Muslimedianews.com ~ Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah kelompok Islam yang ingin membuat kegaduhan di Indonesia kemudian mengambil alih kekuasaan dan menegakkan khilafah yang menjadi impian dan cita-cita dari kelompok mereka. HTI telah dibubarkan oleh pemerintah Indonesia sekaligus menjadi ormas terlarang karena tujuan politik mereka mengganti NKRI menjadi Khilafah.
sumber facebook orang (eks) HTI https://web.facebook.com/aida.nurdin.37/posts/2241316279226893*KENAPA BINAAN HIZBUT TAHRIR TETAP MEMILIH UNTUK GOLPUT?* Simak penjelasan yg ditulis oleh _Syarifuddin Chan_ berikut ini: Semenjak pembubaran HTI, apalagi kini menjelang pilkada di beberapa daerah, sering ditemui ujaran berbunyi : "Udah deh, HTI jangan lagi golput." "Makanya, ikut milih, jangan golput." Ringan sekali ucapan itu keluarnya. Seakan tidak ikut memilihnya HTI hanya karena faktor untung rugi, maslahat mudharat, suka atau tidak. Saudaraku, HTI itu dari awal sudah membiasakan diri untuk terikat dengan hukum syara'. Artinya, setiap hendak melakukan satu perbuatan, perlu terlebih dahulu dipelajari, dikaji bagaimana Syariat Islam memandang perbuatan itu. Dalam konteks pemilihan, sebagi teknis dalam menentukan pemimpin, HTI tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang bertentangan dengan syariat Islam. Makanya jika nanti Khilafah tegak, seorang Khalifah itu ditentukan lewat cara pemilihan. Hanya saja, hukum asal mubahnya/bolehnya memilih ini, bisa berubah jadi haram, ketika pemilihan itu untuk memilih pemimpin yang tidak akan berhukum dengan hukum Allah. Karena ini sama saja ikut berpartisipasi melanggengkan hukum lain yang diterapkn pemimpin itu. Disini akan muncul konsekwensi dosa investasi jika tercatat sebagai pihak yang karenanya (dia ikut memilih) seorang pemimpin, akan mendapat dosa pada setiap kebijakan atau undang-undang yang dibuat si pemimpin, karena kebijakannya dan UU nya itu bukan kebijakan yang bersandar pada al-Qur'an dan as-Sunnah. Jadi saudaraku, perkara ikut memilih dalam sistem kufur ini, tidak sesederhana itu. Kamipun ingin sekali memilih. Tapi janganlah karena ikut memilih itu, kami akhirnya menerima dosa investasi selama 5 tahun ke depan akibat kebijakan si pemimpin yang tidak diambil berdasar al-Qur'an dan as-Sunnah. Bukankah pada surah al-Maidah 44,45, dan 47 Allah SWT sangat mengecam siapa saja yang tidak mau berhukum dengan hukum yang berasal dari-Nya ???? Orang yang begini diancam akan dimasukkan Allah SWT ke dalam golongan orang kafir, dzalim dan fasik menurut nash ayat di atas. Jadi ini bukan masalah ringan, setidaknya begitulah bagi kami. Jika anda merasa masalah ini masalah ringan, masalah khilafiyah, itu urusan anda dengan Allah SWT. Please, jangan seret kami mengikuti persepsi anda yang menurut nash ayat di atas sudah sangat jelas, tidak diragukan, adalah perbuatan salah menurut Allah SWT. Perkara, HTI dibubarkan gara-gara itu, perkara akan naiknya pemimpin tidak islami gara-gara itu, menurut kami persoalannya bukan terletak paada ikut tidaknya kami nyoblos. Perkaranya terletak pada tidak maunya umat Islam untuk menegakkan syarih dan Khilafah. Karena jika syariah dan Khilafah tegak, maka selamanya kita tidak perlu khawtir akan kemungkinan naiknya pemimpin yang tidak islami. Namun jika sistem Demokrasi kufur ini yang terus dipertahankan, okelah, saat ini bisa naik pemimpin islami. Tapi 5 tahun ke depan, ancaman naiknya pemimpin tidak islami akan tetap muncul. Karena sistem ini memang memperbolehkan siapa saja untuk jadi pemimpin. Jadi mau sampai habis suara anda mengajak kami untuk ikut memilih, insyaAllah tidak akan ngefek. Karena takut kami kepada ancaman Allah melebihi takut kami pada apapun selainnya. Bukankah seruan bagi kita umat Islam, ittaqullah ... ??
No comments
Post a Comment