Shalat dibutuhkan oleh pikiran dan akal manusia, karena ia merupakan wujud dari hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan yang menggambarkan pengetahuan tentang tata kerja alam raya ini, yang berjalan dalam kesatuan sistem, shalat juga menggambarkan tata intelegensi semesta yang total yang mana diawasi dan dikendalikan oleh suatu kekuatan yang Maha dasyat dan Maha mengetahui, Tuhan yang maha Esa, dan bila demikian, maka tidaklah keliru bila dikatakan bahwa semakin mendalam pengetahuan seseorang tentang tata kerja alam raya ini, akan semakin tekun dan khusyuk pula ia melaksanakan shalat.
Lalu mengapa kita sanggup meninggalkan shalat? berbagai hadist telah menjelaskan betapa dahsyatnya siksa bagi orang-orang yang meninggalkan shalat. “Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, setiap kali benturan itu maka menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan shalat fardhu” (Riwayat Tabrani). Orang yang meninggalkan Shalat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqar. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata: “apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqar ?” orang-orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan shalat”.
Kerugian orang yang suka meninggalkan shalat yaitu rezeki akan dipersempit oleh Allah SWT, lalu akan ditolak do’anya oleh Allah SWT, tidak berkah umurnya, amal shalehnya akan ditolak dan tidak diberi pahala. Kerugian meninggalkan shalat shubuh yaitu cahaya wajah akan pudar, meninggalkan shalat dzuhur berkah dan rezekinya akan hilang, meninggalkan shalat ashar kesehatan mulai terganggu, meninggalkan shalat maghrib pertolongan anak akan jauh di akhirat nanti, meninggalkan shalat isya kedamaian dalam tidur sulit didapatkan.
Shalat merupakan salah satu ibadah yang paling dicintai oleh Allah swt, maka sungguh merugi mereka yang meninggalkan shalat. Shalat bukan hanya berfungsi sebagai ibadah orang islam kepada Allah swt, namun sungguh banyak manfaat dari shalat baik bagi jiwa maupun fisik. Dalam buku Thibbun Nabawiyy, Ibnu Qayyim al Jauziyyah pernah berkata, “shalat mendatangkan rezeki, memelihara kesehatan, menolak gangguan, mengusir penyakit, menolak kemalasan, melapangkan dada, memberikan santapan kepada ruh, menerangi hati, memelihara nikmat, menolak bencana, mendatangkan berkah, menjauhkan syaitan dan mendekatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Beberapa pembelajaran shalat yang dikaitkan dengan medis, menemukan bahwa ada beberapa manfaat shalat yaitu Ruku’ dengan posisi yang benar akan memberikan manfaat antara lain, menjaga melekatnya tulang tungging dengan tulang belakang sehingga persendian menjadi licin. Bagi wanita, dapat memperbaiki letak bayi yang kurang baik bagi ibu yang sedang hamil, sehingga pada saat melahirkan tidak mengalami patah tulang tunggingnya, memperlancar sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh, terutama ke otak/kepala sebagai pusat susunan syaraf, menyembuhkan kelainan-kelainan tulang belakang bagi anak-anak akibat posisi duduk yang kurang baik pada saat belajar misalnya penyakit kiposis (bungkuk), lordosis (menjorok ke depan) dan skoliosis (bengkok ke kanan atau ke kiri), sujud dengan posisi yang benar akan berpengaruh positif pada tubuh, yaitu menyembuhkan kelainan-kelainan tulang belakang bagi anak-anak akibat posisi duduk yang kurang baik pada saat belajar misalnya penyakit pada tulang punggung yaitu kifosis (bungkuk), lordosis (menjorok ke depan) dan skoliosis (bengkok ke kanan atau ke kiri). Sujud dengan posisi yang benar akan berpengaruh positif pada tubuh, yaitu otot menjadi kuat, limpa terpijit sehingga aliran darah menjadi lancar, sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh akan lancar, keperluan darah di otak pun akan terpenuhi.
Jika ditinjau dari segi psikologi terdapat beberapa aspek di dalam shalat yaitu seperti aspek meditasi, bahkan shalat merupakan meditasi tertinggi dengan efek luar biasa apabila dilakukan dengan benar dan khusyuk. Aspek autosugesti shalat dapat membimbing diri melalui proses pengulangan doa-doa atau bacaan shalat yang menyatakan suatu keyakinan atau perbuatan positif bagi mereka yang shalat. Aspek penyaluran emosi (katarsis), shalat menjadi sarana penghubung atau sarana komunikasi antara seorang hamba dan Tuhannya, saat sedang shalat kita dapat mengadu dan mengungkapkan isi hati kita kepada Allah SWT secara langsung sehingga beban emosi dapat tersalurkan secara tepat. Aspek pembentukan kepribadian maksudnya adalah melalui shalat, seorang hamba akan memiliki kedisiplinan karena kita dituntut untuk shalat tepat waktu maka apabila seorang hamba melaksanakan shalat tepat waktu kemungkinan akan terbiasa untuk selalu melaksanakan sesuatu sesuai dengan waktunya dan menjadi seseorang yang disipilin, cinta kebersihan, cinta persaudaraan, bertutur kata yang baik, dan bersungguh-sungguh dalam hidup. Maka sungguh merugi mereka yang meninggalkan shalat, karena manfaat shalat sungguh tak terhitung jumlahnya. Semoga kita selalu menjadi hamba Allah yang selalu menegakkan tiang agama yang satu ini, yaitu shalat!
Penulis : Annisa shavira
*Mahasiswi Psikologi Universitas Syiah Kuala, Banda aceh