Tuduhan penulis mediaopisisi merupakan bentuk kepanikan dalam ber-islaman-nya sehingga membabi buta dan membabi tuli tentangIslam Nusantara. Bagi penulis mediaopisisi, pokoknya Islam Nusantara harus ditolak, harus disesatkan, harus dijauhkan umat darinya. Ini sikap panik.
Terlebih lagi mengatakan Islam Nusantara produk Barat. Padahal jelas-jelas, Islam Nusantara merupakan gagasan yang lahir dari kelompok Islam Ahlussunnah wal Jama'ah yang resmi di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama.
Pada akhirnya, yang disasar oleh mediaopisisi bukan siapa-siapa kecuali NU yang telah mendorong pembubaran HTI,
Berikut tulisan di Mediaoposisi dot com yang inti dari tulisan tersebut berada di dua paragraf terakhir :
Pada akhirnya, yang disasar oleh mediaopisisi bukan siapa-siapa kecuali NU yang telah mendorong pembubaran HTI,
Berikut tulisan di Mediaoposisi dot com yang inti dari tulisan tersebut berada di dua paragraf terakhir :
Islam Nusantara Produk Barat Untuk Memecah Belah Umat https://www.mediaoposisi.com/2018/07/islam-nusantara-produk-barat-untuk.html Islam adalah agama yang sempurna, agama Islam tidak hanya mengatur aspek ruhiyah, namun juga mengatur bagaimana kita menjalani kehidupan ini untuk senantiasa ingin diatur dengan Islam. Islam adalah agama yang ramah, mengajarkan cinta kasih, bertoleransi, dan berakhlakul karimah, seperti apa yang di contohkan Baginda Muhammad SAW. Saat ini banyak yang menyuarakan Islam ala Nusantara, Islam ala moderat, Islam fundamentalis, Islam teroris, radikalis, dan lain-lain. Tapi sejatinya, apa yang saat ini kita hadapi adalah sebuah gerakan yang Umat Islam sendiri tidak sadar akan bahaya tersebut. Islam rasa Nusantara dan teman-temannya mengeklaim bahwa merekalah sejatinya orang yang patut untuk dijadikan rujukan dan panutan. Benarkah ? Seperti apa yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini mengatakan, pola berislam model Indonesia atau yang sering disebut dengan Islam Nusantara telah memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan tatanan kehidupan dunia yang damai dan toleran. Hal ini disampaikan Helmy pada kesempatan halal bihalal PCINU Jepang di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Tokyo, Ahad (24/6). Memandang Islam dengan anggapan bahwa Islam Nusantara mampu mewujudkan tatanan dunia yang damai dan toleransi, adalah sebuah kesalahan fatal. Islam telah memberikan kesejahteraan baik muslim maupun non-muslim. Ketika Islam diterapkan, saat aturan Allah SWT di jalankan. Islam akan terlihat nyata bagaimana mengayumi, dan memberikan kedamaian. Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri yang terbentang dari Cina, Indonesia, India, Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir hingga Maroko dan Andalusia. Islam juga mendominasi cita-cita dan akhlak mereka serta berhasil membentuk gaya hidup mereka. Islam telah membangkitkan harapan mereka serta meringankan permasalahan dan kecemasan mereka. Islam telah berhasil membangun kemuliaan dan kehormatan mereka. Mereka telah disatukan oleh Islam; Islam telah berhasil melunakkan hati mereka, meski mereka berbeda-beda pandangan dan latar belakang politik. (Will Durant, 1926. The History of Civilization, vol. xiii, hlm. 151). Para penyeru Islam Nusantara, mengatakan bahwa Islam Nusantara mampu menjadi contoh bagi dunia. Ini adalah sebuah gagasan yang di inginkan oleh barat. Yang menafikan penerapan syariah Islam secara kaffah dan formalisasi syariah oleh negara. Penting bagi kita untuk menyampaikan dan mencerdaskan umat bahwa gagasan Islam Nusantara adalah sebuah kesesatan. Tidak ada yang namanya Islam Nusantara, Islam moderat, Islam fundamentalis, Islam teroris. Yang ada adalah Islam Rahmatan Lil Al-Amin. Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadist Rasulullah SAW. Bentengi akidah umat untuk senantiasa waspada terhadap gagasan-gagasan yang menjerumuskan kepada perpecahan Umat Islam, yang senantiasa ingin meracuni akidah umat dengan berbagai gagasan-gagasan kosong dan penuh kebencian.[MO/sr]
![]() |
Dibagikan di facebook oleh pembenci Islam Nusantara |
![]() |
Dibagikan di facebook oleh pembenci Islam Nusantara |