Kalimat ini hampir disebar dalam kitab-kitab Salafi. Padahal kalau kita merujuk ke kitab Usul Fikih tidak akan ditemukan Qaidah ini. Apakah benar kebaikan pasti dilakukan terlebih dahulu di masa sahabat? Jawabannya tidak pasti.
Kedua, menurut ulama ahli hadis bermadzhab Syafiiyah al-Hafidz Ibnu Hajar bahwa bahwa bentuk kebaikan yang saat ini ada dan belum terwujud di masa sahabat, adalah termasuk bidah yang disunahkan (Fath al-Bari, Syarah Sahih al-Bukhari)
الْمَنْدُوبَةُ كُلُّ إِحْسَانٍ لَمْ يُعْهَدْ عَيْنُهُ فِي الْعَهْد النَّبَوِيّ كالاجتماع عَن التَّرَاوِيحِ وَبِنَاءِ الْمَدَارِسِ وَالرُّبَطِ وَالْكَلَامِ فِي التَّصَوُّفِ الْمَحْمُودِ وَعَقْدِ مَجَالِسِ الْمُنَاظَرَةِ إِنْ أُرِيدَ بِذَلِكَ وَجْهُ اللَّهِ
الكتاب: فتح الباري شرح صحيح البخاري
المؤلف: أحمد بن علي بن حجر أبو الفضل العسقلاني الشافعي
Ketiga, kalau kebaikan pasti dilakukan di masa sahabat, mengapa salat Tarawih 20 rakaat sebulan penuh dengan mengkhatamkan al-Quran tidak ada di masa sahabat tetapi masih terus dilaksanakan di Masjidil Haram?
No comments
Post a Comment