BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Sunday, July 01, 2018

Kenapa Anggota (eks) Kelompok Terlarang HTI Tetap Golput ?

Muslimedianews.com ~ Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah kelompok Islam yang ingin membuat kegaduhan di Indonesia kemudian mengambil alih kekuasaan dan menegakkan khilafah yang menjadi impian dan cita-cita dari kelompok mereka. HTI telah dibubarkan oleh pemerintah Indonesia sekaligus menjadi ormas terlarang karena tujuan politik mereka mengganti NKRI menjadi Khilafah. 
Orang-orang HTI berkeyakinan bahwa sistem negara di Indonesia adalah sistem kufur. Demokrasi dalam pandangan mereka lawan daripada Islam, sehingga dalam benak mereka tertanam keyakinan "Demokrasi versus Islam". Demokrasi tidak dimaknai sebagai salah satu pilihan bentuk negara, sehingga dianggap sebuah sistem kufur. Hal ini berbeda dengan ormas Islam lain yang telah final memutuskan bahwa Indonesia adalah negara sah dan berdaulat sesuai dengan syariat Islam. 
Menurut HTI, semua hal yang berkaitan dengan negara sistem kufur adalah haram diikuti. Tentu saja, pandangan mereka sangatlah absurd, bahkan terlalu munafik, sebab mereka sendiri hidup di Indonesia, melakukan berbagai hal untuk hidup dengan mengikuti sistem yang berlaku di Indonesia, mulai dari penggunaan mata uang, transaksi, bekerja untuk makan, mengurus administrasi pendidikan dan lain sebagainya. Namun, disisi lain mereka menolak untuk ikut berkontribusi, salah satunya dalam pemilihan umum (Pemilu).
Orang-orang HT maupun eks HTI saat ini tetap bersikukuh dengan kejahilan mereka. Mereka tetap golput, baik saat HTI masih eksis maupun telah dibubarkan saat ini. 
Dalam forum-forum diskusi, Ismail Yusanto karena memberikan jawaban yang cukup politis dengan mengatakan "HTI tidak pernah menganjurkan golput", tetapi faktanya syabab-syabab mereka memilih golput sesuai dengan keyakinan yang memang ditanamkan dalam benak orang-orang HT.
Pemikiran orang Hizbut Tahrir hanya berkisar antara berikut ini :
- Ikut terlibat memilih pemimpin / pemilu hukumnya boleh
- Tapi kalau memilih pemimpin untuk menegakkan sistem Indonesia, maka hukumnya haram.
- Alasannya pemimpin yang dipilih tidak berhukum dengan hukum Allah, 
- Jadi ikut pemilu (Pilkada, Pileg maupun Pilres) adalah haram
- Ikut pemilu berarti berdosa dengan dosa Investasi selama 5 tahun.
Semua alasan HTI itu hanya karena tidak menegakkan Khilafah sesuai dengan keinginan mereka. Jadi, bagi mereka, Khilafah adalah sesuatu yang tidak boleh ditawar kembali. Sehingga siapapun calon pemimpinnya, bahkan muslim yang shalih sekali pun tidak akan mereka pilih. 
Bagi umat Islam, tidak perlu berharap kepada suara orang Hizbut Tahrir, karena Golput telah menjadi keyakinan mereka dalam bernegera di Indonesia ini. Konsekuensi bagi mereka, seharusnya tidak boleh ada pelayanan terhadap mereka, apalagi sampai mendapat gaji dari negara (menjadi PNS), atau mendapat kesempatan mengajar di universitas negeri seperti beberapa orang HT yang ada sebelumnya. Berbeda bila Golput dengan alasan yang lain tanpa mengkufurkan sistem negara Indonesia.
Berikut ini adalah tulisan dari orang HT yang mengakui bahwa mereka GOLPUT. 
***
*KENAPA BINAAN HIZBUT TAHRIR TETAP MEMILIH UNTUK GOLPUT?*

Simak penjelasan yg ditulis oleh _Syarifuddin Chan_ berikut ini:

Semenjak pembubaran HTI, apalagi kini menjelang pilkada di beberapa daerah, sering ditemui ujaran berbunyi :
"Udah deh, HTI jangan lagi golput."
"Makanya, ikut milih, jangan golput."
Ringan sekali ucapan itu keluarnya. Seakan tidak ikut memilihnya HTI hanya karena faktor untung rugi, maslahat mudharat, suka atau tidak.
Saudaraku, HTI itu dari awal sudah membiasakan diri untuk terikat dengan hukum syara'. Artinya, setiap hendak melakukan satu perbuatan, perlu terlebih dahulu dipelajari, dikaji bagaimana Syariat Islam memandang perbuatan itu.

Dalam konteks pemilihan, sebagi teknis dalam menentukan pemimpin, HTI tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang bertentangan dengan syariat Islam. Makanya jika nanti Khilafah tegak, seorang Khalifah itu ditentukan lewat cara pemilihan.

Hanya saja, hukum asal mubahnya/bolehnya memilih ini, bisa berubah jadi haram, ketika pemilihan itu untuk memilih pemimpin yang tidak akan berhukum dengan hukum Allah. Karena ini sama saja ikut berpartisipasi melanggengkan hukum lain yang diterapkn pemimpin itu.

Disini akan muncul konsekwensi dosa investasi jika tercatat sebagai pihak yang karenanya (dia ikut memilih) seorang pemimpin, akan mendapat dosa pada setiap kebijakan atau undang-undang yang dibuat si pemimpin, karena kebijakannya dan UU nya itu bukan kebijakan yang bersandar pada al-Qur'an dan as-Sunnah.

Jadi saudaraku, perkara ikut memilih dalam sistem kufur ini, tidak sesederhana itu. Kamipun ingin sekali memilih. Tapi janganlah karena ikut memilih itu, kami akhirnya menerima dosa investasi selama 5 tahun ke depan akibat kebijakan si pemimpin yang tidak diambil berdasar al-Qur'an dan as-Sunnah.

Bukankah pada surah al-Maidah 44,45, dan 47 Allah SWT sangat mengecam siapa saja yang tidak mau berhukum dengan hukum yang berasal dari-Nya ????
Orang yang begini diancam akan dimasukkan Allah SWT ke dalam golongan orang kafir, dzalim dan fasik menurut nash ayat di atas. Jadi ini bukan masalah ringan, setidaknya begitulah bagi kami.

Jika anda merasa masalah ini masalah ringan, masalah khilafiyah, itu urusan anda dengan Allah SWT. Please, jangan seret kami mengikuti persepsi anda yang menurut nash ayat di atas sudah sangat jelas, tidak diragukan, adalah perbuatan salah menurut Allah SWT.

Perkara, HTI dibubarkan gara-gara itu, perkara akan naiknya pemimpin tidak islami gara-gara itu, menurut kami persoalannya bukan terletak paada ikut tidaknya kami nyoblos. Perkaranya terletak pada tidak maunya umat Islam untuk menegakkan syarih dan Khilafah. Karena jika syariah dan Khilafah tegak, maka selamanya kita tidak perlu khawtir akan kemungkinan naiknya pemimpin yang tidak islami. Namun jika sistem Demokrasi kufur ini yang terus dipertahankan, okelah, saat ini bisa naik pemimpin islami. Tapi 5 tahun ke depan, ancaman naiknya pemimpin tidak islami akan tetap muncul. Karena sistem ini memang memperbolehkan siapa saja untuk jadi pemimpin.

Jadi mau sampai habis suara anda mengajak kami untuk ikut memilih, insyaAllah tidak akan ngefek. Karena takut kami kepada ancaman Allah melebihi takut kami pada apapun selainnya. Bukankah seruan bagi kita umat Islam, ittaqullah ... ??
 sumber facebook orang (eks) HTI https://web.facebook.com/aida.nurdin.37/posts/2241316279226893
 
***
« PREV
NEXT »

No comments