BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Wednesday, March 16, 2016

Bantul Tarik Buku Wahabi 'Sunnah-Sunnah Setelah Kematian'

Muslimedianews.com ~ Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah menarik ratusan buku berjudul "Sunah-Sunah setelah Kematian" yang dinilai meresahkan warga Nahdhatul Ulama.

"Semua lurah dan camat sudah disurati Pak Sekda (Sekretaris Daerah) untuk melakukan penarikan buku-buku itu dari peredaran," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bantul Mahmudi di sela-sela audiensi dengan ratusan warga NU di Aula Pemda Bantul, Selasa.

Pernyataan itu menanggapi tuntutan warga NU yang tergabung dalam Forum Pecinta Tahlil dan Budaya yang meminta agar ada penarikan buku "Sunah-sunah setelah kematian" oleh pemerintah, karena isi buku dinilai merendahkan tradisi Nahdliyin yang telah berkembang.

Mahmudi mengatakan, salah satu pejabat di Dinsos Bantul melalui APBD Bantul telah melakukan pengadaan buku terbitan Pustaka Imam Bonjol Jakarta sebanyak seribu eksemplar untuk dibagikan namun yang sudah diedarkan pada Januari 2016 berjumlah 320 buku.

"Dari 320 buku yang beredar itu yang sudah ditarik berjumlah 135 buku, sehingga kami masih mengupayakan untuk ditarik semua," katanya.

Selain penarikan buku yang beredar, warga Nahdiyin juga menuntut pemusnahan buku tersebut.

Menanggapi hal itu, Mahmudi belum bisa berjanji untuk melaksanakan, sebab masih akan mengkomunikasikan dulu dengan Bupati mengingat pengadaannya menggunakan APBD.

"Kalau untuk dimusnahkan nanti dulu, karena bisa berisiko, tadi Pak Bupati juga bilang akan mempelajari dulu (apakah boleh dimusnahkan), sebab pembeliannya dengan dana APBD," katanya.

Sebelumnya ratusan warga Nahdliyin yang tergabung dalam Forum Pecinta Tahlil dan Budaya Bantul menggeruduk Kantor Bupati untuk melakukan orasi, yang kemudian bergerak menuju komplek perkantoran Pemda Bantul yang lokasinya tidak jauh dari Kantor Dinsos Bantul.

Koordinator aksi Kuncoro pada kesempatan itu menyampaikan sejumlah tuntutan di antaranya meminta Kepala Dinsos Bantul memohon maaf secara terbuka di media massa dan kepada warga Nahdliyin, karena telah mengedarkan buku yang meresahkan organisasi Islam itu.

"Kami minta tarik semua buku yag telah beredar kemudian dimusnahkan semua buku yang telah dibeli. Kemdian kembalikan dana pengadaan buku "Sunah-sunah setelah Kematain" ke kas negara," katanya.

Adapun tulisan-tulisan dalam buku yang dinilai meresahkan Nahdliyin itu di antaranta amalan-amalan seperti peringatan tujuh hari, 40 hari, 100 hari hingga 1.000 hari merupakan tradisi peninggalan umat Hindu jaman dulu dan para Firaun Mesir yang tidak layak diikuti umat islam.

Selain "selamatan", buku juga menyebut jika tahlilan, pemberian kenduri dan hidangan bagi warga yang mengikuti tahlil, menghadiahkan Surah Al-Fatihah, Yasinan saat meletakkan mayat di liang lahat hanya merugikan jenazah karena perbuatan tersebut bisa menjadikan sirik

Didemo Soal Penyebaran Buku Kontroversial, Dinsos Bantul Kembali Minta Maaf

Ratusan massa mengatasnamakan Forum Pecinta Tahlil dan Budaya melakukan aksi demonstrasi di Parasamya dan Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Bantul pada Selasa (15/3/2016) menyikapi tersebarnya buku yang dianggap menyinggung warga NU oleh Dinsos.

Massa aksi yang terdiri dari GP Ansor Bantul, Banser Bantul, PC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta, Pagar Nusa, sejumlah laskar dan elemen NU lainnya melakukan orasi dan membawa berbagai spanduk yang menuntut Dinsos Bantul bertanggungjawab tersebarnya buku 'Sunnah-Sunnah Setelah Kematian' kepada sejumlah Kaum Rois yang sebagian isinya mendiskreditkan amalan warga NU.

Menanggapi para demonstran, Plt Kepala Dinsos Bantul, Mahmudi mengungkapkan siap memenuhi beberapa tuntutan massa aksi.

Menurutnya permintaan maaf dan penarikan buku sudah dilakukan. Dari 1000 buku yang terbeli, 320 telah disebarkan pada kaum rois dan 135 eksemplar sudah ditarik.

"Saya selaku pimpinan memohonkan maaf seluruh teman-teman Dinsos bukan hanya di bidang agama, tapi juga yang lain agar lebih hati-hati lagi," ujarnya.

Namun, untuk memusnahkan buku tersebut pihaknya perlu berhati-hati dan akan mengkajinya terlebih dahulu bersama inspektorat karena buku tersebut dibeli dengan dana dari APBD.

"Karena ini APBD harus diperiksa inspektorat, buku ini kalau dimusnahkan apa risikonya," katanya.
Umat Islam demo beredarnya buku yang tidak toleran terhadap amaliyah umat Islam.
Buku tersebut karangan ustadz Wahhabi.
sumber tribun, antara/foto umat Islam protes peredaran buku wahhabi
« PREV
NEXT »

No comments