BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, August 06, 2018

RMI NU Surabaya dan ITS Gelar Pelatihan Pengembangan Basis Data Diniyah dan Pesantren

Surabaya – MMN
Perkembangan teknologi menuntut agar siapapun bisa memanfaatkannya dengan baik sehingga tidak tertinggal dari persaingan yang ada, tak terkecuali bagi pendidikan di pesantren maupun diniyah. Sabtu (4/5) diadakanlah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para pengelola pendidikan diniyah maupun pesantren di ITS Surabaya dengan tema “Pengembangan Kapasitas Pengelola Pendidikan Diniyah: Basis Data Pondok Pesantren”.

Kegiatan yang diikuti sekitar 70 peserta yang berasal dari utusan pesantren dan madrasah diniyah yang ada di Kota Surabaya ini terlaksana berkat kerjasama antara Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) ITS Surabaya dengan PC RMI NU Surabaya. Para pemateri berasal dari ITS dan gabungan CSSMoRA ITS, IPNU-IPPNU Surabaya, dan AIS Jawi Wetan.

Dr Agus Zainal Arifin Dekan FTIK ITS menjelaskan bahwa banyak permasalahan yang dihadapi di lingkungan pendidikan pesantren maupun diniyah yang paling sulit adalah tata kelola di lingkungan pesantren.

“Jika dicari urutan prioritasnya, yang paling sulit itu adalah tata kelola di lingkungan pesantren. Dalam tataran praktis adalah penataan basis data resource pesantren, guru, siswa, perpustakaan, keungan, dan invertaris lainnya,” jelas Dr Agus yang juga wakil ketua PP RMI NU ini.

“Penataan itu harus diwujudkan melalui suatu sistem yang terstruktur dan teruji dengan baik. Maka dari itu perlu sebuah software seperti jibas karena sudah teruji dan stabil dari eror, Ada dua tahap, tahap pertama adalah memastikan bahwa aplikasi ini bisa diimplementasikan di pesantren asalnya. tahap kedua kita kembangkan untuk kebutuhan belajarnya,” terang Dr Agus.

Sementara itu, Ketua PC RMI NU Surabaya, KH Mas Achmad Nasrochuddin menerangkan bahwa  kegiatan ini juga bermaksud agar pesantren, khususnya dari kalangan Nahdlatul Ulama bisa bersaing dan lebih baik lagi dalam segi manajemen. “Kami ngin pesantren kalangan NU bisa bersaing dan bagus dalam segi manajemen, sehingga tidak tertinggal oleh lainnya,” jelasnya.

“Ke depan agar lebih serius lagi dalam menata pesantren sehingga kesan pesantren kumuh hilang dan bisa mengikuti perkembangan zaman,” pungkas Nasrochudin. (Hanan)
« PREV
NEXT »

No comments