BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, June 02, 2014

'Konser' 70 Kota KIP HTI Usai, Mari Berkhayal Khilafah Lagi

Muslimedianews.com ~ Koferensi Islam dan Peradaban (KIP) yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang memusat pada 70 titik (kota) di seluruh Indonesia sudah selesai. (1/6/2014). KIP HTI 2014 dimulai sejak 27 Mei 2014 sampai 1 Juni 2014 untuk menyuarakan ide-ide pendirinya, Taqiyuddin An Nabhani, yaitu menyerukan Khilafah ala HTI di Indonesia.

Mereka ingin mendapatkan kekuasaan dan mengubah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang sah secara hukum Islam menjadi negara seperti yang mereka cita-citakan.

Konferensi HTI -KIP- yang tidak lebih dari sekedar konser rutin itu merupakan bagian dari kegiatan rutin Hizbut Tahrir setiap tahunnya, tepatnya setiap momentum Rajab, dan tidak menghasilkan apapun seperti halnya konferensi-konferensi yang dilakukan sebelumnya. Sebab, konferensi itu hanyalah ajang berorasi orang HTI kepada peserta pembeli tiket. Peserta membeli tiket hanya mendengarkan orasi dan menonton hiburan yang disajikan HTI. Memang sangat mirip dengan acara konser.

Orasi-orasi yang disampaikan adalah "lagu" lama yang sudah sering didengar dari mereka. Judulnya antara lain; demokrasi sistem kufur, ganti demokrasi dengan khilafah, saatnya khilafah memimpin dunia, terapkan syariah, tegakkan khilafah, dan sejenisnya. Hanya saja kali ini tema yang digunakan unik, yaitu #IndonesiaMilikAllah. Mungkin maksudnya ingin mengesankan sebagai sebuah tema intelek, tetapi kebablasan.

Usainya KIP 2014, maka HTI mulai lagi menjalankan agenda rutin mereka seperti halaqah mingguan, bulanan, open house, menyebarkan buletin Al Islam, Al Wa'ei, mencetak tabloit Media Umat, buletin dakwah remaja, kontak tokoh dan ulama, mengkader anak sekolah dan kampus, dan sebagainya.

Semua itu akan terus dilakukan HTI, sementara Khilafah Nubuwwah tidak akan pernah mereka dapatkan, sebab "Khilafah Nubuwwah" sudah usai sebagaimana dikabarkan oleh Nabi kita Muhammad SAW.

HTI Salah Paham Hadits Kembalinya Khilafah
Hadits yang terkenal dikalangan "para pejuang syariah dan Khilafah" terkait dengan kembalinya Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti jalan kenabian), adalah hadits Hudaifah Ibnul Yaman, ia pernah berkata bahwa bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :

كون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها ثم تكون ملكا عاضا فيكون ما شاء الله أن يكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ثم تكون ملكا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ثم تكون خلافة على منهاج النبوة ثم سكت
"Adalah Kenabian (nubuwwah) itu ada di tengah-tengah kamu sekalian, yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang menggigit (Mulkan ‘Aadhdhon), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Kekuasaan yang memaksa (diktator) (Mulkan Jabariyah), yang ada atas kehendak Allah. Kemudian Allah mengangkatnya, apabila Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang menempuh jejak Kenabian (Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.” (HR. Ahmad)

Didalam hadits diatas, ada khilafah Nubuwwah yang kedua, inilah yang selalu dinanti-nantikan HTI. Padahal asumsi mereka tentang hadits ini adalah tidak benar, dan pemahaman mereka bertentangan dengan pemahaman ulama yang sholih.

