BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Sunday, October 19, 2014

Gus Najih dan Buku 'Membuka Kedok Tokoh-Tokoh Liberal dalam Tubuh NU'

Muslimedianews.com ~ Buku "Membuka Kedok Tokoh-Tokoh Liberal Dalam Tubuh NU" tulisan KH Muhammad Najih Maimoen, disapa Gus Najih, merupakan salah satu buku yang cukup mengejutkan bagi warga NU karena terkesan bertendensi provokatif, meskipun mungkin saja penulisnya bermaksud baik dalam rangka menasehati dan sebagainya.

Lebih dari 20 tokoh NU disebutkan dalam buku yang covernya terdapat foto Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki dan lambang NU tersebut. Tidak diketahui korelasi antara adanya foto Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki pada covernya dengan tujuan buku tersebut.

Ulil Abshar Abdalla (Ulil) dan Muhammad Luthfi As-Syaukani yang disebutkan dalam buku tersebut mungkin bukan sesuatu yang mengejutkan karena mereka kerap tampil dengan pemikirannya yang "nyleneh". Demikian pula KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Tetapi nama-nama seperti Gus Solah (KH. Shalahuddin Wahid, PP Tebuireng), Gus Mus (KH. A. Mustofa Bisri), Prof. Nasaruddin Umar, Prof. Alwi Abdurrahman Shihab, KH Ahmad Bagja, dan lainnya dimasukkan  sebagai bagian dari tokoh Liberal  adalah sesuatu yang sangat mengejutkan.


Terlepas dari kontroversi yang ada, boleh jadi hal itu hanyalah kesalah pahaman yang perlu diluruskan dengan komunikasi yang intens antar pihak-pihak terkait. Komunikasi, duduk bersama para tokoh-tokoh NU perlu dibangun agar tidak menimbulkan kontroversi yang membingungkan umat.

Berkaitan dengan Gus Najih, ada cerita yang menarik dari salah seorang aktifis NU di Surabaya, Jatim, bahwa penerbit al-Miftah Surabaya pernah bertanya kepada Kyai Musthofa Bisri (Gus Mus), Rais Am PBNU: “Kyai, Gus Najih kok nulis buku tentang orang-orang liberal di NU?” (Gus Mus masuk kategori di buku itu).

Gus Mus menjawab: “Najih niku ponakan kulo” (Gus Najih itu keponakan saya), ia tidak pernah kumpul-kumpul dengan kerabat, kyai dan sebagainya untuk tabayyun. Asal ia dengar, langsung diyakini tanpa klarifikasi.”
red. Ibnu L' Rabassa
Foto : Gus Najih membaca tabloid Media Umat milik HTI. (hizbut-tahrir.or.id)
Cover buku "Membongkar Kedok Liberal Tokoh-Tokoh NU" karya Gus Najih. Mengapa dicantumkan foto Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki ?

« PREV
NEXT »

22 comments

  1. malu maluin aja putranya kyai ... tuduhan anda ini memalukan .. sampai menuduh orang2 / ulama yg berfikir tentang rahmatan lil 'alamin... dituduh liberal.. padahal, ulama yang dituduh lebih baik pemikirannya tentang islam & negara. belajar baca & berfikir donk, gus ... malu maluin aja ... apa hubungannya sayyid maliki dlm covernya dgn tokoh2 yang dituduh dalam buku. sayyid zet hasan bin yahya al-habsyi.

    ReplyDelete
  2. Anda itu gmana belom baca buku beliau sudah berani berkomentar miring.... baca dulu bukunya dan lihat refrensinya jenk

    ReplyDelete
  3. bukunya kan udah ada refrensinya bro seharusnya yg perlu di pertanyakan dan mengandung profokasi itu omongan anda

    ReplyDelete
  4. Selain duduk bareng, perlu diterbitkan buku jawaban/sanggahan oleh Tim Sarkub NU nih. Ditunggu Yai, sebagai tameng dan filter kepada kami selaku generasi muda NU. Matur suwun, wassalam.

    ReplyDelete
  5. Enggih Yek, harus ada tabayyun antara Gus Najih dan ke-20 tokoh tersebut.

    ReplyDelete
  6. emangnya kenapa dgn liberal ?

    ReplyDelete
  7. Ada yg hilang pd diri penulis akan tradisi indah orang2 NU yaitu silaturrohim dan tabayyun, fikiran dan keilmuan tdk bisa kita pandang terlebih kita nilai dr jauh....monggo.

    ReplyDelete
  8. Hehehee... Orang NU berfikiran liberal pada marah2.. kader2 NU terlalu banyak yg sudah hampir kafir atau bahkan sudah menjadi kafir sebab lebih mengutamakan hukum yg di buat oleh otak mereka dari pada hukum Allah SWT,

    ReplyDelete
  9. Sejak zaman kanjeng Nabi sudah terbukti umat islam yg lurus tidak bisa dikalahkan dengan perang fisik, maka musuh islam berusaha mencari jalan lain untuk menghancurkan islam yaitu dg membengkokkan umat islam melalui perang pemikiran. indonesia boleh menjadi negara dg muslim terbesar tapi harus dibuat juga pelacuran terbesar. harus dibuat kemaksiatan merajalela dan jadi biasa, harus disamarkan antara bertindak tegas dg keras shg jika ada yg berusaha melawan kemaksiatan dengan tegas itu bearti keras & salah krn islam itu lemah lembut dll.
    maka yg terjadi di indonesia, anda akan dg sangat mudah menemukan pelacur, miras dan bentuk kemaksiatan lainnya, sedang fpi yg berusaha memberantas kemaksiatan tsb malah dibuly. ironis bukan

    ReplyDelete
  10. Ahmad Mulyadi Bayyurifi20 October 2014 at 20:15

    Lebih memalukan lagi komentar orang yg belum baca buku beliau apalagi belum mengenal kedekatan beliau dg sayid muhammad yg telah membentuk karakter keislaman beliau.
    Bila ulama yg dituduh lebih baik pemikirannya tentang islam dan negara menurut sayyid zet, lalu dasarnya apa pentarjihan anda???

