BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, February 22, 2016

Perbedaan Ghasab dan Mencuri

Muslimedianews.com ~ Ulama’ dari kalangan madzhab Syafi’i diantaranya Imam Taqiyuddin Al Hishni didalam kitabnya Kifayah Al Akhyar memaparkan bahwa ghasab secara etimologi (bahasa) adalah mengambil sesuatu secara paksa dan terang-terangan. Sedang secara terminologi (istilah) adalah penguasaan terhadap harta orang lain secara sewenang-wenang. Hal senada juga telah dikemukakan oleh Imam Al Rafi’i. Namun didalam ungkapan tersebut masih terdapat sedikit kejanggalan, maka dari itu Imam Taqiyuddin Al Hishni mengutip pernyataan Imam Al Nawawi yang menyatakan bahwa ghasab adalah menguasai hak orang lain dengan cara yang tidak benar (dengan mengubah ungkapan Imam Al Rafi’i ya’ni kata “harta orang lain” menjadi kata “hak orang lain”).

Pengertian kata “hak” adalah meliputi harta benda juga yang lain seperti Anjing, pupuk, kulit bangkai, manfa’at dan hak-hak orang lain seperti menempatkan seseorang dari tempat yang diperbolehkan seperti jalan dan Masjid.

Adapun definisi mencuri adalah mengambil harta orang lain secara sembunyi-sembunyi dan mengeluarkan dari tempat penyimpanannya yang dikenakan had (hukum potong tangan) bagi pelakunya dengan ketentuannya berdasar Al Qur’an, Hadist dan Ijma’.


Imam Muhammad Ibnu Muhammad Al Mukhtar Al Syangqity, salah seorang Ulama’ dari kalangan Madzhab Hambali menuturkan beberapa perbedaan antara ghasab dan mencuri yang diuraikan sebagai berikut:
  • Ghasab adalah mengambil secara paksa dan terang-terangan baik diambil dari tempat penyimpanannya atau tidak. Sedang mencuri adalah mengambil secara sembunyi-sembunyi dari tempat penyimpanannya.
  • Pelaku ghasab tidak wajib di had. Sedang pelaku mencuri wajib di had dengan ketentuannya.
  • Didalam ghasab tidak ada ukuran dan kadar tertentu bagi barang yang di ghasab, baik sedikit atau banyak, baik barang berharga atau bukan. Sedang didalam pencurian terdapat ukuran dan kadar tertentu bagi barang yang dicuri yang dapat menyebabkan pelakunya di had. Maka tidaklah dikatakan pencuri (yang wajib di had) jika tidak mencapai satu nishab.

Majelis Taklim Tanah Merah

« PREV
NEXT »

No comments