Muslimedianews.com, Jakarta ~
Pengurus Besar Jam'iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), yang bermarkas di Jakarta, mengecam pimpinan dunia Islam bungkam atas serangan militer Israel ke jalur Gaza, Palestina, yang sudah memasuki minggu keempat. Gempuran militer zionis Israel itu merupakan kejahatan perang dan ulah teroris dunia.
“Dunia Islam dan pimpinan negara-negara berbasis Islam, seakan bungkam seribu bahasa ketika menyaksikan kebrutalan militer Israel ke penduduk sipil Gaza, Palestina. Pimpinan dunia Islam tidak berdaya dan bermental kropos tanpa nyali,” tegas Ketua Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah, H.Syamsir Bastian Munthe, kepada pers di Jakarta, Minggu (3/8/2014).
Apa yang dilakukan oleh tentara Israel, tidak lain sekadar tontonan bagi umat Islam dunia internasional. Menurut Syamsir, dalam konteks ini, pimpinan negara-negara Islam tidak hanya mengecam dan prihatin, namun harus bertindak secara militer untuk menghadang serbuan Israel.
“Harus ada aksi, bukan retorika jalanan,” tegas Syamsir.
Ia juga menghimbau Hamas dan organisasi internal Palestina, supaya menahan diri dan menyerahkannya kepada dunia internasional. “Saya heran, masalah Palestina, banyak dunia internasional, termasuk dunia Islam ogah-ogahan membicarakannya. Saya khawatir Masjidil Aqso bakal lenyap di tangan Israel.”
Sebelumnya, Jumat (1/8/2014) lalu, Raja Arab Saudi, Abdullah, mengutuk kebungkaman dunia internasional terhadap gempuran Israel serta menggambarkannya sebagai kejahatan perang dan terorisme oleh negara.
Raja Arab Saudi Abdullah mengkritik sikap diam masyarakat internasional terhadap ofensif Israel di Gaza dengan menyebut Israel telah melakukan “pembantaian massal” dan “kejahatan perang terhadap kemanusiaan”.
“Komunitas (internasional) ini terlihat diam pada apa yang tengah terjadi di seluruh kawasan ini, acuh tak acuh terhadap apa yang sedang terjadi, seolah-olah yang tengah terjadi itu bukan urusannya,” dikuti Reuters.
“Kami melihat darah saudara kita di Palestina tertumpah dalam pembantaian besar, yang tidak mengecualikan siapa pun, dan kejahatan perang terhadap kemanusiaan tanpa sanggahan, kemanusiaan atau moralitas,” kata Abdullah dalam pidato singkat, yang dibacakan atas namanya di televisi negara.
Abdulkhaleq Abdullah, pengulas politik di Keamiran Arab Bersatu, menyatakan pidato itu upaya membantah tuduhan bahwa Saudi -bersama sekutu, Mesir dan UAE- senang melihat Hamas melemah oleh serangan Israel, yang sebagian dipicu peningkatan tembakan roket Hamas dari Gaza ke Israel. (poskotanews.com)
“Dunia Islam dan pimpinan negara-negara berbasis Islam, seakan bungkam seribu bahasa ketika menyaksikan kebrutalan militer Israel ke penduduk sipil Gaza, Palestina. Pimpinan dunia Islam tidak berdaya dan bermental kropos tanpa nyali,” tegas Ketua Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah, H.Syamsir Bastian Munthe, kepada pers di Jakarta, Minggu (3/8/2014).
Apa yang dilakukan oleh tentara Israel, tidak lain sekadar tontonan bagi umat Islam dunia internasional. Menurut Syamsir, dalam konteks ini, pimpinan negara-negara Islam tidak hanya mengecam dan prihatin, namun harus bertindak secara militer untuk menghadang serbuan Israel.
“Harus ada aksi, bukan retorika jalanan,” tegas Syamsir.
Ia juga menghimbau Hamas dan organisasi internal Palestina, supaya menahan diri dan menyerahkannya kepada dunia internasional. “Saya heran, masalah Palestina, banyak dunia internasional, termasuk dunia Islam ogah-ogahan membicarakannya. Saya khawatir Masjidil Aqso bakal lenyap di tangan Israel.”
Sebelumnya, Jumat (1/8/2014) lalu, Raja Arab Saudi, Abdullah, mengutuk kebungkaman dunia internasional terhadap gempuran Israel serta menggambarkannya sebagai kejahatan perang dan terorisme oleh negara.
Raja Arab Saudi Abdullah mengkritik sikap diam masyarakat internasional terhadap ofensif Israel di Gaza dengan menyebut Israel telah melakukan “pembantaian massal” dan “kejahatan perang terhadap kemanusiaan”.
“Komunitas (internasional) ini terlihat diam pada apa yang tengah terjadi di seluruh kawasan ini, acuh tak acuh terhadap apa yang sedang terjadi, seolah-olah yang tengah terjadi itu bukan urusannya,” dikuti Reuters.
“Kami melihat darah saudara kita di Palestina tertumpah dalam pembantaian besar, yang tidak mengecualikan siapa pun, dan kejahatan perang terhadap kemanusiaan tanpa sanggahan, kemanusiaan atau moralitas,” kata Abdullah dalam pidato singkat, yang dibacakan atas namanya di televisi negara.
Abdulkhaleq Abdullah, pengulas politik di Keamiran Arab Bersatu, menyatakan pidato itu upaya membantah tuduhan bahwa Saudi -bersama sekutu, Mesir dan UAE- senang melihat Hamas melemah oleh serangan Israel, yang sebagian dipicu peningkatan tembakan roket Hamas dari Gaza ke Israel. (poskotanews.com)
No comments
Post a Comment