OPINION
Opinion
Showing posts with label Exclusive. Show all posts
Showing posts with label Exclusive. Show all posts
Sunday, May 05, 2019
-
Sunday, May 05, 2019
Edit this post
Friday, April 26, 2019
-
Friday, April 26, 2019
Edit this post
Muslimedianews.com ~ "Kalau hadits itu shoheh maka itu madzhabku". Ucapan ini adalah ucapan imam madzhab yang maknanya luar biasa, menunjukkan tawadhu'para imam dalam kehidupannya, tetapi sayang seribu sayang ucapan ini adalah yang sering dibuat hujjah buat membenarkan pendapatnya dan menyalahkan pendapat imam tanpa sadar kadar dirinya.
Terkadang membenturkan pendapat imam dengan mengatakan ikut Qur'an sunnah ataukah ikut imam? Padahal para imam adalah naashirussunnah yang menolong tersebarnya sunnah, buka penentang sunnah.
Dan mengikuti pendapat para imam dalam memahami Qur'an Sunnah lebih utama dan lebih baik daripada mengikuti pemahaman kita sendiri dalam memahami keduanya..
Untuk itu perlu ana berikan contoh penerapan ucapan imam ini yang dilakukan oleh imam itu sendiri atau bahkan murid2nya
Contohnya
1. Dalam masalah wakaf, Abu Hanifah menyatakan bahwa tidak ada asal dari wakaf, karena wakaf itu adalah wasiat dan itu tergantung atas keputusan hakim. Beliau berpendapat bolehnya diambil harta wakaf dan dijual lagi. Karena hukum wakaf menurut beliau adalah boleh bukan wajib sehingga dikembalikan ke tangan pemiliknya adalah boleh.
2. Begitupun masalah hitungan sho' menurut imam abu Hanifah satu sho' itu 4 mud, yang satu mud : 2 rithl, sehingga menurut beliau jumlah 4 mud : 8 rithl. Menurut imam Syafi'i, Malik dan Ahmad 1 mud : 1 sepertiga rithl.
Penerapan Ucapan Kalau Hadits Shoheh
Suatu waktu Abu Yusuf dan Ar-rosyid memanggil Syafi'i ke Madinah, yang mana pada waktu itu imam Malik masih hidup, Abu Yusuf ingin berbicara dengan Syafi'i dihadapan imam Malik dan Ar-rosyid dalam beberapa permasalahan salah satunya adalah permasalahan diatas.
Maka Imam Syafi'i minta dipanggilkan anak2 dari keturunan Habasyah dan keturunan Abu Sa'id al-khudryi, dan keturunan muadzin nabi, maka imam Syafi'i mengatakan bagaimana kalian mendapatkan Adzan dan iqomah di zaman kalian? Mereka menjawab adzan masing2 dua kali dengan cara at-tarji' (mengucapkan syahadat dua kali dengan suara rendah kemudian syahadat lagi dua kali dengan suara yang keras), adapun iqomah maka sekali2 saja (imam abu Hanifah berpendapat iqomah sama seperti adzan). Demikian kami mendapatkan bapak2 dan kakek2 kami melakukannya, maka mari kembali ke zaman para nabi.
Kemudian dalam masalah sho' maka imam Syafi'i minta dihadirkan dihadapannya anak dari keturunan Muhajirin yang mewarisi dua buah sho', maka ditanyakan dari mana kalian mendapatkan ini? Mereka menjawab dari bapak kami dan kakek2 kami dari zaman nabi, dan ternyata timbangannya sama seperti hitungan Syafi'i
Kemudian masalah selanjutnya masalah wakaf
Mereka keluar ke Padang pasir bersama Harun Ar-Rasyid, maka Syafi'i berkata kepadanya beliau, milik siapakah ini? Maka dijawab ini wakaf dari abu bakar Ash-Shiddiq untuk oramg2 faqir, ini wakaf dari al-faruq (Umar), ini wakaf dari dzi Nuraini (Utsman), ini wakaf dari al-murthadho (Ali), ini wakaf dari fulan dan fulan dst. Maka wajib bagi kita ikut sunnah nabi, yang demikian kami dapatkan dari zaman sahabat sampai zaman kita ini.
Maka imam Syafi'i bertanya kepada Ar-rosyid, wahai Amirul mukminin diantara keduanya mana yang paling dekat ke-sunnah nabi? Maka Abu Yusuf mengikuti pendapat Syafi'i dalam perkara ini.
