Muslimedianews.com ~ Ribuan jamaah menghadiri Pengajian Rutinan Ahad Pagi Forum Komunikasi Tokoh NU FKTNU Kec Bukateja Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah yang berlangsung di Desa Majasari berlangsung meriah. Acara yang berlangsung sejak pagi hari itu dihadiri kabanyakan jamaah laki-laki dan perempuan tumplek blek memadati halman masjid pada hari Minggu pagi,Minggu, 26 Rajab 1438 / 23 April 2017.
Tabligh akbar Forum Tokoh NU (FKTNU) Bukateja adalah forum pengajian yang berlangsung setiap setengah bulan sekali dan diikuti oleh ribuan jamaah warga nahdliyin. Banyak sekali permintaan dan pesanan dari Mushola dan Masjid di sekitar Bukateja untuk menjadi tuan rumah pengajian. Sudah setahun ini jadwal pengajian terjadwal keliling dan sellau penuh oleh jamaah. Antuasiasme pengunjung dibuktikan dengan jumlah infaq yang masuk selalu di atas 5 juta bahkan sampai 10 juta setiap pengajian. Saat ini NU Bukateja sudah mempunyai gedung NU yang cukup megah dan sudah dipaving blok. Aktivitas gedung NU Bukateja mulai bergeliat. BMT NU SAJA sudah dibuka sesuai jam kerja, melayani simpan pinjam.
Acara yang berlangsung pagi hari itu, dibuka dengan Mujahadah, acara berlanjut dengan Bahsul Masail oleh tim FKTNU, berlanjut dengan pengajian pertama oleh KH Syamsul Islam dari Telapucung, Majasari,Kec Bukateja yang membacakan Bahsul Masail FKTNU Bukateja tentang ke Nu-an dimana NU tidak mengambil rujukan dengan Al Qur'an dan hadist saja namun juga dengan ijtihad dan qiyas ulama salafus shaleh sebagai sumber hukum.
"Dalam berpolitik, NU bersikap netral serta hati-hati. Meniru sahabat Ibnu Abbas dalam mengambil sikap, tidak memblok kelompok tertentu dan tidak mengkafirkan ataupun mencela kelompok lain. Naum mengmbil informasi sebanyak-banyaknya baru mengambil sikap," kata KH Syamsul Islam.
H Muhtamil ,SAg mewakili panitia menyampaikan beberapa pengumuman pengajian dalam dua minggu ke depan yang akan berlangsung di Majid Nurul Huda, Kutawis, Bukateja (Minggu Pagi Ahad Pahing/7 Mei 2017).
Pembicara Pengajian Akbar kali adalah KH Nur Cholis Ahmadi, Rois Syuriah PCNU Kab Purbalingga menyampaikan perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dengan gaya tembang mocopat bahasa Jawa namun bernas. Dimana perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW adalah menerima perintah shalat lima waktu. Setelah Nabi Muhammad SAW menerima ujian maha berat ditinggal istri tercinta Siti Khadjah dan paman beliau AbuThalib.
Dengan wafatnya Abu Thalib ini, pihak kafir Quraisy merasa semakin leluasa mengganggu dan menentang Nabi SAW. Tha’if merupakan kota terbesar setelah Hijaz. Di sana terdapat Bani Tsaqif, suatu Kabilah yang cukup kuat dan besar jumlah penduduknya. Rasulullah SAW pun berangkat ke Tha’if dengan harapan dapat membujuk Bani Tsaqif untuk menerima Islam.
Dengan demikian, beliau dan pengikutnya akan mendapatkan perlindungan dari gangguan kaum kafir Quraisy. Beliaupun berharap dapat menjadikan Tha’if sebagai pusat gerakan dakwah.
Setiba di sana, Rasulullah SAW mengunjungi tiga tokoh Bani Tsaqif secara terpisah untuk menyampaikan risalah Islam. Namun apa yang terjadi???
Bani Tsaqif bukan saja menolak ajaran Islam, bahkan mendengar pembicaraan Nabi SAW pun mereka tidak mau. Rasulullah SAW diperlakukan secara kasar dan biadab.
Sikap kasar mereka itu sungguh bertententangan dengan sikap bangsa Arab yang selalu menghormati tamunya. Dengan terus terang mereka mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan Rasulullah dan pengikutnya tinggal di kota mereka. Semula Rasulullah membayangkan akan mendapatkan perlakuan sopan diiringi tutur kata yang lemah lembut , tetapi ternyata beliau diejek dengan kata-kata yang kasar.
