Gusdurian Kurang Faham Alur Cerita Sehingga Membuat Fitnah
Hari ini jum’at kliwon tanggal 11 april 2014 M setelah sholat maghrib bersama syaikhina maimoen zubair di musholla PP Al-Anwar, saya kanthongumur bersama beliau menuju kamar untuk memijat beliau.
Disela-sela memijat saya mencoba bertanya ”yai dalem bade tanglet ” (yai saya mau bertanya).
Beliau menjawab: ono opo? (ada apa?).
Saya: nopo leres yai nate ngimpi kepanggeh gus dur soho mbah hasyim, lan ma’mum sholat kalian gus dur? (apa yai pernah bermimpi bertemu gus dur dan anda serta mbah hasyim berma’mum kepada gus dur?).
Beliau menjawab: “wektu haul gus dur ono wong cerito karo aku yen ngimpi kepetuk aku, gus dur lan mbah hasyim. Wong iku cerito yen aku karo mbah hasyim ma’mum karo gus dur, yo maklum wong maqome gus dur nang ngarepe mbah hasyim, Aku melu ngrumat mayite gus dur”. (pada waktu haulnya gus dur ada seseorang yang bercerita kepada ku, bahwa orang itu bermimpi bertemu aku, gus dur dan mbah hasyim, dalam mimpi orang itu aku dan mbah hasyim ma’mum kepada gus dur, ya maklum karena letak maqom gus dur ada di depan mbah hasyim dan aku juga ikut merawat jenazah gus dur).
Saya:”tiang wau asmane sinten?” (orang itu bernama siapa?).
Beliau: “aku lali sopo jenenge”. (aku lupa siapa namanya).
Setelah itu datang mas rozaq karena ada telepon dari pak asnawi kudus yang akan melaporkan perolehan suara yang ada di kudus kepada beliau. Dan saya kanthongumur keluar dari kamar kemudian menuju kantor muhadloroh pp al-anwar untuk menulis tulisan ini.
Tulisan ini saya buat untuk mengklarifikasi adanya berita yang santer di internet yang ditulis oleh Sya’roni As Samfuriy yang mengaku sowan kepada beliau syaikhuna maimoen dan kata Sya’roni As Samfuriy bahwa beliau bercerita bahwa beliau mbah maimoen dan mbah hasyim sholat berma’mum kepada gus dur. Sya’roni As Samfuriy kurang faham alur cerita sehingga membuat fitnah yang luar biasa. Dan yang bermimpi itu seseorang dan orang itu bercerita kepada mbah maimoen. Dan beliau syaikhina menghormati gus dur sehingga ketika gus dur meninggal pun ikut merawat janazahnya sampai liang kubur.
Karena itu, saya peringatkan kepada Sya’roni As Samfuriy untuk berhati-hati apabila hendak menulis sesuatu tentang orang-orang besar, dan mohon anda menulis klarifikasi dan bertaubat, jangan membuat resah masyarakat kembali.
ﻭﻣﺎ ﻣﻦ ﻛﺎﺗﺐ ﺇﻻ ﺳﻴﺒﻠﻰ *ﻭﻳﺒﻘﻰ ﺍﻟﺪﻫﺮ ﻣﺎ ﻛﺘﺒﺖ ﻳﺪﺍﻩ
ﻓﻼ ﺗﻜﺘﺐ ﺑﻜﻔﻚ ﻏﻴﺮ ﺷﻲﺀ * ﻳﺴﺮﻙ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺃﻥ ﺗﺮﺍﻩ
Persoalan diatas sudah pernah diklarifikasi oleh MMN pada 11 April 2014 lalu. Lalu untuk tujuan apa dimunculkan kembali?.
BACALAH DENGAN BAIK:
Perlu diketahui bahwa, Sya'roni (selaku penulis) tidak pernah mengaku sowan kepada Syaikhuna Maimoen. Yang benar adalah salah seorang santri Mbah Moen. Hal ini sudah disampaikan Sya'roni As-Samfuri di kolom komentar facebook Kanthongumur.
Tulisan yang diposting oleh fanpage "NU Garis Lurus" (8/2/2015) itu juga pernah dimunculkan dalam fanpage pendukung FPI (Front Pembela Islam) dengan judul provokatif "Bikin Ulah, Seseorang Pengkultus Gusdur Pun Mendapatkan Teguran". (9/4/2014)
Kali ini dimunculkan kembali dengan oleh pengelola "NU Garis Lurus" dengan judul "Gusdurian Kurang Faham Alur Cerita Sehingga Membuat Fitnah", PADAHAL penulis aslinya tidak memberikan judul yang provokatif seperti itu.
Lihat screenshot penulis aslinya :
PENULIS klarifikasi yang asli https://www.facebook.com/kanthongumur/posts/322191644600908?stream_ref=5 |
Demikian penjelasan kami. Kami sampaikan dalam rangka memberi tahu kejadian yang sesungguhnya.
-Redaksi MMN -
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=512893955516346&id=467428066729602 |
No comments
Post a Comment