    ReplyDelete
  11. waduh najih memang orang tidak gaul. memang dia kuper kalau kata tetangga nya. hahahah kalau hanya najih yg sok referensi ...memang orang yg dia tuduh liberal apa tak punya guru besar dan bahkan orang yg dia tuduh guru besar. .... najih itu memang orang kuper

    ReplyDelete
  12. semua hanya sandiwara agar ketahuan siapa siapa orang yg tidak suka nu ..... pinter gus najih ini. tidak kah kita lihat bagaimana mbah moen seakan akan benci gusdur ...ternyyata mereka akur hahahahah ketahuan deh orang orang yg benar musuhnya nu ....

    ReplyDelete
  13. dan semua itu memnng sudah menjadi bagian bagian.masing masing dan pada posisi posisi masing masing sesuai skenario Allah dalam membela nu

    ReplyDelete
  14. wahai saudara saudara ku....Narasi Buku itu dan Judulnya saja sudah memprovokasi..tidak kah anda sendiri melihat dan membacanya....Tuduhan itu adalah bentuk fitnah dan islam sangat membenci ahli fitnah...dalam al Quran al Hujurat 46 : 6 (supaya meneliti berita/kabar /info dari seseorang)...lalu anda gus najih dan ahmad mulyadi bayyurifi....lihat lah tokoh tokoh yg anda tuduhkan..track record mereka ...anda harus adil melihat mereka dalam dua aspek (jgn cuma satu sisi) akhirnya anda merasa benar sendiri....lalu apa hubungannya antara sampul anda Sayid maliki dgn buku anda..secara eksplisit anda akan menyatakan klu anda ini adalah kepanjangan tangan dari sayyid itu anda mengeksploitasi dan mengakuisisi pemikiran anda seperti pemikiran sayyid al maliki?Ukhuwah islamiyah harus diutamakan...anda orang NU tetapi mengingkari Ulil amri anda yaitu ketum PBNU (mantan alm gus dur) dan kang said agil sirat..padahal di Al Quran jelas Taat lah kepada Allah Rasul dan Ulil amri....mudah mudahan anda sadar dan diberi hidayah...karena musuh kita bukan orang lain namun diri kita sendiri...

    ReplyDelete
  15. anda ini suka menjustifikasi orang kafir padahal belum tentu diri anda lebih baik dari orang orang tersebut....tolong donk stop pengkafiran dan mengadili seseorang tanpa ada tabayyun...

    ReplyDelete
  16. FPI itu bukan hanya di buly tetapi harus di BUBARIN...karena Amar makruf bil makruf.....klu baca dalil itu yg menyeluruh & utuh/KAfah...jadi musuh yg terbesar adalah Diri sendiri/hawanafsu....ngak usah nyalahin orang ...RASUL SAW itu berdawah dgn aklak dan tutur sopan....klu pun ada peperangan tetapi tidak melecehkan dan merusak tempat ibadah/anarkis...kepada yg berbedapa pemikiran dan pandangan

    ReplyDelete
  17. manusia emang tempatnya salah dan dosa.

    ReplyDelete
  18. Ibarat bintang bintang dikangit, biarkan pada tempat edar masing2. Setiap Ulama punya keilmuan yg tidak harus sama. Karena dengan jalan itulah akan terbuka ilmu yang lain. Salah bisa dibilang benar. Benar bisa dibilang salah. Karena hanya Alloh swt yang Maha Benar.

    ReplyDelete
  19. STANDAR GANDA! Gus Dur yang jelas-jelas liberal disanjung-sanjung setinggi langit. Eh, giliran tokoh lain dikatakan liberal, kebakaran jenggot (padahal nggak pada jenggotan). Mestinya bangga dong!

    ReplyDelete
  20. STANDAR GANDA! Gus Dur yang jelas-jelas liberal disanjung-sanjung setinggi langit. Eh, giliran tokoh lain dikatakan liberal, kebakaran jenggot (padahal nggak pada jenggotan). Mestinya bangga dong!?

    ReplyDelete
  21. STANDAR GANDA! Gus Dur yang jelas-jelas liberal disanjung-sanjung setinggi langit. Eh, giliran tokoh lain dikatakan liberal, kebakaran jenggot (padahal nggak pada jenggotan). Mestinya bangga dong! deh!

    ReplyDelete
  22. STANDAR GANDA! Gus Dur yang jelas-jelas liberal disanjung-sanjung setinggi langit. Eh, giliran tokoh lain dikatakan liberal, kebakaran jenggot (padahal nggak pada jenggotan). Mestinya bangga dong!!

    ReplyDelete