BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Thursday, March 17, 2016

Kalau Ada Kiai Bisa Terbang atau Berjalan Diatas Air. Apakah Wali Allah?

Muslimedinews.com ~ Sebagian orang mungkin pernah mendengar kisah-kisah orang bisa terbang, bisa berjalan diatas air, bisa menghilang dan sebagainya. Perlu diketahui ada segelintir umat Islam yang tidak memahami antara Tasawuf, Karamah dan Waliyullah. Umumnya mereka anti terhadap tasawuf. Sikap ini berimbas pada ketidak percayaan terhadap adanya karomah, kejadian luar biasa yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang bertaqwa.

Allah SWT berfirman :

ﺃَﻟَﺎ ﺇِﻥَّ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﺧَﻮْﻑٌ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﻫُﻢْ ﻳَﺤْﺰَﻧُﻮﻥَ ‏(62 ‏) ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﻭَﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﺘَّﻘُﻮﻥَ ‏(63 ‏) ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﺒُﺸْﺮَﻯ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟْﺂَﺧِﺮَﺓِ ﻟَﺎ ﺗَﺒْﺪِﻳﻞَ ﻟِﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺫَﻟِﻚَ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻔَﻮْﺯُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢُ ‏(64 ‏)
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang beriman dan selalu bertaqwa . Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat- kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (QS. Yunus : 62 – 64)

Al-Wali secara bahasa maknanya adalah dekat. Secara istilah, al-Waliy atau Waliyullah atau Wali Allah adalah orang yang dekat kepada Allah. Kedekatannya ini dikarenakan ia menjalankan segala perintahNya, menjauhi semua laranganNya bahkan larangan sekecil apapun ia jauhi, tidak mendekatinya, kemudian memperbanyak amal-amal ibadah sunnah dan bersamaan dengan itu ia tidak pernah bosan berdzikir kepada Allah SWT serta tidak pernah berhenti dan tidak pernah kering lisannya yang selalu basah untuk menyebut asma Allah SWT, ia tidak pernah melihat hal ihwalnya orang lain, relung hatinya tidak pernah menyimpan sesuatu kecuali hanya untuk Allah SWT, yang ia lihat hanyalah petunjuk kemampuannya Allah seperti halnya bergerak, sakit dan sehat itu semua pemberian karunia Allah SWT, tidak pernah mengeluh dan selalu bersama Allah misalkan ada pemasalahan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang naik tidak menjadikannya merasa susah atau BBM malah turun baginya biasa-biasa saja atau kurs Dollar (USD) naik maka itu tak menjadi masalah atau bahkan Rupiah (IDR) sampai anjlok pun tetap ia merasa santai biasa karena baginya tidak pernah terlintas ataupun terbesit dalam pikiran dan hati seorang Wali itu dunia dan dunia, yang ia lihat hanya ayat Al-Qur’an, yang diucapkan pun tidak pernah mengucap kecuali hanya menyebut dan memuji Allah dan Rasul-Nya makanya ia tidak pernah sempat membicarakan, mengumpat, ataupun melakukan ghibah kepada orang lain, dan dirinya tidak pernah bergerak kecuali untuk taat kepada Allah sehingga kakinya hanya digunakan untuk melakukan ketaatan kepada Allah.

وقيل علامة الولى ثلاثة شغله بالله تعالى وفراره الى الله تعالى وهمه الى الله عز وجل
"Dikatakan bahwa tanda-tanda wali itu ada tiga, yaitu selalu sibuk dengan Allah, lari menuju pada Allah, dan tujuannya semata-mata pada Allah 'Azza wa Jalla" (Sirojut Tholibin (1/17))

Inilah Wali Allah yang tidak ditunjuk kecuali orang-orang yang bertaqwa..

Wali Allah terkadang terkenal dimasyarakat, seperti Uwais al-Qarni, Ibrahim bin Adham, dan sebagainya. Kisah-kisah mereka menjadi pelajaran bagi umat Islam.

