Ada satu hal yang cukup menarik mengenai tahlil yang disampaikan oleh KH Said Aqil Siroj dalam seminarnya di acara Munas ke-2 KMNU di Auditorium FPMIPA UPI. Ia menjelaskan bahwa Indonesia bisa tetap berdaulat sampai saat ini salah satunya adalah karena adanya tahlilan.
Ketua Umum PBNU itu mengisahkan bahwa zaman revolusi kemerdekaan dulu salah seorang tentara menghianati Jendral Sudirman dengan memberi tahu tempat persembunyian sang Jenderal. Dikarenakan insting sang Jenderal tajam, akhirnya beliau memilih berdoa dengan cara tahlilan bersama prajuritnya. Begitu para tentara musuh menyergap persembunyian Jenderal Sudirman, mereka tidak percaya bahwa yang sedang tahlilan itu adalah Jenderal Sudirman.
“Mosok Jenderal panglima perang tahlilan,” pikir tentara sekutu, hingga selamatlah panglima perang yang berkonstribusi besar untuk kemerdekaan NKRI ini.
Dari situ bisa diambil dua kesimpulan. Yang pertama, tahlilan itu sakti, bisa menyelamatkan kemerdekaan republik ini dan yang kedua, Jendral Sudirman itu orang NU karena ia ikut tahlilan.
Red: Mukafi Niam, via nu.or.id