Maka orang2 pun bertanya, kenapa engkau mengikuti pendapat temanmu ini (Syafi'i)? Kalau seandainya Syafi'i mengetahui pendapatku benar (lebih mendekati sunnah) maka sahabatku ini pun akan mengikuti pendapatku.
Dinukil dari kitab tafdhil madzhab Syafi'i a'la saairil madzahib milik imam haromain abul ma'ali Al-juwaini rohimahullah
Demikianlah cara penerapan ucapan ini harus benar2 dipahami oleh imam2 Mujtahid yang mengerti ucapan imam mereka, karena hakikatnya yang diajak bicara oleh para imam dengan ucapan "kalau hadits iti shoheh maka itulah madzhabku" adalah murid2nya yang derajatnya sudah sampe ke derajat Mujtahid, bahkan gak sedikit yang sampe ke derajat mujtahid mutlak. Sedangkan anda? Jadi mujtahid juz'i saja sudah harusnya sujud syukur...
Dan sejatinya madzahib sekarang telah di tutup dengan masa tahrir, dan Mujtahid2 madzahib telah sepakat kalau itulah Pendapat mu'tamad madzhabnya, dan gak selayaknya seseorang mengacak2 madzhab sampe ia mencapai derajat muharrir madzhab, kalo belum maka mereka masih belum layak ngomong2 urusan itu.
Karenanya dalam Muqoddimah majmu milik Nawawi disebutkan oleh beliau Syarat menerapkan ucapan imam adalah membaca seluruh kitab madzhab dari awal sampai akhir, memahami maknanya dan memahami seluruh riwayatnya, setelah itu anda akan mengetahui sebab2 hadits itu gak dipakai itu apa? apakah dianggap mansukh? Atau dianggap hadits mutlak yang butuh di taqyid atau apa? Dst
Sangatlah di sayangkan datang setelah itu di zaman kita ini, yang sekolah baru lulus kuliah, madzhabnya gak jelas, ushulnya masih belum jelas berdiri diatas madzhab apa, terus bilang yang shoheh itu ini, imam madzhab berkata demikian dan demikian itu lemah
Ana harap kedepannya asatidzah gak bermudah2an dalam berkata tentang ucapan diatas, minimal beradablah sebagai imam qoffal (lupa qoffal kabir ato yg shoghir) yang mana ketika mau meninggal, maka ada yang tanya suatu pertanyaan, maka beliau berkata kamu mau ikut ijtihadku ataukah ijtihad Syafi'i?
Anda menolak taqlid, tapi sejatinya anda mengajak taqlid ke pendapat anda....
Wednesday, April 24, 2019
-
Wednesday, April 24, 2019
Edit this post
Muslimedinews.com ~ Saat Ketua MPR menggelar sidang MPR menjatuhkan Gus Dur, aku duduk-duduk di teras belakang istana bersama ustadz Mujib Manan, dosenku yang ditarik Gus Dur jadi kepala rumah tangga Presiden. Beberapa hari sebelumnya Mahasiswa yg dikordinir kekuatan hoax demo menuntut Gus Dur mundur.
Sementara ratusan ribu Banser yang siap mati syahid disuruh pulang oleh Gus Dur dgn satu kalimat "Jabatan dunia gak perlu dibela mati-matian". Subhanallah, Saat Gus Dur memanggil ustadz Mujib, aku sempat bersalaman dengan beliau, mencium tangannya dan air mataku berlinang. Melihat kesedihan hatiku Gus Dur tersenyum seraya berkata : "Preman2 itu akan jadi gelandangan politik seumur hidupnya"
Innalilahi wa innailaihi roji'un..!
Alhamdulillah Allah memberiku umur panjang dan bisa menyaksikan langsung satu persatu para preman politik itu benar benar menjadi gelandangan politik tanpa harga diri dipentas sejarah Indonesia, dalam catatan di kepalaku, satu persatu mereka yang terlibat menjatuhkan Gus Dur berakhir karier politiknya seperti sampah tak laku dirombeng. Entah bakal berakhir dimana karier politik Mbah Amien ini. Kalo sampai polisi menetapkan dia sebagai tersangka dalam kasus hoax Ratna Sarumpaet. Subhanallah..Laa haula wala quwata Illa billah.!
