Kalangan awam di Indonesia
dibingungkan dengan perkembangan situasi dakwah islam di Indonesia. Semenjak
reformasi, berbagai macam paham dan aliran masuk
dengan bebas tanpa saringan.
Paham-paham ini menawarkan
berbagai macam produk unggulan masing-masing. ada yang menawarkan produk
puritan "kembali quran dan sunnah" ingin mengembalikan islam seperti
zaman nabi, tetapi ujungnya adalah menikam umat dengan kata-kata "bid'ah"
dan mengakibatkan umat islam menghabiskan energi untuk sesuatu yang tidak
berguna.
Ada paham yang menawarkan
produk unggulanya berupa ideologi khilafah. Ketika kelompok ini menguat dan
menjadi mayoritas maka proyek selanjutnya adalah menguasai negara, mengganti ideologi,
sistem serta membubarkan negara. Agenda ini bisa memicu konflik horisontal,
menyulut perang saudara dan menyebabkan krisis politik, ekonomi, sosial dan
kemanusaia. Indonesia akan hancur dan menjadi santapan bagi kekuatan asing.
Proyek ini telah sukses dijalankan di Libia, Irak, Mesir, Tunisia, Yamam dan
Syria.
Selain itu masih banyak lagi
kelompok islam yang bermain dalam akrobat politik dengan menampilkan manuver
yang berbahaya bagi keutuhan umat Islam, negara dan bangsa. Realitas inilah yang
kita hadapi hari ini.
Masyarakat awam hanya kaget
dan sesekali terpesona dengan penampilan luar kelompok gerakan islam
transnasional yang berhasil mengemas dakwah politiknya dengan kemasan yang
menarik dan aktual. Ibarat memilih makanan masyarakat awam tidak bisa
membedakan antara makanan pedas yang bisa membuat perut mulas, atau makan
berkolesterol tinggi yang bisa memicu stroke atau makanan yang terpapar bahan
kimia sehingga bisa mematikan.
Sudah saatnya kita mengkritisi
agenda setiap aliran trans nasional di Indonesia. Sehingga masyarakat tidak
mudah tertipu dan membedakan antara aktifitas dakwah dengan aktifitas politik. Dalam
bukunya aljihad fil islam Syeikh Romadhan Al Buthi secara tegas membuat garis
demarkasi dan membedakan antara aktifitas dakwah dengan harokah islamiyah.
Dakwah itu mengajak, menyeru
dan menuntun pada kebaikan dan kebenaran. Karena itu dalam dakwah harus ada Dai
sebagai pelaku dakwah dan almud'u sebagai sasaran dakwah. Objek dakwah itu
sangat luas bahkan meliputi segala aspek yang terkait dengan agama dan
kehidupan, bukan hanya dibatasi atau diprioritaskan untuk pembahasan politik.
Sedangkan harokah islamiyah (gerakan islam)
adalah agenda kegiatan politik kelompok islam yang dikemas dalam format dakwah
akan tetapi semua aktifitasnya diproyeksikan untuk merebut kekuasaan.
Pengertian dakwah sebagaimana yang dipahami
oleh harokah islamiyah cakupanya menjadi terbatas untuk kalangan tertentu yang
telah masuk sebagai anggota harokah. Dan tema-tema dakwah lebih diprioritaskan
pada pembahasan tentang kondisi sosial politik, kritik keras terhadap
pemerintah dan menyusun strategi untuk mencapai dan mengusai negara.
Penggunaan kata dakwah yang digeser untuk
tujuan politik demi memuluskan agenda dan proyek politik kelompok tertentu
menyebabkan masyarakat awam kebingungan dan tidak bisa membedakan dakwah murni
yang bertujuan untuk membimbing dan mengajak umat kepada kebenaran (alhaq),
dengan dakwah politik yang diproyeksikan untuk kepentingan aliran, paham dan
politik kekuasaan.
Masyarakat harus kita cerdaskan dengan
retorika dan narasi dakwah yang santun, menciptakan stabilitas nasional serta
menebarkan kedamaian dan ketenangan ditengah-tengah masyarakat.(Khariri Makmun)
No comments
Post a Comment