Salah seorang diantara mereka berkata sambil mengejek beliau dengan sangat kasar, ”Benarkah Allah telah mengangkatmu sebagai pesuruh-Nya?”
Menghadapi perlakuan tokoh Bani Tsaqif yang sedemikian kasar itu, Rasulullah SAW yang memiliki sifat bersungguh-sungguh dan teguh pendirian, tidak menyebabkannya berputus asa dan kecewa.
Setelah meninggalkan tokoh-tokoh Bani Tsaqif yang tidak dapat diharapkan itu, Rasulullah mencoba berdakwah di kalangan rakyat biasa. Namun kali ini pun beliau mendapat kegagalan.
Mereka mengusir Rasulullah SAW dari Tha’if dengan berkata,”Keluarlah kamu dari kampung ini! Dan pergilah ke mana saja kamu suka!”
Ketika Raulullah SAW menyadari bahwa usahanya tidak berhasil, beliau memutuskan untuk meninggalkan Tha’if. Tetapi penduduk Tha’if tidak membiarkan beliau keluar dengan aman. Mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan.
Lemparan batu yang mengenai Nabi SAW sedemikian hebat, tiap beliau bergeser dari suatu tempat, lemparan batu bertubi-tubi mengenai tubuh beliau, sehingga tubuh beliau berlumuran darah. Dengan berjalan tertatih-tatih dan tubuh bersimbah darah, beliau dalam perjalanan pulang, Rasulullah SAW kemudian menjumpai tempat yang aman dari gangguan orang-orang jahat tersebut, kemudian beliau berdoa dengan sambil meneteskan air mata mengadukannya kepada yang Allah Jalazalluhu warahamatuh, ”Wahai Tuhanku, kepada Engkaulah aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Rahim, Engkaulah Tuhannya orang-orang yang lemah dan Engakaulah tuhanku. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh yang akan menerkam aku atau kepada keluarga yang Engkau berikan kepadanya urusanku, tidak ada keberatan bagiku asalkan Engkau tidak marah kepadaku. Sedangkan afiat-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya muka-Mu yang mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap dan atas-Nya lah teratur segala urusan dunia dan akhirat. Dari Engkau menimpakan atas diriku kemarahan-Mu atau dari Engkau turun atasku azab-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Engkau.”
Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT oleh Nabi SAW sehingga Allah SWT mengirimkan malaikat Jibril untuk menemuinya.
Setibanya di hadapan Nabi, Jibril AS memberi salam seraya berkata,”Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan orang-orang ini. Allah telah memerintahkan malaikat-malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu.”
Sambil berkata demikian, Jibril AS memperlihatkan barisan para malaikat itu kepada Rasululah SAW.
Kata malaikat itu, “Wahai Rasululah, kami sanggup menjadikan gunung di sekitar kota itu berbenturan, sehingga penduduk yang ada di kedua belah gunung ini akan mati tertintid. Atau apa saja hukuman yang engkau inginkan, kami siap melaksanakannya.”
Mendengar tawaran malaikat itu Rasulullah dengan sifat kasih sayangnya berkata, ”Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.”
Dalam kesempatan itu, KH Nur Kholis juga menyampaikan pentingnya menghadiri majlis ilmu, karena pahala yang besar di sisi Allah SWT."Pahala orang menghadiri majlis pengajian dan ilmu setara dengan pahala shalat 1000 raka'at," kata KH Nur Khlois.