Apa yang pernah dikatakan Gus Dur seakan titah raja Jawa yang "iduh Geni" (kutukan orang suci) tak bisa dijilat lagi. Semoga Allah Swt melindungi bangsa Indonesia dari kejinya Politik Hoax. Aamiin. Lahu Al Fatihah.
PREMAN-PREMAN ITU AKAN JADI GELANDANGAN POLITIK SEUMUR HIDUPNYAOleh : Yai Abdul Ghofar Mistar
Thursday, October 11, 2018
-
Thursday, October 11, 2018
Edit this post
Orasi yang berisi perlunya Indonesia menerapkan sistem khilafah menggema di tengah massa pengawal pemeriksaan terhadap politikus PAN Amien Rais, di depan Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/10).
Orator Ricky Fattama melontarkan pernyataan tentang perlunya menerapkan sistem Khilafah Islamiyah di Indonesia. Ricky merupakan Koordinator Aliansi Pemuda dan Mahasiswa 212 yang juga menjadi koordinator lapangan aksi massa mengawal Amien di Polda Metro Jaya.
"Ganti Presiden, Ganti Sistem! Takbir!" Pekik Ricky menggunakan pengeras suara dari atas mobil komando di depan pagar Mapolda Metro Jaya.
"Allahuakbar!" pekik massa.
Ricky menyatakan bahwa Indonesia tidak akan berubah menjadi negara yang kuat jika tidak menerapkan sistem Khilafah Islamiyah. Menurutnya, dengan sistem tersebut, Indonesia dapat mengalahkan Amerika Serikat dan Russia.
"Kita akan luluhlantakkan Amerika. Kita akan hancurkan Rusia. Dan itu tidak mungkin dengan rezim seperti ini. Tidak mungkin dengan dengan sistem seperti ini," imbuh Ricky.
"Itu hanya bisa gerakkan oleh pemimpin yang merupakan khalifah di dalam naungan sistem khilafah islamiyah. Takbir!" ucap Ricky.
Hingga saat ini, massa Persaudaraan Alumni 212 yang mengawal Amien Rais masih berkumpul di depan gerbang Mapolda Metro Jaya, Jalan jenderal Sudirman, Jakarta. Mereka masih berada di sekeliling mobil komando sejak pukul 10.00 WIB tadi.
Orator silih berganti dari berbagai elemen yang berbicara dari atas mobil komando. Meski matahari begitu terik, massa tetap berkumpul di depan Mapolda Metro Jaya. Puluhan Petugas pun masih berdiri tegap menjaga gerbang. sumber:cnnindonesia.com
Orator Ricky Fattama melontarkan pernyataan tentang perlunya menerapkan sistem Khilafah Islamiyah di Indonesia. Ricky merupakan Koordinator Aliansi Pemuda dan Mahasiswa 212 yang juga menjadi koordinator lapangan aksi massa mengawal Amien di Polda Metro Jaya.
"Ganti Presiden, Ganti Sistem! Takbir!" Pekik Ricky menggunakan pengeras suara dari atas mobil komando di depan pagar Mapolda Metro Jaya.
"Allahuakbar!" pekik massa.
Ricky menyatakan bahwa Indonesia tidak akan berubah menjadi negara yang kuat jika tidak menerapkan sistem Khilafah Islamiyah. Menurutnya, dengan sistem tersebut, Indonesia dapat mengalahkan Amerika Serikat dan Russia.
"Kita akan luluhlantakkan Amerika. Kita akan hancurkan Rusia. Dan itu tidak mungkin dengan rezim seperti ini. Tidak mungkin dengan dengan sistem seperti ini," imbuh Ricky.
"Itu hanya bisa gerakkan oleh pemimpin yang merupakan khalifah di dalam naungan sistem khilafah islamiyah. Takbir!" ucap Ricky.
Hingga saat ini, massa Persaudaraan Alumni 212 yang mengawal Amien Rais masih berkumpul di depan gerbang Mapolda Metro Jaya, Jalan jenderal Sudirman, Jakarta. Mereka masih berada di sekeliling mobil komando sejak pukul 10.00 WIB tadi.
