
Salah satu teladan yang ditunjukkan oleh KH. Maimoen Zubair adalah surat izin saat hadir kegiatan rapat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
PBNU menggelar Rapat Pleno terkait dengan pengunduran diri KH. Ma'ruf Amin sekalu Rais 'Am PBNU, Senin (22/9/2018). Rapat tersebut dihadiri oleh jajaran pengurus PBNU. KH. Maimoen Zubair selaku Mustasyar PBNU tidak dapat hadir Rapat tersebut dan mengirimkan surat izin.
Berikut isi dari surat izin KH. Maimoen Zubair :
***
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه. أما بعد
Salam silaturahim kami sampaikan teriring doa semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT serta diberikan petunjuk dana kemudahan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin.
Saya merasa gembira sekali dan bersyukur kepada Allah SWT atas terlaksananya pertemuan hari ini yaitu Rapat Pleno PBNU yang lengkap dengan mengundang seluruh jajaran PBNU yang menentukan apa yang ada padanya. Saya yakin bahwa pertemuan ini akan membawa keutuhan NU serta kemajuan NU yang benar-benar suatu jam'iyyah keislaman yang didirikan dan diprakarsain oleh ulama-ulama' insyaallah akan sukses. Amin ya rabbal 'alamin.
Dalam hal ini saya merasa kecewa terhadap diri saya sendiri tidak bisa menghadiri Rapat Pleno PBNU karena faktor kesehatan. Sakit saya diabet melonjak tinggi sehingga tidak bisa menghadiri acara pada hari ini. Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu semuanya yang menjadi pusat khodamah-khodamah daripada jam'iyyah ini, utamanya para ulama, zu'ama dan segenap sesepuh yang hadir pada Rapat Pleno PBNU yang sangat penting.
Saya menghendaki sekali melalui pemikiran yang ada permohonan petunjuk dari Allah SWT. mana yang baik setelah Rais 'Aam Bapak Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin menjadi cawapres, yang diangkat menduduki sebagai penggantinya adalah Bapak KH. Miftachul Akhyar dua kali memohon kepada beliau untuk bersedia menduduki Rais 'Aam PBNU.
Saya berdo'a NU sebagai jam'iyyah yang dibentuk oleh para ulama terdahulu yang masih menyandang ajaran as-salafus Shalih dan Ahlus Sunnah wal jama'ah perlu untuk diperjuangkan demi kepentingan agama, ketertiban, kemaslahatan yang menuju keridhaan Allah dan sebagai cerminan العلماء ورثة الانبياء, menjunjung Islam, umat Islam secara nasional, serta menjunjung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semoga Allah mengabulkannya dan meridhai kita sekalian. Amin
والله الموافق الى اقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Sarang, 11 Muharram 1440 H / 21 September 2108 H
Hormar Kami,
KH. Maimoen Zubair
Mustasyar PBNU
***
No comments
Post a Comment