Nabi Muhammad SAW berdakwah secara terang-terangan dan sembunyi, siang dan malam, tanpa menganiaya orang, tanpa memproklamasikan permusuhan, meski kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan Beliau. Diriwayatkan, ada seorang kafir menuju kota Madinah untuk membunuh Rasulullah SAW, namanya Tsumamah bin Atsal. Sesampainya di Madinah, ia dipergoki Umar bin Khaththab. Syahdan, setelah mengetahui niat buruk Tsumamah, Umar mengikat Tsumamah di tiang masjid dan meminta izin kepada Rasulullah untuk membunuhnya.
Para sahabat melaksanakan perintah itu. Setelah itu Rasulullah mengajak Tsumamah untuk memeluk Islam, namun ia tidak masuk Islam saat itu. Nabi SAW membiarkannya pergi. Tak lama kemudian, pria ini kembali menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Dia berkata, “Agar orang tidak menyangka aku masuk Islam karena takut dibunuh.”
Inilah toleransi Islam terhadap orang kafir, bahkan terhadap orang yang akan membunuh Rasulullah SAW. Nabi SAW menginstruksikan kepada pasukan yang keluar untuk berjihad, agar mereka tidak membunuh wanita, anak kecil, orang yang tengah beribadah, serta agar mereka tidak memotong pohon dan batu.
Nabi SAW mengunjungi tetangganya, seorang Yahudi, yang telah meletakkan kotoran di depan rumahnya. Saat mengetahui pria Yahudi itu sakit, Nabi SAW menjenguknya. Seketika itu pula ia menyatakan masuk Islam.
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Nabi adalah nabi rahmah. Al-Qur’an adalah kitab rahmah. Islam tidak mengenal kekerasan, radikalisme, terorisme, dan pembunuhan terhadap orang-orang tak bersalah.
Dengan cara inilah Islam menyebar, yakni dengan hikmah, mau’izhah hasanah, dan debat dengan cara yang baik.
Allah SWT memerintahkan agar kita hanya mengatakan sesuatu yang baik. Allah berfirman (yang artinya): “Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah::83) Kepada siapa? Kepada seluruh manusia, tidak ada bedanya antara muslim dan non-muslim.
Islam agama yang memerintahkan kebaikan dan melarang semua jenis kejelekan. Nabi Muhammad SAW memerintahkan berbuat baik dan kasih sayang kepada seluruh makhluk. Dalam hadits disebutkan (yang artinya): “Sesungguhnya Allah mewajibkan kebaikan (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kamu membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaknya seseorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan mengistirahatkan hewan yang akan disembelihnya.”
Rasulullah SAW memaafkan penduduk Makkah dalam peristiwa pembebasan kota itu. Padahal sebelumnya, mereka mengusir Nabi dan para sahabat. Setelah Nabi mampu menggempur mereka, justru Nabi mengatakan, “Pergilah, kalian bebas!”
Sekali lagi, inilah toleransi Islam dan kasih sayang Rasulullah SAW.
Disampaikan Oleh: Syaikh Hammada Muhammed Abdunnasher, delegasi Universitas al-Azhar di Indonesia . Sumber : mediaummat
No comments
Post a Comment