BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Saturday, May 31, 2014

Lajnah Falakiyah NU : Awal Ramadhan 1435 H Berpotensi Berbeda

Muslimedianews.com, Jakarta ~ Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit untuk penentu awal bulan Sya’ban 1435 H yang diselenggarakan pada Kamis (29/5) petang kemarin bertepatan dengan 29 Rajab 1435 H telah dinyatakan berhasil, sesuai dengan prediksi (hisab) dalam almanak NU.

Lajnah Falakiyah PBNU mengikhbarkan, hilal awal Sya’ban telah berhasil di lihat di beberapa titik rukyat antara lain di Balai Rukyat Bukit Condrodipo Gresik oleh Ust H M Inwanuddin, KH A Asyhar Sofwan, dan Ust Khusnul Khoatim.  Di Basmol Basmol Jakarta Barat, hilal disaksikan oleh Ust Abdul Hadi, Ust H Zawawi, dan H Sya'roni.

Di lokasi rukyat Season City Jakarta, hilal disaksikan oleh Ust Rusli Arsyad MM, KH Ahmad Rohimin,  KH Khudrin Hasbulah, dan KH Ahmad Hariri. Sementara di Pelabuhan Ratu hilal disaksikan oleh KH Yahya dan tim Lajnah Falakiyah PBNU .

“Dengan demikian awal Sya'ban 1435 H jatuh pada Jum’at 30 Mei 2014, dimulai malam Jum’at ini atas dasar rukyah yang diselenggarakan LFNU petang ini di beberapa lokasi rukyat tersebut,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri melalui SMS yang diterima NU Online beberapa saat setelah pelaksanaan rukyat.

Hasil rukyat ini sesuai dengan data dalam almanak yang diterbitkan oleh Lajnah Falakiyah PBNU untuk markaz Jakarta. Ijtima’ telah terjadi pada pukul 01.38 WIB pada hari pelaksanaan rukyat. Sementara ketinggian hilal sudah mencapai lebih dari 7 derajat dan berada di atas ufuk cukup lama selama 31 menit 52 detik sehingga memudahkan proses rukyat.

Data hisab ini berbeda untuk penentuan awal Ramadhan 1435 H nanti. Ijtima’ atau konjungsi baru terjadi pada pukul 15.07 atau umur hilal hanya sekitar tiga jam dari waktu tenggelam matahari, 29 Sya’ban. Sementara Ketinggian hilal hanya 0 derajat 25 menit di atas ufuk.

Dalam posisi seperti itu hilal dinyatakan belum imkanur rukyat atau tidak mungkin dilihat. Namun pihak yang menggunakan kriteria wujudul hilal seperti Muhammadiyah, yakni asal sudah terjadi ijtima’ sebelum tenggelam matahari, dan hilal sudah di atas ufuk bisa saja menetapkan awal bulan lebih dulu karena tanpa menyaratkan harus melalui proses rukyatul hilal. (A. Khoirul Anam)

Sumber : nu.or.id
« PREV
NEXT »

1 comment

  1. assalamualaikum wr wb.
    untuk
    melakukan rukyat pada tgl 27 juni 2014 tampaknya melakukan pekerjaan yg
    sia-sia, sebab saat itu bulan terbenamnya bersamaan dg matahari dan
    lagi pula hilal belun ujud/belum ada . titik nol derajat revolusi bulan
    terhadap bumi bukan pada ijtimak/kunjungsi dalam penanggalan hijriyah,
    untuk lebih jelasnya baca rotasibulan.blogspot.com terimakasih.

    ReplyDelete