Pengjian ahad pagi kemudian ditutup dengan sedikit pengumuman oleh KH Abror Mushodiq, pengasuh PP Darul Abror Bukateja Purbalingga Jawa Tengah dimana PP Darul Abror Bukateja Purbalingga menggelar kegiatan pekan madaris di komplek ponpes yang diikuti oleh sekitar 700 santri. Porsadin (pekan madaris) merupakan kegiatan tahunan, pertemuan besar antar santri-santriwati madrasah/TPQ, baik yang ada di tingkat diniyah awaliyah maupun wustho dan TPQ berlangung pada Hari Minggu 26 Rajab 1438 / 23 April 2017 mulai pukul 09.00. Sementara Khataman Pondok Pesantren Darul Abror akan berlangsung dari 3-5 Mei dan puncak acara pada hari Jumat Malam Sabtu dengan tabligh akbar yang akan diisi oleh KH Muhammad Taufiq, dari Tulung Agung, Jawa Timur. (***)Aji Setiawan
Tabligh akbar Forum Tokoh NU (FKTNU) Bukateja adalah forum pengajian yang berlangsung setiap setengah bulan sekali dan diikuti oleh ribuan jamaah warga nahdliyin. Banyak sekali permintaan dan pesanan dari Mushola dan Masjid di sekitar Bukateja untuk menjadi tuan rumah pengajian. Sudah setahun ini jadwal pengajian terjadwal keliling dan sellau penuh oleh jamaah. Antuasiasme pengunjung dibuktikan dengan jumlah infaq yang masuk selalu di atas 5 juta bahkan sampai 10 juta setiap pengajian. Saat ini NU Bukateja sudah mempunyai gedung NU yang cukup megah dan sudah dipaving blok. Aktivitas gedung NU Bukateja mulai bergeliat. BMT NU SAJA sudah dibuka sesuai jam kerja, melayani simpan pinjam.
Acara yang berlangsung pagi hari itu, dibuka dengan Mujahadah, acara berlanjut dengan Bahsul Masail oleh tim FKTNU, berlanjut dengan pengajian pertama oleh KH Syamsul Islam dari Telapucung, Majasari,Kec Bukateja yang membacakan Bahsul Masail FKTNU Bukateja tentang ke Nu-an dimana NU tidak mengambil rujukan dengan Al Qur'an dan hadist saja namun juga dengan ijtihad dan qiyas ulama salafus shaleh sebagai sumber hukum.
"Dalam berpolitik, NU bersikap netral serta hati-hati. Meniru sahabat Ibnu Abbas dalam mengambil sikap, tidak memblok kelompok tertentu dan tidak mengkafirkan ataupun mencela kelompok lain. Naum mengmbil informasi sebanyak-banyaknya baru mengambil sikap," kata KH Syamsul Islam.
H Muhtamil ,SAg mewakili panitia menyampaikan beberapa pengumuman pengajian dalam dua minggu ke depan yang akan berlangsung di Majid Nurul Huda, Kutawis, Bukateja (Minggu Pagi Ahad Pahing/7 Mei 2017).
Pembicara Pengajian Akbar kali adalah KH Nur Cholis Ahmadi, Rois Syuriah PCNU Kab Purbalingga menyampaikan perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dengan gaya tembang mocopat bahasa Jawa namun bernas. Dimana perjalanan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW adalah menerima perintah shalat lima waktu. Setelah Nabi Muhammad SAW menerima ujian maha berat ditinggal istri tercinta Siti Khadjah dan paman beliau AbuThalib.
Dengan wafatnya Abu Thalib ini, pihak kafir Quraisy merasa semakin leluasa mengganggu dan menentang Nabi SAW. Tha’if merupakan kota terbesar setelah Hijaz. Di sana terdapat Bani Tsaqif, suatu Kabilah yang cukup kuat dan besar jumlah penduduknya. Rasulullah SAW pun berangkat ke Tha’if dengan harapan dapat membujuk Bani Tsaqif untuk menerima Islam.
Dengan demikian, beliau dan pengikutnya akan mendapatkan perlindungan dari gangguan kaum kafir Quraisy. Beliaupun berharap dapat menjadikan Tha’if sebagai pusat gerakan dakwah.
Setiba di sana, Rasulullah SAW mengunjungi tiga tokoh Bani Tsaqif secara terpisah untuk menyampaikan risalah Islam. Namun apa yang terjadi???
Bani Tsaqif bukan saja menolak ajaran Islam, bahkan mendengar pembicaraan Nabi SAW pun mereka tidak mau. Rasulullah SAW diperlakukan secara kasar dan biadab.
Sikap kasar mereka itu sungguh bertententangan dengan sikap bangsa Arab yang selalu menghormati tamunya. Dengan terus terang mereka mengatakan bahwa mereka tidak senang dengan Rasulullah dan pengikutnya tinggal di kota mereka. Semula Rasulullah membayangkan akan mendapatkan perlakuan sopan diiringi tutur kata yang lemah lembut , tetapi ternyata beliau diejek dengan kata-kata yang kasar.
