang kebenaran), namanya dari sebuah julukan, marganya dari nama daerah, rambut mereka tak pernah dicukur, panjang seperti rambut perempuan, jangan bertindak apapun sampai nanti terjadi perselisihan di antara mereka sendiri, kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya”
Yang perlu dicermati, bahwa kalimat ‘namanya adalah julukan’, ini selaras dengan nama yang diawali dengan kata "Abu" (Abu Bakar). Kalimat ‘marganya dari nama daerah’, ini selaras dengan marga ‘Al-Baghdadi’ yang merujuk kepada ibu kota Iraq saat ini yakni Baghdad.
Lebih jauh lagi bahwa Abu Bakar Al-Baghdadi adalah pemimpin ISIS yang telah mengumumkan dirinya sebagai Khalifah/Amirul Mu`miniin.
Semoga saja peringatan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini, sekalipun derajat sanadnya masih perlu dikaji lagi, namun minimal dapat mengingatkan umat Islam agar tetap waspada dan berhati-hati jika akan bergabung dengan golongan-golongan yang berciri khas seperti ISIS ini.
Oleh Admin PejuangIslam.com
Dirangkum dari berbagai sumber
hadis diatas salah,,,yang benar ialah jika melihat panji hitam,datang dan berbaiat lah walau dengan merangkak,,ini saya yakin mau merusak agama islam
ReplyDeleteMuslimedianews cuma melihat tayangan video dari media2 non muslim yg menyudutkan perjuangan mereka...ada baiknya cari berita langsung dari sumbernya, bila perlu datang ke Irak, agar umat Islam tidak termakan fitnah...
ReplyDeletewaspadalah terhadap berita dari mereka-mereka yang memakai sangka-sangka, karena mereka yang memakai prasangka/akal tergolong dari orang fasiq. dan carilah kebenarannya dengan berdialog kepada mereka-mereka yang menjadi tertuduh itu, supaya kamu tidak menjadi bagian dari mereka yang fasiq.
ReplyDeletekacau nih berita, orang muslim bukan sih yang nulis?... kalau muslim tolong jangan rusak islam dengan kebodohan.
ReplyDelete