BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, December 04, 2017

Menjawab Tuduhan Sesat Wahabi atas Paham Asy'ariyah



Dalam sebuah majlis taklim dikalangan wahabi. Seorang ustadz  ceramah berapi-api dan mendoktrin jamaahnya bahwa aqidah asy'riyah itu sesat. Jamaah yang sebagian orang awam dan memiliki pemahaman yang minim tentang ilmu kalam serta tidak menguasai komparasi perbandingan pendapat yang terjadi dalam aliaran-aliran ilmu kalam, hanya bisa menelan mentah-mentah doktrin yang disampaikan ustadz tersebut. Sang ustadz mendoktrin jamaahnya sebagaimana dia juga di doktrin oleh guru-guru wahabinya.

Sayyid Mohammad bin Alawi al-Maliki Alhasani Almakki menganggap bahwa sebagian golongan islam diantaranya pengikut wahabi tidak faham tentang aliran asy'ariyah. Dan tidak mengenal siapa asy'ariyah, bagaimana metodologi dalam Aqidah sehingga mereka juga memasukkan aliran asy'ariyah kedalam golongan yang sesat atau menuduhnya sebagai golongan yang merusak agama.

Padahal sejak abad ketiga ketika ilmu kalam berkembang sangat pesat dan sebagian aliran ilmu kalam terlalu rasional seperti muktazilah dan sebagian lagi terlalu tekstual seperti jabariyah maka mereka yang ekstrim dengan rasionalitas dan tekstualitasnya jatuh pada kesesatan. 

Imam Asya'ari datang untuk meluruskan pandangan tersebut dan disebut sebagai nashirus sunnah (penolong sunnah). Aliran asyari meluruskan pandangan-pandangan kelompok ekstrim yang sesat. Kebodohan dalam menilai aliran asy'ariyah menjadi penyebab perpecahan internal pengikut ahli  sunnah waljamaah (aswaja). Sehingga muncul tuduhan yang mengatakan bahwa asy'ariyah sesat.

Kita heran bagaimana tukang sesat menyamakan antara ahli iman dengan orang-orang kafir ? . Bagaimana mereka menyamakan antara aswaja dengan muktazilah dan jahmiyah? 

Allah menegur kelompok wahabi dalam surat al-qolam


افنحعل المسلمين كالمجرمين -35. ما لكم كيف تحكمون-36. (القلم 35-35).

Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? (Alqolam, 35)

Atau adakah kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan? (Alqolam, 36).

Sayyid Almaliki mengatakan bahwa Assyairoh (para ulama bermadzhab asyari) adalah golongan ulama besar dari ulamanya umat islam. Ilmu mereka telah tersebar memenuhi bumi baik di timur maupun barat. Begitu banyaknya umat islam yang mengikuti petunjuk ilmu mereka. 

Ibnu Taimiyah pun dalam "fatawi' mengakui   " العلماء انصار علوم الدين والاشاعرة انصار اصول الدين"
(Para ulama menjadi pembela ilmu agama dan golongan asyairoh merupakan pembela aqidah).

Para ulama asyairoh ini adalah golongan ulama ahli hadis, ahli fikih dan ahli tafsir seperti syaikul islam Ibnu Hajar al Asqolani (Syaikh dari para ahli hadis, pengarang kitab fathul bari, syarah kitab shohih bukhori).

Lalu didalam golongan asyairoh ini juga ada Imam Nawawi, Syaikhnya para ulama, penyusun kitab syarah shohih muslim dan pengarang produktif dari berbagai kitab-kitab terkenal yang beredar diseluruh antero dunia islam. 

Syaikh besar dalam bidang tafsir Imam al Qurtubi yang menyusun kitab aljami' li ahkamil qur'an juga bermadzhab asy'ari.Syeikh Ibnu Hajar al Haitami pengarang kitab "Az zawajir  an iqtirofil kabair" juga bermadhab Asyari. Syeikh dibidang ilmu fikih dan hadis,  Zakaria al-Anshori, bermadzhab asy'ari.

Imam Abu Bakar al baqilani, imam al Qostholani, Imam an Nasafi, Imam as Syarbini, Abu Hayyan Nahwi penyusun kitab "Albahrul Muhith", dan Imam Ibnu Juza penulis kitab "At tashil fi ulumit Tanzil" semua ulama-ulama besar ini termasuk golongan ulama Asyai'roh.

Jika kita ingin menghitung dan menuliskan nama para ulama dan ahli ilmu dari golongan asy'ari maka kita butuh berjilid-jilid buku untuk menulisnya. Yang mereka semuanya adalah para pejuang ilmu dan menyebarkan ilmunya di seluruh penjuru dunia islam. Kewajiban kita adalah mengembalikan citra dan kebaikan mereka dari tuduhan sesat kalangan wahabi. Karena mereka telah berkhidmah dan mengorbankan dirinya untuk ilmu agama dan ajaran Rasulullah SAW.

Bagaiman Allah membukakan hidayah ilmu kepada kita untuk menyerap ilmu para ulama tersebut jika kita meyakini bahwa mereka sesat? Saatnya kita bertanya apakah dizaman ini kita menemukan ulama yang bergelar doktor dan cendekiawan masa kini yang bisa menandingi  ilmunya Syeikhul Islam Ibnu Hajar Al Asqolani dan Imam Nawawi, dua Imam besar yang telah berkhidmah untuk menjaga dan mengembangkan ilmu hadis ?

Bagaimana kita menganggap mereka dan juga golongan Asyairoh sesat, sementara kita juga sangaf butuh ilmu mereka? Bagaimana kita mengambil ilmu mereka jika mereka sesat ? 

Imam Ibnu Sirin mengatakan, sesungguhnya ilmu itu adalah bagian dari agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambilnya. Apakah cukup bagi para penentang Asy'ari megatakan " mereka golongan ulama Asyairoh telah berijtihad dalam mentakwil sifat-sifat Allah dan ijtihad tersebut keliru, maka kita tidak perlu mengikuti cara takwil mereka ? Apakah sikap ini dimaksudkan sebagai cara halus untuk mengganti tuduhan sesat yang dialamatkan kepada para ulama-ulama besar dan menentang siapa saja yang memasukkan para ulama besar tersebut sebagai golongan Ahli sunnah waljamaah?

Jikalau Imam Nawawi, al-asqolani, al-Qurtubi, al-Baqilani, Fakhrurozi, Alhaitami, Zakaria al Anshori dan para ulama besar lainnya tidak digolongkan sebagai ulama ahlus sunnah wal jamaah, lalu siapakah yang pantas disebut ahlus sunnah wal jamaah? .

Mari kita doakan dengan  iklhas  seluruh dai-dai, dan para ulama yang sudah berjuang di arena dakwah agar takut kepada Allah dalam bersikap merendahkan dan menuduh kesesatan umat Muhammad, apalagi jika yang kita sesatkan adalah para ulama terpilih dan memiliki kapasitas keilmuan yang luar biasa. Umat Rasulillah Muhammad SAW akan terjaga hingga hari qiyamat dan tidak ada kebaikan bagi kita kalau kita tidak mengetahui kapasitas ilmu dan kedudukan para ulama.

Majlis Pengajian Virtua (MPV)
Hariri Abu Fadel Al Cikeasi.
« PREV
NEXT »

No comments