وقال ابو عثمان المغربى الولى قد يكون مشهورا ولكن لا يكون مفتونا بأن تكون شهرته بركة عليه وعلى غيره
"Abu Utsman Al-Maghrabi berkata: "Wali itu terkadang masyhur (terkenal) namun tidak menjadikan ia terfitnah dengan adanya kemasyhurannya, justru kemasyhuran tersebut menjadi berkah baginya dan orang lain" (Sirojut Tholibin (1/17))

Seorang Wali bukanlah seorang yang harus memakai imamah, jubah, atau yang memiliki karomah. Ada Wali yang punya karomah tapi ada juga yang tidak punya karomah. Mana yang lebih baik?

Menurut Imam Al-Ghazali seorang Wali yang tidak punya karomah itu lebih besar (baik) daripada yang punya karomah. Dan karomah sendiri mulai banyak bermunculan ketika masuk pada zaman Tabi’in sedangkan pada zaman Sahabat itu masih sedikit, tercatat ada Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Sayyidina Umar bin Khattab ra. yang memiliki karomah. Padahal kita ketahui bahwasanya Sahabat Nabi itu kedudukannya berada di atas para Auliya atau Waliyulloh.

Karomah Abu Bakar al-Shiddiq

و قال الفخر الرازى فى تفسير سورة الكهف : و قد ذكر قليلا من كرامات الصحابة فقال : أما أبو بكر رضي الله عنه فمن كراماته : أنه لما حملت جنازته الى باب قبر النبي صلى الله عليه و سلم و نودي السلام عليك يا رسول الله , هذا أبو بكر بالباب فاذا الباب قد انفتح و اذا بهاتف يهتف من القبر : أدخلوا الحبيب الى الحبيب
"Dan Imam Fakhrur Rozi berkata di dalam kitab tafsir Surat Al-Kahfi: Dan sesungguhnya aku hanya menceritakan sedikit tentang karomahnya sahabat Nabi Muhammad saw. Ia berkata: Adapun karomahnya Abu Bakar RA, di antaranya: Ketika jenazahnya (Abu Bakar) dibawa ke pintu makam Nabi Muhammad saw, beliau mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad saw: As-Salamu 'alaika yaa Rasulallah (Semoga keselamatan Allah dilimpahkan kepada engkau hai Rasulullah !!). Ini adalah Abu Bakar di pintu makammu. Kemudian, seketika itu juga pintu makam benar-benar terbuka. Seiring dengan itu ada suara hatif (suara tanpa rupa) yang keluar dari makam itu menjawabnya: Silahkan masuk kekasih Allah kepada kekasih-Nya yang lain !" (Syaikh Yusuf al-Nabhani, Jami' Karamat al-Auliya (1/128))

Wali Allah Setelah Wafat

قال الشيخ السيد عبد الله بن علوي الحداد  رضي الله عنه :  ان الأخيار اذا ماتوا لم تفقد منهم الا أعيانهم وصوارهم واما حقائقهم فموجودة فهم أحياء في قبورهم , واذا كان الولى حيا في قبره فإنه لم يفقد شيأ من علمه وعقله وقواة الرحانية بل تزداد أرواحهم بعد الموت بصيرة وعلما وحياة الرحانية وتوجها إلى الله , فإذا توجهت أرواحهم إلى الله تعالى في شيء قضاه سبحانه وتعالى وأجراه إكراما لهم.
"Syaikh Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad berkata: "Sesungguhnya orang-orang pilihan (waliyullah) jika mereka wafat, tidak hilang dari mereka kecuali hanya jasad dan bentuknya saja. Adapun hakekatnya,  mereka hidup dalam kubur mereka. Dan ketika seorang wali itu hidup dalam kubur mereka, sesungguhnya  tidak lepas dari diri mereka sedikit pun ilmu, aqal, dan kekuatan ruhani mereka. Bahkan bertambahlah pada arwah-arwah mereka bashirah, ilmu, kehidupan ruhaniyyah, dan tawajjuh mereka kepada Allah setelah kematian mereka. Dan jika arwah-arwah mereka bertawajjuh kepada Allah Ta’ala dalam suatu hal (hajat), maka Allah Ta’ala pasti memenuhinya dan mengabulkannya sebagai kehormatan bagi mereka." (Syaikh Ihsan bin Muhammad Dahlan al-Jampesi al-Kediri, Sirajut Thalibin, (1/466))