Orator silih berganti dari berbagai elemen yang berbicara dari atas mobil komando. Meski matahari begitu terik, massa tetap berkumpul di depan Mapolda Metro Jaya. Puluhan Petugas pun masih berdiri tegap menjaga gerbang. sumber:cnnindonesia.com
Sunday, September 23, 2018
-
Sunday, September 23, 2018
Edit this post
#YangWarasJanganMengalah
Thursday, July 12, 2018
-
Thursday, July 12, 2018
Edit this post
Sunday, July 01, 2018
-
Sunday, July 01, 2018
Edit this post
Thursday, October 27, 2016
-
Thursday, October 27, 2016
Edit this post
Saturday, October 22, 2016
-
Saturday, October 22, 2016
Edit this post
Wednesday, August 03, 2016
-
Wednesday, August 03, 2016
Edit this post
Jakarta, Muslimedianews ~ Buku yang mengkaji pemikiran agama dan aktivitas politik KH. Hasyim Asy’ari ini adalah satu dari sekian buku biografi ihwal Hadratus Syaikh “Founding Father” khittah NU 1926 itu. Meskipun kita sangat jarang menemukan buku biografi kiai-kiai Nusantara yang menggunakan bahasa seindah gubahan-gubahan Ramadhan KH untuk para tokoh pergerakan nasionalis, namun kita bersyukur bahwa dokumentasi mengenai sosok penggerak Islam Nusantara dari era kolonial tak kurang dan masih dapat dilacak jejaknya.
Buku ini merupakan tesis yang mengantar kelulusan Drs. Lathiful Khuluq, MA dari Mc Gill University, Montreal serta mendapat kata pengantar langsung dari pembimbingnya di Jurusan Islamic Studies, Dr. Howard M Federspiel. Pertama kali, Penerbit LKiS Yogyakarta mengedarkannya tahun 2000 dan hingga tahun 2013 mencapai Cetakan VI.
KH Hasyim Asy’ari lahir pada tahun 1871, tahun-tahun setelah era perjuangan bersenjata kaum Muslim santri masa Perang Paderi, Perang Diponegoro serta Perang Aceh melawan penjajah kolonial berlalu. KH Hasyim Asy’ari hadir menyongsong zaman bergerak, zaman setelah politik etis menunjukkan dinamisasinya pada Hindia Belanda, zaman yang sama dengan lahirnya tokoh-tokoh modernis seperti KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), HOS Cokroaminoto (Pendiri Syarekat Islam), dan juga A. Hassan (Pendiri Persis).
Sketsa dalam buku ini, walaupun secara implisit namun cukup terstruktur untuk mendedah korelasi antara sikap-sikap politik KH Hasyim Asy’ari dengan latar belakang pribadi beliau. Ia merupakan keturunan Ulama di Jombang, belajar pada banyak pesantren di Jawa, kemudian meneruskan untuk belajar pada ulama Sunni di Hijaz. Keterangan itu akan memaparkan jawaban mengapa lahir Qanun Al-Asasi An Nahdah Al Ulama yang menetapkan bahwa yang dimaksud Nahdiyyin adalah mereka yang bermahzab pada Imam yang empat (Hanafi, Hambali, Syafii, Maliki), berfaham Asy’ariyyah, menggunakan teologi sufi Junaid Al Baghdadi, Al Ghazali dan Al Maturidi serta mengambil keputusan fiqh berdasarkan interpretasi ulama Mazhab Syafi’I yakni Syaikh Hasan Al Hadrami.
Berangkat dari bangunan identitas itu, pada akhirnya saya paham bahwa istilah “tradisionalis” bukan sekadar lawan dari kata “modernis” secara literal. Kata tradisionalis merupakan sebuah sikap berpikir yang melahirkan strategi perlawanan kebudayaan yang khas. Kita akan mendapati KH Hasyim Asy’ari yang menyerap karya Abduh dan tafsir Jamaludin Al afghani tetapi tetap keukeuh pada keteguhannya untuk berbaiat pada mahzab. KH Hasyim Asy’ari memilih untuk mundur ke pelosok-pelosok mendirikan pesantren, mengajar. Ini adalah sebuah strategi mutakhir untuk melawan sistem pendidikan yang mengajarkan berpikir ala Barat. Mbah Hasyim mendidik secara khusus anak-anak para ulama yang akan kembali ke daerahnya untuk meneruskan pesantren ayahanda-ayahanda mereka serta mengawinkan mereka dengan lingkaran-lingkaran pesantren yang telah lama memiliki hubungan erat. Meskipun memilih jalan sunyi itu, namun, beliau tetap mengijinkan KH Wahab Hasbullah bergabung dengan Syarikat Islam, juga mengirim putranya KH Wachid Hasyim menjadi panitia PPKI serta mengisi ruang Kementrian Keagamaan.
