Padahal kebenaran, kesucian, atau kesakralan sejatinya hanyalah sebuah klaim manusia dan tafsir subyektif semata karena diluar Tuhan, semuanya adalah "profan" dan "sekuler". Politik adalah salah satu ranah "profan" dan "sekuler" itu. Tetapi oleh kelompok agama konservatif tadi, politik yang profan dan sekuler itu harus "disakralkan" dan "diagamakan". Ini tentu sebuah cara-berpikir yang kacau-balau, meskipun barangkali maksud mereka itu baik (misalnya, supaya pemerintah itu lebih "bermoral" ho ho ho) tetapi bisa menghasilkan produk pemikiran dan tindakan yang kontraproduktif dan berlawanan dengan norma & nilai keagamaan itu sendiri.
Lebih parah lagi, karena terlalu "terbuai" dengan agama, mereka kadang2 berpikir dan bertindak yang mengabaikan akal-sehat dan fakta2 empiris kemajemukan dan kemajuan. Tindakan kelompok Kristen konservatif di Amerika yang menolak Barack Obama karena "dianggap" Muslim, sama unyunya dengan kelompok Muslim konservatif di Jakarta yang menolak Ahok karena dianggap kafir. Padahal Obama itu Kristen dan Ahok itu jelas bukan kafir. Dan dunia politik, harus diingat, tidak ada urusannya dengan dunia Islam-Kristen...
17 Februari 2016
Sumanto Al-Qurtubiy, Dosen Antropologi di King Fahd University, Arab Saudi
No comments
Post a Comment