Jember, Muslimedianews.com ~ Pengajian Pelopor yang diselenggarakan di Mushallah Nurul hidayah atau di kediaman Pak hamid Desa Jetis kecamatan Bangsalsari Jember Jum’at malam sabtu, 10 Oktober 2014 mungkin perlu juga dikembangkan didaerah lain. Saat dikonfirmasi, Kyai Asnawi selaku ketua Pelopor yang diwadahi dalam Asosiasi Pelopor Nahdlatul Ulama (APNU) menyatakan bahwa pelopor ini dibentuk sejak zaman Alm. KHR. As’ad Syamsul Arifin. Karena anggota pelopor di zaman Kyai As’ad sudah banyak yang wafat, maka dibentuk lagi pada saat Alm. KHR. Achmad Fawaid As’ad.
Pelopor di zaman Kyai As’ad ada diberbagai daerah, baik di daerah tapal kuda maupun Madura. Biasanya anggota pelopor saat itu banyak direkrut dari para mantan bajingan yang ingin berjuang bersama-sama kyai As’ad selaku Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Saat itu Kata kyai Asnawi, pelopor oleh Kyai As’ad diajak berperang melawan Belanda dan PKI, jadi pelopor berfungsi sebagai benteng NU dan Negara Republik Indonesia.
Kyai Asnawi menuturkan kalau pada zaman Alm. KHR. Achmad Fawaid As’ad, pelopor tetap dihidupkan dan anggotanya juga sudah berfariasi, ada juga yang mantan bajingan dan juga ada santri yang menekuni dibidang ilmu hizib atau ilmu kesaktian, misalnya kekebelan dan bela diri lainnya.
Alhamdulillah, Pelopor yang ada di Jember barat ini istiqamah setiap bulan mengadakan pertemuan dengan anjangsana keberbagai daerah desa dan kecamatan. Dalam acara itu kami bersama sama membaca tawassul, shalawat, Hizbun Nashar dan hizib lainnya. Kami juga minta dibimbing dan dibina oleh Pengurus Cabang NU Jember, dalam hal ini KH. Misbahus Salam yang menjadi pembinanya, kata Kyai Asnawi yang rumahnya sering dikunjungi masyarakat untuk minta ijazah hizib ini.
Kyai Asnawi juga menegaskan, bahwa pelopor ini tujuan utamanya adalah untuk membentengi NU, membela ajaran dan kepentingan NU. Dari itu bila ada kelompok lain yang ingin merusak ajaran ahlussunnah wal jama’ah maka kami siap menghadapi mereka. Dan kami sudah berkali kali menyadarkan warga yang ingin ikut ajaran diluar ajaran NU atau kelompok islam wahabi, syi’ah dan lainnya, warga menjadi sadar dan tetap ada dijalan atau thariqah Nahdatul Ulama. (HMS)
Pelopor di zaman Kyai As’ad ada diberbagai daerah, baik di daerah tapal kuda maupun Madura. Biasanya anggota pelopor saat itu banyak direkrut dari para mantan bajingan yang ingin berjuang bersama-sama kyai As’ad selaku Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Saat itu Kata kyai Asnawi, pelopor oleh Kyai As’ad diajak berperang melawan Belanda dan PKI, jadi pelopor berfungsi sebagai benteng NU dan Negara Republik Indonesia.
Kyai Asnawi menuturkan kalau pada zaman Alm. KHR. Achmad Fawaid As’ad, pelopor tetap dihidupkan dan anggotanya juga sudah berfariasi, ada juga yang mantan bajingan dan juga ada santri yang menekuni dibidang ilmu hizib atau ilmu kesaktian, misalnya kekebelan dan bela diri lainnya.
Alhamdulillah, Pelopor yang ada di Jember barat ini istiqamah setiap bulan mengadakan pertemuan dengan anjangsana keberbagai daerah desa dan kecamatan. Dalam acara itu kami bersama sama membaca tawassul, shalawat, Hizbun Nashar dan hizib lainnya. Kami juga minta dibimbing dan dibina oleh Pengurus Cabang NU Jember, dalam hal ini KH. Misbahus Salam yang menjadi pembinanya, kata Kyai Asnawi yang rumahnya sering dikunjungi masyarakat untuk minta ijazah hizib ini.
Kyai Asnawi juga menegaskan, bahwa pelopor ini tujuan utamanya adalah untuk membentengi NU, membela ajaran dan kepentingan NU. Dari itu bila ada kelompok lain yang ingin merusak ajaran ahlussunnah wal jama’ah maka kami siap menghadapi mereka. Dan kami sudah berkali kali menyadarkan warga yang ingin ikut ajaran diluar ajaran NU atau kelompok islam wahabi, syi’ah dan lainnya, warga menjadi sadar dan tetap ada dijalan atau thariqah Nahdatul Ulama. (HMS)
No comments
Post a Comment