728x90

468x60

Sunday, October 23, 2016

NU Ranting CIangsana Kuatkan Gerakan Basis melalui Hari Santri


Lamat-lamat gerimis mulai turun sejak Magrib dan di langit, Ciangsana, Gunung Putri, dan semakin deras jelang Isya, Sabtu (22/10/2016). Sore tadi panitia peringatan puncak Hari Santri Nasional Ciangsana sudah menyiapkan banyak hal, tenda, konsumsi, sound, dan lain-lain sudah siap. Tinggal menunggu waktu malam puncak peringatan Hari Santri dilaksanakan.

Alhamdulillah, ba'da Isya hujan reda. Malam puncak peringatan Hari Santri terus bergulir. Dua finalis lomba hadrah yang sebelumnya sudah 'diadu' skill minggu lalu kembali manggung malam ini. Menunggu juri mengumumkan juara.

Tamu-tamu penting berdatangan, pukul 21.00 WIB, di acara yang digelar di Masjid al Muttaqin, Komplek TNI AL Ciangsana ini. Hadir dalam kegiatan ini, ketua PCNU, Kyai Romdhoni, Wakil Katib.Syuriah PCNU, Kyai Ahmad Iqrom, Rois Syuriah NU Ranting.Ciangsana, Kyai Sufa'i Ihsan, Staff BNPT, Bpk. Samsul Hadi mengisi barisan tempat duduk tamu di perhelatan yang diselenggarakan NU Ranting Ciangsana dan PAC Ansor Gunung Putri.

Dalam sambutannya Rois Syuriah NU Ranting Ciangsana menyampaikan peringatan Hari Santri ini merupakan momentum pemersatu kalangan santri. Bahu membahu meramaikan gebyar hari santri mengobarkan semangat Resolusi Jihad.

Sementara itu dalam konteks berorganisasi, Ketua PCNU Bogor, kyai Romdhoni menekankan khidmah warga NU untuk jamiyyah. Pentingnya berorganisasi dan penting mengurusi umat melalui NU, seperti yang dilakukan oleh santri-santri NU di Ciangsana dari berbagai elemen.

"Jadilah orang yg mengurusi NU. Bukan diurusi NU. Ranting NU Ciangsana merupakan ranting pertama di Gunung Putri & ranting yg bikin peringatan hari santri." pujinya, Sabtu (22/10/2016).

Lanjutnya seperti pesan para kyai, Kyai Romdhoni menekankan kiprah santri-santri NU harus ada di mana saja, bahkan sampai pelosok.

"PCNU Bogor atas perintah para kyai untuk terus dakwah ke pelosok-pelosok desa," imbuhnya.

Wasekjen PBNU, Ulil Hadrawi, menambahkan tentang perluasan kiprah para santri NU. Bahwa kualitas santri sejak dulu terus mewarnai hitam putih negeri ini.

"NU adalah khidmah, keikhlasan. Diaspora santri menjadi menteri, birokrat, teknokrat dan sebagainya menunjukkan bahwa santri tidak kalah kiprahnya." tuturnya.

Gerakan jamiyah NU selain kuat di level atas, juga harus ditopang di akar rumput. Di akar rumput jamaah NU-nya kuat, tapi biasanya tidak ditopang penguatan jamiyah atau keorganisasiannya. Ulil Hadrawi memuji gerakan NU Ciangsana, yang menurutnya langkah-langkah strategis penguatan jamiyah di NU, tidak melihat dilevel apa berada, di semua lini menjadi begitu penting.
"NU Ranting Ciangsana bisa menjadi model percontohan bagi Ranting NU lainnya di Indonesia. Peran Ranting tidak kalah penting dengan peran PBNU,' pungkasnya.
« PREV
NEXT »