Menurut Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Winarnokusumo, tradisi “Malam Selikuran” ini telah digelar bahkan sebelum berdirinya Keraton Surakarta, yakni sejak
Kerajaan Demak, yang dipioniri para wali.
“Tradisi ini digelar untuk menyambut malam lailatul qadr atau malam seribu bulan,” terangnya, di sela acara “Malam Selikuran”, Selasa (7/7) malam.
“Keraton mengirab 1.000 tumpeng ke masjid Agung, dan akan kita doakan setelah selesai salat tarawih. Setelah selesai akan kita bagikan ke masyarakat,” papar Winarno.
Pantauan nujateng.com, pembagian tumpeng kepada warga berlangsung secara kilat. Usai didoakan oleh ulama Masjid Agung, tumpeng yang berisi aneka makanan seperti nasi gurih, telur puyuh dan lain sebagainya tersebut langsung ludes diserbu ratusan pengunjung yang memadati serambi Masjid Agung.
Kegiatan diakhiri dengan membawa kembali kotak tempat wadah tumpeng kecil, kembali ke kompleks Keraton Surakarta. [Ajie Najmuddin/003]
sumber nujateng
No comments
Post a Comment