BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Monday, May 20, 2019

Masih Beredar, Majalah Al-Wa'ie HT Selalu Provokatif dan Penuh Kebusukan

Muslimedianews.comMalam itu saya posting tentang FUI dan Al Khaththath di grup keluarga, lalu KH Fadhullah (Gus Fadh) Tambakberas menimpali bahwa istri beliau dikirimi majalah HTI. Saya kaget dan. penasaran.

Kaget karena saya berpikir, berani nian dan lancang sekali perempuan Hizbut Tahrir ini. Mereka mengirim majalah di pondok Tambakberas, tempat dimana salah satu pendiri NU dilahirkan. Demikian pula yang dikirimi adalah istri salah satu majelis pengasuh pondok pesantren Bahrul Ulum dan mantan ketua Ansor Jombang. Lebih dari itu, pengirimannya dilakukan setelah HTI dibubarkan oleh pemerintah yang, di antara saksi ahli dari pihak pemerintah bertempat tinggal di Tambakberas.

Penasaran karena sepengetahuan saya (mungkin salah), sejak 2017, majalah itu berhenti.Tapi tiba-tiba ada majalah baru, maka saya kemudian meminjamnya. Setelah saya baca terdapat perbedaan dan persamaan antara majalah yang baru dan yang lama.

Persamaanya nama majalah tetap, yakni AL-WA'IE. Isinya tetap jualan khilafah yang diulang-ulang dalam halamannya. Tidak ketinggalan mengkritik pemerintah sehingga tidak ada benarnya. Secuil apresiasi tidak ada. Memang begitulah ajaran Hizbut Tahrir, memburukkan semua pemerintah dimana anggota Hizbut Tahrir hidup, wabil khusus pemerintah yang pemimpinnya muslim dan rakyatnya mayoritas muslim. Memburukkan ini bertujuan agar masyarakat ikut percaya bahwa isu keburukan itu benar-benar ada dan selanjutnya masyarakat mau menolak pemerintahan dan mau menggantinya dengan sistem khilafah. Maka wajar HTI akan berhadapan dengan negara seperti disampaikan Alm KH. Hasyim Muzadi (Lihat disini)

Adapun perbedaannya adalah, kalau majalah yang lama diterbitkan langsung oleh "Hizbut Tahrir Indonesia". Kalau yang baru diterbitkan oleh "Pusat Studi Politik dan Dakwah". Alamatnya juga berbeda tapi tetap berada di Jakarta

Beberapa hal yang cukup membuat geregetan dari isi majalah tersebut antara lain:
1. Dalam judul "Kekuatan Politik Umat Islam" disitu ditulis maraknya kecurangan pilpres 2019 bla bla bla. Lalu dicantumkan kalimat provokatif "Pergolakan politik pun sangat mungkin terjadi pada masa datang".

2. Hal lain yang menggelitik adalah di cover depan bagian dalam, dan cover belakang bagian luar dan dalam ditampilkan foto-foto kegiatan aktivitas Hizbut Tahrir dengan titik serang ekspose Jawa Timur. Mereka ingin menunjukkan masyarakat Jawa Timur bahwa mereka masih eksis. Di cover itu yang ditampilkan adalah kegiatan anggota Hizbut Tahrir di Malang, di Surabaya, di Surabaya lagi, di Malang lagi, di Bojonegoro, di Banjarmasin, di Tuban, di Bogor, di Yogyakarta, di Pasuruan, di Probolinggo, di Jombang, di Jakarta, di Magetan, di gresik, dan di Blitar.

3. Saya menjadi teringat Ramadhan setahun lalu. Selesai seminar dengan Ketua HTI, Rahmat S. Labib, saya tanya, setelah dibubarkan apa yang dilakukannya anggota Hizbut Tahrir? Dia jawab, "Anda sudah ngerti sendiri?" Mungkin maksud Labib adalah saya juga sudah paham karena pernah mengalami gerakan Hizbut Tahrir di era Orde Baru. Saat itu bila tampil di muka umum bukan atas nama Hizbut Tahrir, tapi atas nama lembaga studi, komunitas kajian dll, tapi suaranya sama, yakni memburukkan kekuasaan dan sistem politik lalu menawarkan khilafah ala Hizbut Tahrir. Segala problem, kembalinya ke khilafah. Saat ini operasi yang dilakukan persis seperti itu.

4. Dalam majalah baru itu ada judul "Perang Antar Antek Barat Menghancurkan Libya." Judul dan kenyataan itu betul terjadi, tapi orang Hizbut Tahrir nampak ingin cuci tangan dan berlagak bego serta tidak sadar. Saat Khadafi jatuh, Hizbut Tahrir ikut ucapkan selamat atas kejatuhannya (http://www.hizb-ut-tahrir.info/en/index.php/leaflet/libya/1007.html). Tapi melihat kondisi saat ini malah bilang begitu. Demikianlah yang dilakukan Hizbut Tahrir, ikut memanaskan situasi kondisi politik, ikut membakar masa dengan bungkus agama, gak sadar atau mungkin malah berkolaborasi dengan Barat.

Model Hizbut Tahrir yang memanaskan situasi politik bisa ditengok di Irak, Suriah dll. Saat di Suriah, tokoh HTI seperti Rahmat S Labib, Hafid Abdurrahman dan Jubir HTI ikut teriak teriak orasi mendukung pemberontak dan mengutuk Bashar al Asad. 
*****

Judul Asli : RAMADHAN INI KIAI TAMBAKBERAS DIKIRIMI MAJALAH BARU AKTIVIS HIZBUT TAHRIR
Oleh : Ainur Rofiq Al-Amin











Foto majalah HTI
« PREV
NEXT »

No comments