Salah seorang diantara mereka berkata sambil mengejek beliau dengan sangat kasar, ”Benarkah Allah telah mengangkatmu sebagai pesuruh-Nya?”
Menghadapi perlakuan tokoh Bani Tsaqif yang sedemikian kasar itu, Rasulullah SAW yang memiliki sifat bersungguh-sungguh dan teguh pendirian, tidak menyebabkannya berputus asa dan kecewa.
Setelah meninggalkan tokoh-tokoh Bani Tsaqif yang tidak dapat diharapkan itu, Rasulullah mencoba berdakwah di kalangan rakyat biasa. Namun kali ini pun beliau mendapat kegagalan.
Mereka mengusir Rasulullah SAW dari Tha’if dengan berkata,”Keluarlah kamu dari kampung ini! Dan pergilah ke mana saja kamu suka!”
Ketika Raulullah SAW menyadari bahwa usahanya tidak berhasil, beliau memutuskan untuk meninggalkan Tha’if. Tetapi penduduk Tha’if tidak membiarkan beliau keluar dengan aman. Mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan.
Lemparan batu yang mengenai Nabi SAW sedemikian hebat, tiap beliau bergeser dari suatu tempat, lemparan batu bertubi-tubi mengenai tubuh beliau, sehingga tubuh beliau berlumuran darah. Dengan berjalan tertatih-tatih dan tubuh bersimbah darah, beliau dalam perjalanan pulang, Rasulullah SAW kemudian menjumpai tempat yang aman dari gangguan orang-orang jahat tersebut, kemudian beliau berdoa dengan sambil meneteskan air mata mengadukannya kepada yang Allah Jalazalluhu warahamatuh, ”Wahai Tuhanku, kepada Engkaulah aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Rahim, Engkaulah Tuhannya orang-orang yang lemah dan Engakaulah tuhanku. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh yang akan menerkam aku atau kepada keluarga yang Engkau berikan kepadanya urusanku, tidak ada keberatan bagiku asalkan Engkau tidak marah kepadaku. Sedangkan afiat-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya muka-Mu yang mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap dan atas-Nya lah teratur segala urusan dunia dan akhirat. Dari Engkau menimpakan atas diriku kemarahan-Mu atau dari Engkau turun atasku azab-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Engkau.”
Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT oleh Nabi SAW sehingga Allah SWT mengirimkan malaikat Jibril untuk menemuinya.
Setibanya di hadapan Nabi, Jibril AS memberi salam seraya berkata,”Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan orang-orang ini. Allah telah memerintahkan malaikat-malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu.”
Sambil berkata demikian, Jibril AS memperlihatkan barisan para malaikat itu kepada Rasululah SAW.
Kata malaikat itu, “Wahai Rasululah, kami sanggup menjadikan gunung di sekitar kota itu berbenturan, sehingga penduduk yang ada di kedua belah gunung ini akan mati tertintid. Atau apa saja hukuman yang engkau inginkan, kami siap melaksanakannya.”
Mendengar tawaran malaikat itu Rasulullah dengan sifat kasih sayangnya berkata, ”Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya.”
Dalam kesempatan itu, KH Nur Kholis juga menyampaikan pentingnya menghadiri majlis ilmu, karena pahala yang besar di sisi Allah SWT."Pahala orang menghadiri majlis pengajian dan ilmu setara dengan pahala shalat 1000 raka'at," kata KH Nur Khlois.
Pengjian ahad pagi kemudian ditutup dengan sedikit pengumuman oleh KH Abror Mushodiq, pengasuh PP Darul Abror Bukateja Purbalingga Jawa Tengah dimana PP Darul Abror Bukateja Purbalingga menggelar kegiatan pekan madaris di komplek ponpes yang diikuti oleh sekitar 700 santri. Porsadin (pekan madaris) merupakan kegiatan tahunan, pertemuan besar antar santri-santriwati madrasah/TPQ, baik yang ada di tingkat diniyah awaliyah maupun wustho dan TPQ berlangung pada Hari Minggu 26 Rajab 1438 / 23 April 2017 mulai pukul 09.00. Sementara Khataman Pondok Pesantren Darul Abror akan berlangsung dari 3-5 Mei dan puncak acara pada hari Jumat Malam Sabtu dengan tabligh akbar yang akan diisi oleh KH Muhammad Taufiq, dari Tulung Agung, Jawa Timur. (***)Aji Setiawan
No comments
Post a Comment