Al-Imam Ibnu Abi Ashim berkata:
وَقَدْ رَأَيْتُ جَمَاعَةً مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْفَضْلِ إِذَا هُمْ أَخَذَهُمْ أَمْرٌ قَصَدَ إِلَى قَبْرِهِ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَدَعَا بِحَضْرَتِهِ، وَكَانَ يَعْرِفُ الْإِجَابَةَ، وَأَخْبَرَنَا مَشَايِخُنَا قَدِيمًا أَنَّهُمْ رَأَوْا مَنْ كَانَ قَبْلَهُمْ يَفْعَلُهُ،
Aku benar-benar telah melihat sekelompok ahli ilmu dan ahli keutamaan apabila mereka menghadapi persoalan, makan mendatangi makam sahabat Zubair bin al-Awwam, mengucapkan salam dan berdoa di hadapannya, dan selalu mengetahui terkabulnya doa di situ. Guru-guru kami telah mengabarkan kepada kami dulu bahwa mereka melihat orang-orang sebelumnya juga melakukan hal yang sama.
Disebutkan oleh al-Imam al-Hafizh Ibnu Abi Ashim, ulama salaf, dalam kitabnya al-Ahad wa al-Matsani.
Bertabaruk dengan makam orang shaleh telah berlangsung sejak generasi salaf dan hanya Wahabi yang menilainya syirik.
Ust. Muhammad Idrus Ramli