Sidney, Muslimedianews.com ~ Sebuah program televisi menampilkan wajah-wajah mualaf Australia. Ini merupakan satu cara menjembatani kesepahaman antara umat Islam dan warga Australia. Di luar itu, acara ini sekaligus memperkenalkan mualaf kepada umat Islam yang mungkin tidak tahu keberadaan mereka.
Sarah, keturunan Aborigin Australia mengaku telah mendapatkan kedamaian hidup usai menjadi Muslim. "Saya bangga menjadi Muslim Aborigin Australia. Saya belum pernah merasakan ketenangan yang luar biasa, saat shalat dan berdoa. Ini yang tidak pernah saya rasakan sebelum menjadi Muslim," kata dia seperti dilansir SBS, Selasa (14/10ظ2014).
Sarah mengaku kerap mendengar soal Islam yang lebih identik dengan kekerasan. Namun, Sarah lebih percaya dengan apa yang dikatakan Alquran tentang Islam dan Muslim. "Tidak ada di sana menyiksa orang lain, konflik, dan peperangan," kata dia.
Sarah pun berpesan kepada warga Australia agar menghargai keberagaman dan tidak perlu takut dengan perbedaan. "Saya juga seorang Australia. Darah saya merah, saya punya rambut. Namun, ada cara dimana saya memiliki panduan untuk menjalani hidup. Saya berhijab," kata dia.
Sebelum menjadi Muslim, Sarah yang kini berhijab mengungkap butuh waktu lama baginya untuk menemukan kebenaran Islam. Ia baca buku, laman tentang islam dan Muslim, dan sumber-sumber lainnya.
Lukas, salah seorang mualaf lainnya, mengaku pemberitaan media tentang Islam dan Muslim tidaklah benar. "Saya tahu Islam itu benar. Itulah yang memberikan saya rasa damai," kata dia.
Produser program tersebut, Patrick Abboud mengatakan, hadirnya program ini didorong oleh keinginan menunjukan warga Australia yang memilih menjadi Muslim. "Banyak dari mereka tidak pernah dibicarakan. Mereka juga warga Australia, sama-sama menyukai pantai," kata dia,
Presiden Asosiasi Mualaf Australia, Said Kanawati mengatakan jumlah warga Australia yang memeluk Islam mencapai 3-4 orang per pekan. "Dengan situasi saat ini, kita dan Anda (mualaf) akan melihat orang-orang memandang berbeda. Disiniah tugas kita dan Anda untuk memperkenalkan apa itu Islam dan Muslim. Harapannya akan hilang rasa takut di masa depan," ucapnya.
Sumber via Republika
Sarah, keturunan Aborigin Australia mengaku telah mendapatkan kedamaian hidup usai menjadi Muslim. "Saya bangga menjadi Muslim Aborigin Australia. Saya belum pernah merasakan ketenangan yang luar biasa, saat shalat dan berdoa. Ini yang tidak pernah saya rasakan sebelum menjadi Muslim," kata dia seperti dilansir SBS, Selasa (14/10ظ2014).
Sarah mengaku kerap mendengar soal Islam yang lebih identik dengan kekerasan. Namun, Sarah lebih percaya dengan apa yang dikatakan Alquran tentang Islam dan Muslim. "Tidak ada di sana menyiksa orang lain, konflik, dan peperangan," kata dia.
Sarah pun berpesan kepada warga Australia agar menghargai keberagaman dan tidak perlu takut dengan perbedaan. "Saya juga seorang Australia. Darah saya merah, saya punya rambut. Namun, ada cara dimana saya memiliki panduan untuk menjalani hidup. Saya berhijab," kata dia.
Sebelum menjadi Muslim, Sarah yang kini berhijab mengungkap butuh waktu lama baginya untuk menemukan kebenaran Islam. Ia baca buku, laman tentang islam dan Muslim, dan sumber-sumber lainnya.
Lukas, salah seorang mualaf lainnya, mengaku pemberitaan media tentang Islam dan Muslim tidaklah benar. "Saya tahu Islam itu benar. Itulah yang memberikan saya rasa damai," kata dia.
Produser program tersebut, Patrick Abboud mengatakan, hadirnya program ini didorong oleh keinginan menunjukan warga Australia yang memilih menjadi Muslim. "Banyak dari mereka tidak pernah dibicarakan. Mereka juga warga Australia, sama-sama menyukai pantai," kata dia,
Presiden Asosiasi Mualaf Australia, Said Kanawati mengatakan jumlah warga Australia yang memeluk Islam mencapai 3-4 orang per pekan. "Dengan situasi saat ini, kita dan Anda (mualaf) akan melihat orang-orang memandang berbeda. Disiniah tugas kita dan Anda untuk memperkenalkan apa itu Islam dan Muslim. Harapannya akan hilang rasa takut di masa depan," ucapnya.
Sumber via Republika
No comments
Post a Comment