Ini sebuah buku “praktis” yang menarik untuk mengenal KH Hasyim Asy’ari, kiprahnya sepanjang masa kolonial, pendudukan Jepang, zaman kemerdekaan serta pasca kemerdekaan. Lebih dari itu, informasi di dalamnya membantu kita untuk memahami mengapa khususnya “Nahdhatul Ulama” berumur panjang, dinamis serta progresif. Sebab, secara khusus, embrionya lahir dari rahim yang kuat namun juga meninggalkan berbagai mimbar terbuka yang nampaknya sengaja tak diselesaikan. Bukankah tugas kemanusiaan adalah untuk terus mencari kemungkinan?
Oleh: Kalis Mardiasih. Beralamat di kalis.mardiasih@gmail.com.
Wednesday, May 04, 2016
-
Wednesday, May 04, 2016
Edit this post
Tuesday, May 03, 2016
-
Tuesday, May 03, 2016
Edit this post
Saturday, April 30, 2016
-
Saturday, April 30, 2016
Edit this post
Ketika kita masih berbicara pengangkatan non muslim untuk jabatan Walikota dan wakil walikota, sesungguhnya di luar sana hal ini sudah merupakan realitas kekinian yang dihadapi dunia Islam bahkan juga harakah Islam. Bukan hanya dalam konteks pemimpin lokal tetapi dalam konteks negara Islam dan mayoritas muslim. Dua diantaranya layak mendapatkan perhatian : 1. Negara Sudan, yang sejak dua dasawarsa memberlakukan syariat Islam dalam seluruh perundang-undangannya. Jelas-jelas memiliki wakil presiden non Muslim berasal dari minoritas kristen di daerah Selatan. 2. Negara Suriah, pernah mempunyai seorang PM yang berasal dari minoritas Kristen, bernama Faris Al-Khuury. Uniknya -sebagaimana dikatakan Qardhawi- termasuk PM yang paling sukses, berhasil bekerja saja dengan mentri-mentri dari kaum muslimin, bahkan sebagian besar kaum muslimin Suriah puas dengannya. Dan ia dikenal sebagai PM kristen yang paling yakin dengan syariat Islam sebagai solusi. Jika kita pandang dari sudut syariah, ini membuktikan adanya ijtihad-ijtihad kontemporer dalam masalah ini, dimana tidak setiap dukungan dan pengangkatan non muslim selalu dihubungkan dengan pelanggaran syar’i dan doktrin ideologi.
Baca juga: Caleg PKS Hindu Yakin Maju ke Parlemen.
Dan berikut adalah fatwa surat edaran lengkap dari PKS tentang diperbolehkannya mengangkat non -uslim sebagai pemimpin karena pemimpin sebuah daerah atau pun negara bukanlah pemimpin Agama:
![]() |
Img: http://www.fakta.web.id/ |
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
Most Reading
-
Muslimedianews.com ~ Menjadi orang tua bagi anak-anak sangat gampang. Ia boleh menunggu saja anak-anak keluar dari rahim istrinya atau m...
-
Muslimedianews.com ~ TRADISI 4 DAN 7 BULANAN KEHAMILAN Ngapati atau Ngupati adalah upacara selamatan ketika kehamilan menginjak pada us...
-
Muslimedianews.com ~ Daftar Pustaka adalah tulisan yang tersusun di akhir sebuah karya ilmiah yang berisi nama penulis, judul tulisan, pe...
-
Muslimedianews ~ KH. Ahmad Dahlan dan Kh. Hasyim Asy’ari itu sekawan, sama-sama menunut ilmu agama di Arab Saudi. Sama-sama ahli hadits d...
-
Muslimedianews.com ~ Footnote atau Catatan Kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab...
-
Muslimedianews.com ~ Kitab Fathul Izar adalah karya ulama Nusantara, KH. Abdullah Fauzi Pasuruan. Menerangkan tentang perihal nikah dan...
-
Muslimedianews.com ~ Seorang polisi, seharusnya memiliki sikap yang bijak dan memiliki jiwa pengayom masyarakat, serta memahami sejarah ne...
-
Muslimedianews.com ~ Dalam salah satu tulisannya yang membahas mengenai melihat gambar porno atau melihat gambar aurat wanita, DPP Hizbu...
-
Muslimedianews.com ~ Muharram merupakan bulan pertama dalam tahun Islam (Hijrah). Sebelum Hijrah Rasulallah dari Mekah ke Yathrib kiraan...