Jombang, Muslimedianews.com ~ Memori kaum muslimin tentang Islam tanpa mazhab masih terus ada. Salah seorang santri menyampaikan hal tersebut dalam sesi tanya jawab dalam Pendidikan Aswaja di Masjid Seblak Pesantren Seblak Cukir Jombang, Sabtu (22/11) malam.
"Bagaimana tanggapan Bapak tentang wacana Islam netral yang tanpa organisasi semacam NU atau tanpa mazhab," ujarn seorang santri.
Ketua Aswaja NU Center Yusuf Suharto dalam kesempatan itu menyatakan bahwa maksud Islam netral ini sebenarnya baik, yaitu dengan tujuan mewujudkan Islam yang satu tanpa perpecahan. Tapi ini menyalahi fakta.
"Perbedaan itu tidak semuanya jelek. Perbedaan itu indah bahkan menjadi rahmat. Yang jelek adalah perpecahan. Kenyataannya, yang mengklaim Islam tanpa mazhab akhirnya juga terjebak pada mazhab atau aliran pemikiran baru. Lihatlah Wahabi yang justru menimbulkan kontroversi. Allah dalam Quran juga menegaskan tidak menghendaki umat yang satu," ujarnya di hadapan sekitar tiga ratusan santri Seblak.
Ditegaskan pengajar di pesantren Rejoso dan Denanyar ini bahwa di samping penguasaan dalil landasan amaliyah, para santri juga ditekankan akan pentingnya memahami akidah Ahlussunnah wal Jamaah.
Sementara Abdul Majid, pengurus LBM-NU Jombang dalam paparannya dalam sesi kedua, menyatakan bahwa para santri musti yakin dengan kebenaran ajaran Ahlusunah wal Jamaah yang diyakini para ulama, khususnya di pesantren dan Nahdlatul Ulama.
"Kalian harus yakin, landasan para ulama itu benar. Tahlilan, istighasah, dibaan, ziarah kubur, qunut, bahkan salaman setelah shalat jamaah itu ada dalilnya. Bahkan ada riwayat dalam shahih al-Bukhari bahwa ada sahabat yang mencium tangan Rasulullah seusai shalat," ujar Ustadz muda asli kelahiran Jombang ini.
Pendidikan Aswaja ini berlangsung sejak usai shalat Isya hingga pukul 22.00 WIB. Seusai acara, Abdul Majid menyampaikan bahwa pelatihan akan diadakan tiap tiga pekan.
Sumber: NU Online
No comments
Post a Comment