Muslimedianews.com, Brebes ~ Dalam Pelaksanaan Halal Bi Halal Bani Taswan yang di selenggarakan pada Kamis pagi ( 31/07/2014 ) di Rumahnya Kusnanto Desa Glonggong Kec.Wanasari Kab.Brebes ada suasana yang agak berbeda karena petugas MC nya memakai 3 bahasa sebagaimana yang di sampaikan Popy Sulistiawati Santriwati dari Gontor. Popy Sulistiawati merupakan MC yang memakai 2 bahasa yakni bahasa arab dan bahasa inggris, terus di terjemahkan oleh Sarifatun Afifah mahasiswi UMP Purwokerto.
Menurut Ketua Panitia Imam Rohudin, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan, “ Keluarga Besar Bani Taswan hendaknya solid dan kompak untuk bersatu dan eksis, jangan sampai bercerai berai ”, jelas Imam Alumnus Ponpes Lirboyo sambil memberikan dalil-dalilnya.
Adapun dalam sambutan atas nama Keluarga Bani Taswan Ustadz Hadi Mulyanto,S.Pd.I menyatakan perlunya kita rajin bershodaqoh untuk bekal akherat, sebab shodaqoh itu ganjarannya banyak sekali. Menurut Imam Shuyuti di dalam kitab Qotrul Ghoist bahwa shodaqoh ada 5 tingkatan.
Pertama shodaqoh yang ganjarannya mendapat 10 lipat yaitu shodaqoh yang di berikan kepada orang yang sehat.
Kedua shodaqoh yang ganjarannya mendapat 90 lipat yaitu shodaqoh yang di berikan kepada orang yang sedang sakit atau kena musibah.
Ketiga shodaqoh yang ganjarannya mendapat 900 lipat yaitu shodaqoh yang di berikan kepada kerabat, family yang kurang mampu.
Keempat shodaqoh yang ganjarannya mendapat 100.000 lipat yaitu shodaqoh yang di berikan kepada kedua orang tuanya.
Kelima shodaqoh yang ganjarannya mendapat 900.000 lipat yaitu shodaqoh yang di berikan kepada orang alim, para ahli fiqih, dan para kyai. Sebagaimana yang di ceritakan di Kitab Ushfuuriyyah.
Diterangkan oleh Ustadz Hadi Alumnus Ponpes Ma’hadut Tholabah Babakan Tegal, bahwa Kyai Tsabit Albannani setiap malam jum’at berziarah di tempat orang tuanya dari habis sholat maghrib hingga waktu shubuh,karena mengantuk akhirnya sang kyai tidur, di dalam tidurnya sang kyai bermimpi bahwa dirinya melihat orang yang ada di kuburan tersebut pada bangun dengan wajah yang senyum berseri-seri, berpakaian putih dan bagus-bagus serta membawa makanan yang lezat-lezat, namun ada salah satu pemuda yang pada saat itu justru lagi menangis, berpakaian compang camping, dekil dan tidak punya makanan. Sehingga Sang kyai bertanya "kenapa duhai pemuda kamu menangis?" Jawab pemuda "saya meninggal dalam perjalanan mau naik haji dan uang yang buat naik haji masih di buntelan kain ibuku sehingga saya tidak mendapat kiriman shadaqoh dari keluarganya yang masih hidup".
Maka pemuda tersebut meminta sang Kyai untuk menghubungi keluarganya dengan memberikan nama dan alamat ibunya. Dengan senang hati sang Kyai lalu beberapa hari mencari dan menemukan nama ibu dan alamat yang di maksud. Kemudian sang Kyai memintanya agar uang yang ada di buntelan kain yang sejatinya mau di gunakan untuk berhaji di shodaqohkan. Akhirnya di serahkanlah uang tersebut ke sang Kyai biar di shodaqohkan yang ganjaranya di tujukan ke pemuda itu.
Setelah di shodaqohkan, pada malam jum’at sang Kyai biasa berziarah lagi, namun dalam mimpinya pemuda tersebut yang dulunya menangis kini wajah pemuda tersebut tersenyum berseri-seri, berpakaian putih bagus dan membawa makanan yang lezat-lezat. Itu semua karena shodaqoh.
Sedangkan KH.Fahmi dalam tausyiahnya menyampaikan janganlah kita menyombongkan diri karen kita berasal dari setetes air mani, yang tidak laku kalau di jual. Dan hendaknya acara Halal Bi Halal semacam ini perlu di lestarikan karena merupakan Birrul Walidain. “ Urai Panjang
Kontributor : Hadi Mulyanto
No comments
Post a Comment