Kalau ada Kiai Bisa Terbang  dan Berjalan Diatas Air ?
Kalau ada Kiai (ulama) terbang? mungkin saja sebab karomah itu benar-benar ada. Kita menyakini adanya karomah, tetapi tidak wajib mempercayai seseorang bisa terbang atau bisa berjalan diatas air dan sebagainya. Percaya atau tidak itu sebuah pilihan bagi kita sendiri.

Yang kita lihat bukanlah karomahnya tetapi keta'atannya didalam menjalankan syari'at Islam. Oleh karena itulah, didalam kitab-kitab tasawuf sendiri diterangkan bahwa timbangan terhadap seseorang adalah bagaimana ia menjalankan perintah Allah, bukan atas dasar kemampuan berjalan diatas air.

( 179 ) ربما رزق الكرامة من لم تكمل له الاستقامة
يعني : أن الكرامة التي هي الأمر الخارق للعادة لا عبرة بها عند المحققين وإنما الكرامة الحقيقية هي الاستقامة . ومرجعها إلى أمرين : صحة الإيمان بالله عز و جل واتباع ما جاء به رسوله صلى الله عليه و سلم ظاهراً وباطناً . ولذا قال أبو يزيد : لو أن رجلاً بسط مصلاه على الماء وتربع في الهواء فلا تغتروا به حتى تنظروا كيف تجدونه في الأمر والنهي
وقيل له : أن فلاناً يمر في ليلة إلى مكة فقال : أن الشيطان يمر في لحظة من المشرق إلى المغرب
وقيل له : أن فلاناً يمشي على الماء فقال : الحيتان في الماء والطير في الهواء أعجب من ذلك
"Terkadang karamah diberikan justru pada orang tiada baginya istiqamah. Yakni karamah yang merupakan kejadian luar biasa tidaklah berarti bagi orang-orang ahli hakikat sebab karamah yang sesungguhnya bagi mereka adalah istiqamah. Rujukan dan sandaran istiqamah adalah keabshahan iman kepada Allah Azza Wa Jalla dan mengikuti segala yang diajarkan baginda Nabi Muhammad SAW secara lahir dan bathin.

Karenanya Abu Yazid al-Busthami berkata “Bila seorang mampu menggelar sajadah tempat shalatnya diatas air, mampu duduk bersila diudara (terbang) maka janganlah sesekali kalian tertipu hingga kalian jumpai bagaimana dirinya dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah”.

Ditanyakan pada Abu Yazid “Sesungguhnya si Anu mampu berjalan disatu malam menuju Makkah”. Beliau menjawab “Sesungguhnya setan mampu berjalan dari ujung timur keujung barat dalam sekejap mata”

Ditanyakan pada Abu Yazid “Sesungguhnya si Anu mampu berjalan diatas air”. Beliau menjawab “Ikan-ikan di air, burung-burung diudara lebih mengherankan ketimbang hal itu”. (Kitab tasawuf, berjudul Syarah al-Hikam al'Athaillah, (1/126))


Permasalannya adalah orang-orang yang biasanya anti terhadap kisah-kisah kiai yang memiliki karomah dan sebagainya itu orang-orang yang anti terhadap tasawuf, bukan dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah, tetapi kebanyakan dari orang-orang Wahhabi.

Menyakiti Wali Allah


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادٰى لِيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، (رواه البخاري
"Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah Saw bersabda, "sesungguhnaya Allah SWT berfirman: "Barangsiaapa yang memusuhi waliKu (kekasihKu) maka Aku nyatakan (umumkan) perang kepadanya" (HR. Bukhari).


Gambar Ilustrasi
« PREV
NEXT »

No comments