Felix Siauw Mulai Stres Hadapi Islam Nusantara, Khilafah Tak Kunjung Tegak
Muslimedianews.com ~ Felix Siauw salah satu tokoh muda (eks) organisasi terlarang Hizbut Tahrir nampaknya mulai stres menghadapi geliat dakwah dari komponen-komponen organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia.
Pasca dibubarkannya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan dilarangnya gerakan politik tersebut di Indonesia, halaqah-haqalah mereka (yang masih bertahan di HT) memang kembali tertutup.
Strategi dakwah mereka pun mulai berubah. Mereka mulai menggunakan attribut-attribut apapun, asalkan bisa menyampaikan ide-ide mereka.
Media-media mereka juga berubah, dari semula yang terang-terangan menjadi sembunyi-sembunyi (tidak menampakkan diri sebagai HT). Fase apakah ini?.
Sebagaimana diketahui bahwa komponen-komponen organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia sangat gencar mendakwahkan Islam Nusantara.
"Islam Nusantara adalah dialektika antara normativitas Islam dan historisitas keindonesiaan yang meliputi sejak masuknya Islam ke Nusantara, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, kemudian melahirkan ekspresi dan manifestasi umat Islam Nusantara, yang direspon dalam suatu metodologi dan strategi dakwah para alim ulama, Walisongo, dan para pendakwah Islam untuk memahamkan dan menerapkan universalitas (shumuliyah) ajaran Islam, sesuai prinsip-prinsip Ahlussunnah Wal-Jama‘ah". (Baca: Referensi Akademik Definisi Islam Nusantara)
KH. Said Aqil Siraj pernah menyampaikan bahwa "Islam Nusantara bukan madzhab, bukan aliran, tapi tipologi, mumayyizat, khashais. Islam yang santun, berbudaya, ramah, toleran, berakhlak, dan berperadaban. Inilah Islam Nusantara".
Mencermati berbagai definisi yang diberikan oleh komponen-komponen organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, Islam Nusantara hanya sebuah bentuk ijtihad atau strategi dakwah untuk terus menyiarkan Islam Ahlussunnah wal Jama'ah dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Hal seperti ini, sangat wajar bila diserang oleh kelompok-kelompok Islam yang menginginkan khilafah seperti HTI. Islam Nusantara benar-benar menjadi penghalang mereka dalam upaya menyebarkan agenda politik kekuasaan mereka.
Gencarnya syiar Islam Nusantara, baik di Indonesia maupun diluar negeri, bahkan sudah menjadi kajian akademik di kampus-kampus Islam dan kalangan pesantren, tentunya semakin membuat panik anggota-anggota pengasong khilafah.
Pada dasarnya penolak Islam Nusantara hanyalah kelompok-kelompok yang menaruh ketidak sukaan terhadap Nahdlatul Ulama. Bagi mereka, Nahdlatul Ulama tidak boleh semakin berkembang, dakwahnya harus dihalangi, harus diserang dengan berbagai macam isu, tokoh-tokoh ulamanya harus dicitra burukkan agar umat / warga nahdliyyin maupun umat Islam tidak senang kepada mereka, tidak menjadikan mereka rujukan didalam agama.
Siapa saja oknum-oknum maupun kelompok yang menaruk ketidak sukaan terhadap Nahdlatul Ulama? HTI tidak suka terhadap Nahdlatul Ulama karena agenda khilafah mereka jelas terhalangi olah strategi-strategi dakwah NU. Kelompok-kelompok radikal dan pendukung mereka tidak suka terhadap NU karena mereka tidak leluasa "jihad bom" di Indonesia. Demikian juga kelompok Ikhwanul Muslimin yang tidak bisa dengan mulus menjalankan agenda politik mereka seperti Erdogan Turki. Apalagi Salafi-Wahhabi, jelas-jelas tidak senang terhadap amaliyah NU. FPI sering kali menuduh liberal -sejalan dengan opini yang dimainkan PKS dan kelompok radikal lainnya- dalam mencitra burukkan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama. Kelompok yang tidak senang terhadpa Islam Nusantara, hanya komponen-komponen ini saja.
Kembali lagi soal Felix sebagai salah seorang pengasong khilafah. Khilafah tak kunjung tegak. Slogan detik-detik menuju khilafah yang dulu kala gencar diteriakkan untuk memompa semangat syabab-syabab HTI, sampai tahun ini tidak tegak. Hari Mukti yang tahun 2007 menjadi MC di Muktamar Khilafah HTI dengan lantang menerikkan khilafah, kini juga sudah tiada. Angan-angan menikmati "Hidup Sejahtera Dibawah Naungan Khilafah" (sebagaimana slogan mereka juga) tak juga tercapai.
Oleh karena itu, pengasong-pengasoh khilafah semakin membabi buta. Mereka merasa dipihak yang lurus, seolah merasa sedang melakukan perbaikan padahal melakukan kerusakan dimana-mana, tidak hanya di Indonesia. Negara-negara Timur Tengah hancur juga karena isu khilafah.
Kepanikan Felix diatas nampak dalam beberapa status twitternya, "Yang buat masalah dia, yang disuruh tabayyun kita, itulah gaya "Islam Nusantara". Kita yang dimaksud adalah pihak yang anti Islam Nusantara, salah satunya HTI.
Felix maupun pengasong-pengasong khilafah lainnya memang memiliki pola pikir yang terbalik, angan-angan mereka tentang indahnya hidup dimasa khilafah terlalu berlebih merasak dalam otak mereka. Hal itu akibat terdoktrin sejarah indah khilafah, dan mengesampingkan kebobrokan yang terjadi dimasa khilafah sejak awal sejarah Islam.
Twit Felix itu mendapat respon dari pengguna twitter lainnya dengan memparkan fakta yang terjadi didunia. "Diseluruh dunia, yang bikit masalah itu orang-orang yang mimpi ingin mendirikan pemerintahan Islam (khilafah", tulis akun CetakTukang.
Kepanikan para pengasong khilafah menandakan mereka mulai stres menghadapi strategi dakwah Islam Nusantara. Panik adalah salah satu tanda stres. [Ibnu Manshur]