Karena menurut semua ulama, yang dimaksud dengan kabar gembira (bisyarah) khilafah al-nubuwwah pada fase kelima dalam hadits di atas adalah khilafahnya Umar bin Abdul Aziz (wafat 101 H). Di antara ulama tersebut 1) al-Imam Ahmad bin Hanbal, 2) Abu Bakar al-Bazzar, 3) Abu Dawud al-Thayalisi, 4) Abu Nu’aim al-Ashfihani, 5) al-Hafizh al-Baihaqi, 6) al-Hafizh Ibn Rajab al-Hanbali, 7) al-Hafizh Jalaluddin al-Suyuthi, dan Syaikh Yusuf bin Isma’il al-Nabhani.

Syaikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani al-Asy’ari al-Syafi’i, ulama Sunni, kakek Syaikh Taqiyyudin al-Nabhani,  pendiri Hizbut Tahrir, menyebutkan dalam kitabnya, Hujjatullah ‘ala al-’Alamin fi Mu’jizat Sayyid al-Mursalin, hal. 527, bahwa yang dimaksud dengan khilafah al-nubuwwah dalam hadits Hudzaifah tersebut adalah khilafahnya Umar bin Abdul Aziz.

Pandangan para ulama diatas sesuai dengan redaksi hadis yang sering sengaja tidak disampaikan sebagai lanjutan riwayat diatas. Yaitu setelah Umar bin Abdul Aziz menjadi Khalifah, maka Yazid bin Nu’man berkata kepadanya: “Saya harap Umar bin Abdul Aziz sebagai Amir al-Mu’minin (Khalifah) setelah masa raja yang otoriter”. Kemudian Umar bin Abdul Aziz senang dengan hal itu dan mengaguminya (HR Ahmad 4/273)

Khilafah Nubuwwah itu 30 Tahun
Nabi SAW sendiri telah membatasi masa Khilafah Nubuwwah, sehingga perjuangan HTI sudah dipastikan gagal, kalaupun mereka berhasil mendapatkan kekuasaan maka itu bukan Khilafah Nubuwwah, melainkan kekuasaan perampas dan diktator. Misalnya, HTI berhasil menguasai Indonesia, maka sebenarnya HTI telah merampas kekuasaan dari umat Islam Indonesia. Sebab pemerintahan Indonesia sudah sah menurut hukum Islam.

عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُمْهَانَ قَالَ حدثني سَفِينَةُ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الْخِلاَفَةُ فِي أُمَّتِي ثَلاَثُونَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ لِي سَفِينَةُ أَمْسِكْ خِلاَفَةَ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ قَالَ وَخِلاَفَةَ عُمَرَ وَخِلاَفَةَ عُثْمَانَ ثُمَّ قَالَ لِي أَمْسِكْ خِلاَفَةَ عَلِيٍّ قَالَ فَوَجَدْنَاهَا ثَلاَثِينَ سَنَةً قَالَ سَعِيدٌ فَقُلْتُ لَهُ إِنَّ بَنِي أُمَيَّةَ يَزْعُمُونَ أَنَّ الْخِلاَفَةَ فِيهِمْ قَالَ كَذَبُوا بَنُو الزَّرْقَاءِ بَلْ هُمْ مُلُوكٌ مِنْ شَرِّ الْمُلُوكِ.
“Sa’id bin Jumhan berkata: “Safinah menyampaikan hadits kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pemerintahan Khilafah pada umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu dipimpin oleh pemerintahan kerajaan.” Lalu Safinah berkata kepadaku: “Hitunglah masa kekhilafahan Abu Bakar (2 tahun), Umar (10 tahun) dan Utsman (12 tahun).” Safinah berkata lagi kepadaku: “Tambahkan dengan masa khilafahnya Ali (6 tahun). Ternyata semuanya tiga puluh tahun.” Sa’id berkata: “Aku berkata kepada Safinah: “Sesungguhnya Bani Umayah berasumsi bahwa khilafah ada pada mereka.” Safinah menjawab: “Mereka (Bani Umayah) telah berbohong. Justru mereka adalah para raja, yang tergolong seburuk-buruk para raja”. (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi).

