BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Tuesday, May 21, 2019

Ketika Faksi Masyumi Islamis Merasa Besar dan Kuat

Muslimedianews.com ~ Saat ini 2019, ada beberapa gelintir umat Islam yang merasa besar, merasa kuat dan merasa mewakili umat Islam. Ternyata dalam sejarah juga pernah terjadi. Di bawah ini saya copykan apa adanya dari buku Fragmen Sejarah NU.

Masyumi, sebuah partai Islam yang besar pada tahun 1950-an, walaupun partai Islam itu dianggap solid, tetapi di dalamnya terdapat dua faksi yang saling bertentangan, yaitu faksi Islamis yang dipimpin oleh Muhammad Natsir dan Faksi Nasionalis yang dipimpin oleh Soekiman dan Jusuf Wibisono.

Kelompok lslamis itu menunjukkan sikap yang sangat bermusuhan dengan NU dan Bung Karno, sementara kelompok Masjumi nasionalis lebih dekat dan bisa menghargai NU dan Bung Karno. Karena itu, NU tetap kerasan beraliansi dengan Masyumi. Tetapi ketika kelompok Natsir dominan, NU terpaksa keluar dari aliansi itu tahun 1952.

Besarnya pengaruh kelompok Natsir yang berpikir terlalu agamis, tetapi tidak disertai strategi politik yang realistis dan matang itulah yang menurut Jusuf wibisono membuat Masyumi tergelincir ke dalam pemberontakan PRRI, yang menganggap kekuatannya terlalu besar, sehingga merasa bisa menandingi Soekarno yang didukung oleh partai besar seperti PNI, NU, PKI dan tentara. Lagi pula, pemberontakan itu sendiri menurut Jusuf Wibisono bertentangan dengan konstitusi dan Demokrasi Parlementer yang diperjuangkan sendiri oleh Masyumi.

Tetapi akibat pemberontakan itu dialami juga oleh kelompok Masyumi nasionalis seperti Soekiman dan Jusuf Wibisono. Kalau selama ini, Masyumi berusaha keras untuk distigma sebagai Dl-Tll, tetapi setelah pimpinan Masyumi terlibat Langsung dalam pemberontakan PRRI, maka pimpinan Masyumi nasionalis merasa tidak memiliki hak moral untuk membersihkan Masyumi dari stigma yang dilakukan kelompok militer dan PKI saat itu.

Tidak hanya berhenti di situ. Kelompok Masyumi nasionalis yang moderat pun mengalami kesulitan dalam menjalankan politik karena terus ditekan oleh kalangan Angkatan Darat dan terus diserang oleh PKI. Bahkan hampir semuanya dimasukkan penjara, dengan tuduhan bermacam-macam, ada yang dituduh langsung terlibat PRRI, dan dituduh melakukan provokasi terhadap gerakan politik lainnya. Yang jelas, setelah peristiwa PRRI itu, Masyumi dinyatakan sebagai partai terlarang pada tahun 1960. Dengan dilarangnya Masyumi ini, NU juga sedih karena kehilangan partner dalam perjuangan politik, seperti yang dilakukan saat sidang Konstituante, pemilihan gubernur BI dan sebagainya.

FAKSI MASYUMI ISLAMIS: MERASA BESAR DAN KUAT
Oleh: Dr. Ainur Rofiq Al-Amin
« PREV
NEXT »

No comments