Suatu ketika Umar bin Khattab melihat Mu'awiyah dan dia berkata, “Dia adalah kaisar Arab".
Ia menjadi gubernur Syam selama 20 tahun dan menjadi khalifah juga selama 20 tahun, tidak ada pemberontakan dan tidak ada yang menandinginya dalam kekuasaannya tidak seperti para khalifah yang datang setelahnya mereka banyak yang menentang bahkan ada sebagian wilayah yang menyatakan melepaskan diri.
Saat masih menjabat gubernur Syam, Mu'awiyah melakukan pemberontakan kepada Ali bin Abi Thalib dan dia menyatakan dirinya sebagai khalifah, kemudian dia juga melakukan pemberontakan kepada Al Hasan.
Al Hasan akhirnya mengundurkan diri sebagai Khalifah pada 41 H, pada tahun ini pula Mua'wiyah mengangkat Marwan bin Hakam sebagai gubernur Madinah.
Pada tahun 43 - 50 H beberapa wilayah ditaklukkan termasuk Sudan, Sajistan dan Qauhustan. Tahun 50 H inilah Muawiyah menyerukan kepada penduduk Syam untuk membaiat anaknya, Yazid, sebagai putra mahkota dan khalifah jikalau dia nanti mati, orang-orang Syam pun membaiatnya. Kemudian dia meminta Marwan, gubernur Madinah untuk mengambil baiat penduduk Madinah, Marwan kemudian berpidato di depan orang-orang dengan berkata: “Sesungguhnya Amirul Mukminin memandang perlu untuk mengangkat anaknya sebagai khalifah atas kalian setelahnya, dia bermaksud untuk menerapkan sunnah Abu Bakar dan Umar.”
Abdurrahman bin Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ada di tempat itu bangkit berdiri seraya berkata: “Itu bukan sunnah Abu Bakar dan Umar, ini adalah sunnah Kaisar, karena Abu Bakar dan Umar tidak pernah mewariskan khilafah kepada anak-anaknya, bahkan tidak pula kepada salah seorang keluarganya.”
Kata Abdullah bin Zubair pergi meninggalkannya. Asy-Sya'bi berkata: orang yang pertama kali berkhutbah sambil duduk adalah Mu'awiyah, ini dia lakukan karena badannya kegemukan dan perutnya besar. D
iriwayatkan oleh Abu Syaibah dalam kitab Al Awail karangan Al Askari dia berkata: “Mu'awiyah adalah orang yang pertama kali membuat pos surat dalam Islam.” Mua'wiyah adalah khalifah yang pertama kali menjadikan orang-orang yang dikebiri menjadi penjaga-penjaganya untuk kebutuhannya yang sangat khusus. Dia khalifah yang pertama kali dipermainkan oleh rakyatnya.
Suatu ketika Mua'wiyah datang ke Madinah, saat itu dia bertemu dengan Abu Qatadah Al Anshari. Muawiyah berkata “Semua orang menemuiku kecuali engkau orang-orang anshar.” Abu Qatadah berkata, “Kami tidak memiliki kendaraan untuk datang menemuimu.” Mu'awiyah berkata, “lalu kemana unta-unta kalian?.” “Kami sembelih saat kami mengejarmu dan ayahmu pada perang badar silam” jawab Abu Qatadah. Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad dari ayahnya, suatu ketika 'Uqail datang menemui Mu'awiyah. Muawiyah berkata, “Ini dia! 'Uqail sedangkan pamannya adalah Abu Lahab!” 'Uqail berkata: ini Muawiyah sedangkan bibinya adalah “sang pembawa kayu bakar” (Merujuk Surat Al Lahab).
Khuraim bin Fatik masuk menemui Mu'awiyah dengan kain yang agak terangkat, betisnya kelihatan, berkatalah Mu'awiyah, “Hmm.. andaikata dua betis ini milik seorang wanita” “Dalam usiamu yang sudah tua begini, wahai Amirul Mukminin?!” Kata Khuraim. Mu'awiyah meninggal pada bulan Rajab tahun 60 H.
Disebutkan bahwa usianya mencapai 77 tahun. Dia memiliki beberapa helai rambut Rasulullah dan sebagian potongan kukunya, dia mewasiatkan agar dua benda itu diletakkan di mulut dan kedua matanya ketika nanti dikubur.
Mu'awiyah berkata, “kerjakan itu, dan biarkan saya menemui Tuhan yang Maha Pengasih lagi yang Maha Penyayang!.”
Penulis : Iqbal Kholidi
Apa faedah artikel ini ya Akhi ? Semoga Allah memberikan hidayah pada antum. Saran ana, Delete artikel ini agar tidak semakin memberatkan antum kelak di yaumul hisab.
ReplyDeleteTerimakasih informasinya hal2 seperti diatas sangat berguna bagi saya yg awam, sekarang saya tahu asal mula adanya aliran di daerah saya yg begitu mudah membid'ahkan dan mensyirikkan suatu kegiatan padahal kegiatan itu untuk bersyukur kepada Alloh dan tidak ada terbersit niatan untuk menduakan Alloh serta kenapa Baginda Rasul bilang " Fitnah dan Tanduk Setan " akan muncul dari Najd.
ReplyDeleteSemoga bermanfaat bagi yang lainnya yang mau menggunakan akalnya untuk melihat sejarah.