Inilah 3 Gagasan Hebat Gus Dur yang Dipandang Sebelah Mata
Muslimedianews ~ Sedikitnya ada tiga isu yang dilemparkan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) baik sewaktu masih sebagai pemimpin informal maupun ketika sudah terpilih sebagai Presiden RI.
Yang pertama bagaimana cara menghadapi Amerika Serikat.
Saat itu, di tahun 1980-an, Gus Dur nampaknya sudah merasakan, cepat atau lambat Amerika Serikat akan mendikte Indonesia. Nah dalam rangka mencegah hal tersebut terjadi, intelektual Islam itu menyuarakan sebuah gagasan yang kontroversial. Gus Dur memberi masukan kepada pemerintah Indonesia yang saat itu dipimpin Jenderal Soeharto. Bahwa untuk membuat negara adidaya Amerika Serikat tidak semaunya mendikte, maka Indonesia perlu menutup beberapa jalur laut internasional yang berada di wilayah Indonesia. Sebab jalur-jalur itu sangat penting dan strategis bagi segi keamanan dan pertahanan global Amerika Serikat. Kalaupun tidak menutup, setidaknya kapal-kapal perang Amerika Serikat tidak lewat secara gratis atau sembunyi-sembunyi seperti pelintas batas sebuah negara atau ilegal traficking.
Cukup Selamat Lombok saja yang ditutup, kata Gus Dur ketika itu. Dengan menutupnya, armada perang Amerika Serikat yang lalu lalang dari pangkalan militernya di Filiipina ke Samudera India, akan mengalami kesulitan. Mau tidak mau harus memutar puluhan ribu kilometer laut, yang otomatis akan berdampak pada biaya operasi dan kecepatan.
Amerika Serikat, tak ada pilihan harus berunding dan di situlah kesempatan Indonesia meminta konsesi. Atau dengan tawaran tersebut otomatis akan terjadi perundingan. Dan sebuah perundingan yang sehat, mau tidak mau akan saling memberi dan saling meminta. Jadi Indonesia tidak perlu takut menghadapi kebesaran Amerika Serikat.
Ketika Gus Dur menyuarakan gagasan itu, tidak ada yang memberi komentar. Terutama dari kalangan militer apalagi para kaum cendekia dan pengamat. Entah karena saa itu kebebasan berbicara tidak begitu terjamin atau ada alasan lainnya.
Saat itu Perang Dingin masih sedang hangat-hangatnya. Perang yang bersumbu pada persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
Armada perang laut Amerika Serikat diketahui sering masuk keluar wilayah Indonesia. Yang sudah umum diketahui, lewat Selat Malaka. Tetapi yang tidak banyak diketahui publik yaitu yang lewat Selat Lombok dan satu lagi yang berada di sekitar Pulau Flores dan Timor.
Selat Lombok dan yang di Pulau Flores, menjadi jalur yang efisien bagi Armada Amerika Serikat. Jalur yang menghubungkan pangkalan militernya di Subic (Filipina) dan Diego Garcia, pangkalan militer lainnya di tengah Samdera Hindia.
Pernyataan yang tersiar sekitar 30 tahun lalu itu, sejatinya masih tetap relevan hingga sekarang. Persoalannya, apakah dalam rezim pemerintahan sekarang, ada pihak yang punya keberanian dan integritas?
Isu atau gagasan kedua yang disampaikan Gus Dur yaitu soal pembubaran Golkar sebagai sebuah partai politik. Gagasan ini diwacanakan oleh Gus Dur tak lama setelah terjadi reformasi di tahun 1998. Sepanjang yang diraba dari pernyataan tokoh NU itu, Gus Dur cukup muak dengan prilaku para petinggi Golkar. Bahkan ada kesan, Golkar yang membangun Indonesia, tetapi Golkar pula yang mengancurkan Indonesia.
Gerakan anti-Golkar sudah mulai di Jawa Timur, tak lama setelah gagasan Gus Dur itu disiarkan oleh media. Beruntung kader Golkar pada saat itu – yang juga menjabat Ketua Umum DPP, Ir. Akbar Tanjung cepat bertindak. Dalam arti cepat mengambil langkah-langkah pencegahan, jangan sampai pemikiran Gus Dur menjadi sebuah kenyataan.
Selain itu parpol-parpol lainnya yang bisa disebut sebagai parpol “main-stream”, juga kurang peka. Sehingga gagasan Gus Dur itu seperti gayung tak bersambut. Seandainya Partai Golkar dibubarkan – sebutlah 15 tahun lalu, sejarah Indonesia mungkin berubah dari yang dicatat sekarang. Demikian pula jika Golkar dibubarkan pada era Gus Dur, mungkin tak akan terjadi kasus yang sekarang sangat populer “Papa Minta Saham”.
Bila saja Golkar sudah tidak ada dalam sistem kepartaian Indonesia, sidang Mahkamah Kehormatan Dewan, DPR-RI tak akan tertutup bagi publik. Soal benar atau salah yang dilakukan Mahkamah Kehormatan Dewan yang pasti timbulnya kegaduhan politik akibat “Papa Minta Saham” tak lepas dari cara Golkar berpolitik.
Terakhir dan cukup populer bahkan memakan korban yaitu penilaian Gus Dur tentang para anggota DPR-RI. Menurut Gus Dur yang waktu itu baru saja dilantik sebagai Presiden RI ke–4 (1999 – 2001), para anggota DPR sama saja dengan murid sekolah Taman Kanak-Kanak. Dan atas alasan itu pula, Gus Dur ingin membubarkan DPR-RI melalui Dekrit Presiden.
Tidak sempat mengeluarkan Dekrit, sebaliknya para anggota DPR berkonspirasi dengan anggota MPR-RI lalu melengserkan Presiden Gus Dur. Ia pun digantikan oleh Megawati Soekarnoputri, Wapresnya dari PD-P. Mungkin kalau Gus Dur sempat membubarkan parlemen, saat ini kita tidak punya parlemen yang sering di-bully, di-meme atau dilecehkan.
Kini Gus Dur sudah terbaring dengan tenang di tempat persitirahatannya yang terakhir, di kawasan Pondok Pesantren, Tebu Ireng. Selain tiga gagasan itu, masih banyak sebetulnya cerita-cerita politik yang ringan tapi berbobot yang ditinggalkannya.
Orang yang baik selalu dikenang. Itulah Gus Dur, Presiden RI yang hanya memerintah selama 1,5 tahun, tapi meninggalkan kenangan manis yang cukup banyak. Seakan Gus Dur pernah memerintah Indonesia selama 15 tahun atau tiga periode dengan berbagi cerita yang bisa membuat orang terkekeh-kekeh.
Gitu aja koq repot, sebuah celetukan populer dari almarhum.
Oleh: Derek Manangka.
No comments
Post a Comment