BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, August 18, 2014

Komunitas Santri Lamongan Tolak ISIS dan Paham Radikal Lainnya

Muslimedianews.com, Lamongan ~ Maraknya pemberitaan bergabungnya Wildan Mukhollad (19 tahun) dalam organisasi Islamic of Iraq and Syiria (ISIS) akhir-akhir ini menginspirasi komunitas santri Lamongan yang tergabung dalam Forkisla bersama Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia di Luar Negeri (APPI Dunia) untuk menggelar sarasehan antargenerasi dan tokoh masyarakat. Mereka berkomitmen menolak ISIS dan paham-paham radikal lainnya.

Koordinator Forkisla sekaligus aktivis APPI Dunia, Birrul Alim menjelaskan, tokoh pemuda dan masyarakat Lamongan telah bersepakat menolak ISIS dan paham radikal lainnya karena bertentangan dengan nilai-nilai dakwah Islam dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“ISIS merupakan organisasi radikal yang mengatasnamakan Islam untuk sebuah kepentingan politik dan kekuasaan tertentu. Ini yang patut kita sesalkan.” terang Birrul Alim.

Ia menambahkan, sebelum berhijrah dan membangun negara Madinah, Nabi terlebih dahulu mengirim beberapa sahabatnya untuk menjelaskan kepada masyarakat Madinah tentang Islam. Setelah dakwah dianggap cukup, Nabi barulah berhijrah dan mendirikan sebuah negara yang berdaulat.

“Langkah Nabi dalam membangun negara sangat berbeda dengan pendekatan yang dilakukan ISIS. Mereka menggunakan pendekatan yang anarki dalam membangun sebuah negara.” lanjutnya.

Kholid Affandi mewakili narasumber santri menguraikan, banyak masyarakat bergabung dengan organisasi Islam radikal karena tertarik dengan beberapa isu keagamaan yang kelompok garis keras gulirkan, di antaranya, pemberantasan maksiat di ruang publik, formalisasi Syariah dalam undang-undang, jihad melawan kafir, serta pendirian khilafah.

Makna Jihad
KH Salim Azhar, narasumber lain dalam acara tersebut, menjelaskan, jihad sebagai salah satu ajaran inti Islam tidak harus selalu ditafsirkan perang. Ia mengutip salah satu pendapat ulama bahwa jihad mempunyai arti yang cair, menyesuaikan dengan kebutuhan umat Islam yang bersifat mendesak.

“Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin, juga jihad bagi orang kaya. Mengajar demi mengentaskan masyarakat awam dari kebodohan merupakan jihad bagi seorang alim.” Jelas Salim Azhar.

Lebih lanjut, Salim Azhar menjelaskan, dalam rangka membentengi masyarakat dari ISIS dan paham radikal lainnya, dibutuhkan pemahaman keagamaan yang mendalam dan komprehensif, menghilangkan fanatisme faham tertentu serta memegang komitmen kebangsaan. Pemahaman keagamaan yang dangkal rentan mengakibatkan seseorang bergabung dalam organisasi radikal yang mengatasnamakan Islam.

Acara saresehan yang digelar kemarin (16/08) merupakan upaya komunitas santri Lamongan bersama APPI Dunia dalam mereduksi masyarakat dari radikalisasi yang kini marak dilakukan kaki tangan organisasi Islam garis keras sekaligus menepis anggapan masyarakat luas bahwa Lamongan sebagai salah satu basis Islam garis keras.

“Saya melihat bahwa paham radikal di manapun akan selalu menjadi bagian minoritas masyarakat karena pendekatan mereka bertolak belakang dengan kesantunan dakwah Islam yang diajarkan oleh Nabi,” pungkas Birrul Alim. (Red: Mahbib Khoiron)

Sumber nu.or.id
« PREV
NEXT »

No comments