BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Tuesday, January 14, 2014

Ulama Senior Arab Saudi Fatwa Boleh Peringati Maulid Nabi Saw.

Muslimedianews.com ~ Pada 10 Rabi’ul Awwal 1435 H/ 11 Januari 2014 situs almnatiq.net mempublikasikan pendapat anggota dewan senior Ulama Kerajaan Saudi Arabia tentang Peringatan Hari Kelahiran dan Kemenangan.

Ulama Senior Kerajaan Saudi Arabia yang bernama Syaikh Dr. Qais al-Mubarak mengeluarkan fatwa bahwa tidak ada masalah bagi umat Islam untuk mengadakan perkumpulan memperingati suatu peristiwa yang dipandang boleh di dalam agama dengan syarat bahwa kegiatan itu tidak diyakini sebagai bagian dari syiar Islam.

Al-Mubarak mengatakan bahwa selama ini masyarakat selalu mengadakan acara terkait dengan peristiwa kesuksesan seseorang atau keberhasilan salah seorang anak meraih gelar sarjana (menyelesaikan pendidikan), atau berkaitan dengan ulang tahun atau peristiwa-peristiwa lainnya. Patokan yang digunakan bahwa perkumpulan seperti itu dibolehkan adalah tidak meyakini bahwa keterkaitan itu adalah bagian dari sunnah yang dianjurkan atau termasuk ke dalam syiar Islam. Demikian pula halnya, tidak ada halangan untuk mengkhususkan satu hari di dalam satu tahun atau satu bulan atau keseharian untuk mempelajari fikih, hadits, sejarah atau keagungan Nabi Muhammad atau ilmu-ilmu agama lainnya.

Beliau juga menambahkan sebagaimana dilansir oleh Majalah al-Hayat bahwa tidak ada halangan pula memanfaatkan momen-momen keagamaan, seperti Hijrah Nabi, Isra Mi’raj atau yang lainnya, untuk memberikan peringatan, nasihat dan bimbingan kepada umat. Semua peringatan terhadap momen keagamaan ini, menurutnya, merupakan perbuatan yang baik dan merupakan kebiasaan syariat, dan tidak bisa dianggap sebagai perbuatan bid’ah yang diharamkan, kecuali bila seseorang yang melakukannya meyakini sebagai syiar Islam yang dianggap sunnah, atau beranggapan bahwa siapa yang meninggalkannya, dianggap meninggalkan sunnah.

    بيَن عضو هيئة كبار العلماءالدكتور قيس المبارك أنه لا حرج للإنسان في أن يحتفل بأية مناسبة من المناسبات المباحة، شريطة عدم الاعتقاد بأنها شعيرة من شعائر الإسلام.
    وقال المبارك «هناك احتفالات مباحة مثل مناسبة نجاح الشخص أو نجاح أحد أولاده، أو الحصول على شهادة، أو التخرُّج في الجامعة أو بمناسبة مرور عامٍ أو أعوام على ولادته أو ولادة عزيزٍ عليه، أو غيرها من المناسبات، على ألا يعتقد أن هذه المناسبات سنة مندوبة أو شعيرة إسلامية، وكذلك لا حرج في تخصيص يوم كل عام أو كل شهر أو يومياً أو أقلَّ أو أكثر، لقراءة درس في الفقه أو في الحديث أو في السيرة أو الشمائل النبوية أو في أي علم من العلوم».
    وأضاف وفقًا لما أوردته صحيفة “الحياة” بانه لا حرج في اغتنام أية مناسبة كمناسبة الهجرة النبوية أو الإسراء والمعراج أو غيرها للتذكير والتوجيه والإرشاد، فكل هذه المناسبات أعراف وعوائد مشروعة، فلا تكون بدعة محرَّمة إلا إذا فعلها أحدٌ معتقداً أنها شعيرة إسلامية مندوب إليها، أو أن يعتقد بأن من تركها فقد ترك سنة من السنن.

    - See more at: http://www.almnatiq.net/ns2-878


Sumber : via El Hodaa.net
« PREV
NEXT »

6 comments

  1. Jagalah kerukunan saling menghargai pandapat, bida pandapat itukan rahmah. itu islam

    ReplyDelete
  2. masalahnya kaum aswaja eh..abwaja ( ahlul bid'ah wal jama'ah) menganggap perayaan peringatan maulid , Isra' mi''raj termasuk syi'ar Islam dan merupakan Sunnah.

    ReplyDelete
  3. syech wahabi di atas berkata: "Semua peringatan terhadap momen keagamaan ini merupakan
    perbuatan yang baik dan merupakan kebiasaan syariat, dan tidak bisa
    dianggap sebagai perbuatan bid’ah yang diharamkan, ..."

    ReplyDelete
  4. Fahrul Aprianto Prayudi4 March 2014 at 14:29

    Sadad tapi jangan lupa dg tulisan
    "Semua peringatan terhadap momen keagamaan ini, menurutnya, merupakan
    perbuatan yang baik dan merupakan kebiasaan syariat, dan tidak bisa
    dianggap sebagai perbuatan bid’ah yang diharamkan, kecuali bila
    seseorang yang melakukannya meyakini sebagai syiar Islam yang dianggap
    sunnah, atau beranggapan bahwa siapa yang meninggalkannya, dianggap
    meninggalkan sunnah." Tanggapan saya adalah:"Artinya boleh dirayakan dan boleh gak dirayakan " masalahnya umat kita itu menganggapnya sebagai sunnah sih ^_^

    ReplyDelete
  5. Ah itu kan hanya anggapan nt saja. Buktinya kami menganggap peringatan maulid nabi hanya merupakan adat.

    ReplyDelete
  6. Bahkan ulama Wahabi / Salafi sendiri membolehkannya. Bingung saya sama Wahabi / Salafi di Indonesia malah beda dengan pusatnya. Kayaknya mereka harus belajar langsung ke pusatnya biar terbuka hati dan pikirannya. Dan anehnya yg di Indonesia dengan mudahnya bilang klo Maulidan itu dianggap syariat / sunnah oleh Aswaja. Jelas jelas Aswaja bilang itu bid'ah hasanah, artinya ya pas zaman Nabi SAW gak ada. Nah klo ASWAJA udah bilang bid'ah hasanah (tradisi baru yg baik dan tidak melanggar syariat) tapi Wahabi / Salafi Indonesia masih saja bilang sesat. Bingung saya...

    ReplyDelete