Siapapun warga Tangerang tidak akan asing mendengar seni Qosidah dan tentu paham bahwa itu adalah jenis musik religi yang sering hadir mengiringi perayaan hari besar Islam, bahkan dulu,hingga tahun 1980an rebana menjadi music pavorit untuk tampil di acara pesta (kariyaan) nikahan atau sunatan.
Kata Qosidah berasal dari bahasa Arab yang di Indonesiakan dengan arti syair berisi pesan kebajikan, edukatif, puji pujian pada Allah SWT dan RasulNya atau syair edukatif lainya, karena sudah berurat berakar pada tardisi ummat Islam, maka jadilah Qosidah sebagai seni budaya umat islam nusantara yang kemudian diakui sebagai local wisdom dan menjadi bagian aset bangsa yang terus tumbuh dan berkembang hingga saat ini.
Menurut penuturan para ahli, Qosidah adalah salah satu jenis musik yang dijadikan media dakwah Walisongo pada abad 15 Masehi di Nusantara, selain wayang dan Gending yang diciptakan sunan Kalijaga, Qosidah juga sering tampil mengiringi syiar islam saat membaca Barzanji, marhaban dan shalawatan lainya, karena itulah Qosidah sering disebut Rabbana artinya Tuhan kami, sebuah kalimat sakral yang biasa terucap dalam setiap menujat.
Berdasarkan beberapa literasi, pada awalnya Qasidah di Tanah Arab adalah
nyanyian para penunggang (kafilah) unta untuk memuji Nabi Muhammad Saw. Namun dalam
perkembangannya di dunia Islam, seni Qasidah ini kemudian tidak saja dalam konteks
dimaksud, tetapi telah mengalami perkembangan dan perubahan menurut kawasan di mana Qosidah itu berkembang. Di Indonesia misalnya ada Qosidah klasik ada Qosidah modern. Bahkan untuk qosidah di Tangerang ini pun memiliki kekhususan cara memainkan (tepukan) yang berbeda dengan tampilan daerah lain yang dinilai unik. Karenanya, team Qosidah kabupaten Tangerang banyak tampil di event Nasional dan sering meraih juara.
Pada festival Qosidah nasional 2019 di Ambon misalnya, team Qosidah putra putri kabupaten Tangerang tampil mewakili propinsi Banten dan berhasil meraih Juara 1 Duta qosidah terbaik, juara 1 kategori remaja putra dan juara 1 kategori remaja putri. Sungguh ini Prestasi gemilang yang patut dibanggakan karena personilnya putra putri terbaik yang tergabung dalam group azrina putri lasqita Lamajnun dan group putri alfalah Bani Harun.
Diketahui bersama, bahwa pada tanggal 27 bulan Desember tahun 2019 ini, kabupaten Tangerang akan memasuki hari jadi ke 76, bulan terakhir yang dijadikan rujukan HUT kabupaten Tangerang, karena untuk tahun 2020 dan seterusnya dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober.
dengan Thema "Gemilang Tangerang Festival" yang akan dilaksanakan pada tanggal 23-27 Desember 2019 bertempat di puspem Tigaraksa, pada acara itu biasanya ada pertunjukan seni budaya dan hoby dari ragam komunitas yang mengisi stand pameran dan panggung hiburan yang telah disediakan panitia untuk mengakomodir serta mengembangkan potensi warga.
Pada kesempatan ini, Gerakan Pemuda Ansor turut andil, partisipasi melalui kegiatan Festival Qosidah pada tanggal 24-25 Desember 2019. Bertempat di halaman mesjid Agung Al amjad tigaraksa.
Hadirnya festival qosidah menghiasi perayaan hari jadi mendapat support Pemda Tangerang karena Qosidah bagian dari kearifan lokal serta selaras dengan visi misi Tangerang gemilang yakni mewujudkan masyarakat religius, sehat, cerdas dan sejahtera. Dengan harapan eksistensi seni budaya Islam ini bisa berkembang dan dapat mewarnai pembangunan Tangerang makin gemilang yang religius.
Alhasil, pada hari Selasa 24 Agustus 2019 acara pembukaan festival Qosidah yang di ikuti 43 peserta dibuka oleh panitia HUT 76 kabupaten Tangerang Bapak Drs Firzada Mahali MS.i. kemudian hari kedua bupati Tangerang datang menghadiri, dalam sambutanya bupati Tangerang A. zaki Iskandar memberikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan festival Qosidah dan memastikan untuk menyambut HUT tahun yang akan datang festival Qosidah akan kembali digelar bersamaan seni budaya Islam lainya Seperi hadroh dan marawis.
Muhidin A kodir
Ketua PC GP Ansor Kab Tangerang
No comments
Post a Comment