Hadits di atas menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa kepemimpinan khilafah yang mengatur roda pemerintahan umat sesuai dengan ajaran kenabian (khilafah al-nubuwwah) dan menerapkan syariat Islam secara sempurna, hanya berjalan selama tiga puluh tahun, yaitu masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali -radhiyallahu ‘anhum. Sebagian ulama ada yang memasukkan masa pemerintahasan Sayidina Hasan bin Ali -radhiyallahu ‘anhuma-, ke dalam khilafah al-nubuwwah ini, karena masa kekuasaan beliau melengkapi masa tiga puluh tahun tersebut.

Demikianlah pemahaman yang benar mengenai Khilafah. Sejatinya, berjuang bersama HTI adalah perjuangan untuk merampas kekuasaan yang sah dari tangan umat Islam, dan menjadi kekuasaan yang diktator. Wallahu A'lam
Oleh : Ibnu Manshur
Foto : orang-orang HTI (sumber fp : IndonesiaMilikAllah)
« PREV
NEXT »

8 comments

  1. Jika pejuangan HTI hanya sebatas khayalan,,kenapa ada ormas dan web yg bodoh ,,,yg sibuk menghalangi mereka,,,toh cuma khayalan saja,,,:)

    ReplyDelete
  2. anggora :

    batas khayalan,,kenapa ada ormas dan web yg
    bodoh ,,,yg sibuk menghalangi mereka,,,toh cuma khayalan saja,,,:)


    -------------

    Ini watak asli hti keluar, mengatakan NU sbagai ormas bodoh. padahal mereka tidak cerdas, mengapa hti harus dihalangai ? agar tidak menyebarkan kesesatan pada umat Islam. ini namanya dakwah.

    ReplyDelete
  3. klo khayalan trs knp org2 barat percaya bahwa khilafah akan tegak?

    ReplyDelete
  4. Yang tidak tahu arti hadist web ini ato HTI. Bantahan dari apa yang diatakan pada web ini sudah banyak kok. Lagipua di akhir zaman akan ada Kekhilifahan Imam Mahdi. Jadi apa salahnya ada perjuangan menegakkan khilafah kembali. Kenapa kita menolak hadist lain yang meriwayatkan akan datangnya Imam Mahdi. Pengelola web ini orang Islam kan.

    ReplyDelete
  5. Mau dengan apa lagi umat islam bisa membela saudara seiman di xinjiang yg dikuliti begini oleh rezim kufur klo tidak dg khilafah? masih berharap dg demokrasi? masih berhadap dg NKRI yg berhukum sekuler? padahal telah nyata kerusakan akibat penerapan sekulerisme demokrasi.... domestik n internasional

    xinjiang, burma, suriah, palestin, afrika tengah dllllllllllllllllllllllllllllllllllll

    ReplyDelete
  6. Walaupun bukan pendukung, mereka percaya dari data yang mereka temukan di lapangan.

    Ini bukan
    kesimpulan baru di kalangan intelijen. Sebelumnya, NIC dll bahkan sudah memprediksi berdirinya
    Khilafah.

    Data dianalisis lalu diberikan upaya untuk
    membendungnya

    Tapi percayalah, opini ini kanalisasi, makin dibendung, makin kuat opininya, dan makin
    masyarakat tahu dan sadar. Kalau utopis buat apa dibendung...

    Masih mau bilang utopis?

    ReplyDelete
  7. Syam'un Mutholib Al-Ghozy27 July 2014 at 05:02

    jika antum muslim....pasti lebih memilih syariat islam dari pada DEMOKRASI.

    ReplyDelete
  8. Syam'un Mutholib Al-Ghozy27 July 2014 at 05:05

    subhanallah....antum sungguh cerdas,
    namun, sekarang orang bodoh mana yang nggk mau hukum agamanya ditegakkan kemudian ia menolaknya??
    walaupun saya orang NU saya selalu mengakui perjuangan teman2 HTI yang selalu berjuang untuk menegakkan syariat islam, karena saya muslim???

    ReplyDelete