BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Sunday, December 22, 2019

Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Bagi Rasul Allah

Muslimedianews.com ~ Sebagai utusan Tuhan, ada tiga kategori sifat yang dimiliki seorang rasul.

1. Sifat wajib.

Artinya sifat yang pasti dimiliki oleh seorang rasul. Bila satu saja tak ada dalam dirinya, maka klaim kerasulannya harus ditolak dan dia dianggap membual. Bila kesemuanya ada, maka klaim Kerasulannya bisa diterima.

Yang termasuk kategori wajib adalah: Jujur dalam berkata (shiddiq), terpercaya dalam bertindak (amanah), tanpa gentar menyampaikan seluruh wahyu yang ia terima tanpa kecuali (tabligh) dan cerdas (fathanah).

2. Sifat mustahil.

Artinya sifat yang tak mungkin dimiliki oleh seorang rasul sejati. Bila memiliki satu saja sifat ini berarti klaim kerasulannya tertolak. Kategori ini adalah kebalikan dari sifat wajib itu tadi, yakni: bohong dalam berucap, khianat dalam bertindak, takut untuk menyampaikan wahyu dan bodoh.

3. Sifat jaiz.

Artinya sifat-sifat yang bisa saja dimiliki oleh seorang Rasul tetapi bukan hal yang berpengaruh pada misi kerasulan. Kategori ini adalah sifat-sifat manusiawi seperti lapar, kenyang, marah, sedih, gembira, mengantuk, tidur, punya ketertarikan seksual pada lawan jenis, sakit, dan banyak lainnya.

Ini artinya seorang rasul tak disyaratkan berupa seorang manusia super yang kebal bacok, bisa terbang, anti lapar, anti sakit, tak punya hasrat seksual, dan sebagainya. Semua hal manusiawi yang wajar dialami manusia, bisa saja juga dialami seorang rasul tanpa mengurangi kemuliaannya. Tetapi ada dua catatan yang harus diperhatikan soal ini, yakni:

a. Mengatakan bahwa seorang Rasul bersifat seperti manusia biasa, bukan berarti menolak kemungkinan rasul yang punya kemampuan "manusia super" yang luar biasa. Bisa saja seorang rasul punya kemampuan semacam itu tapi itu bukan keharusan. Nabi Ibrahim tak terbakar di dalam kobaran api dan Nabi Muhammad bisa melihat apa yang ada di belakangnya serta keringatnya harum. Ini semua bukan sifat manusia biasa tetapi bisa saja dimiliki seorang Rasul.

b. Hal-hal yang lumrah terjadi pada selain Rasul namun bisa berdampak buruk pada misi kerasulan, tidak mungkin terjadi pada diri seorang Rasul. Misalnya, mengidap penyakit parah yang membuat umatnya merasa jijik seperti yang sering dikira terjadi pada Nabi Ayyub. Ini tak mungkin benar sebab penyakit semacam itu adalah aib yang akan menyebabkan misi risalah tak terlaksana. Nabi Ayyub sakit parah dan beliau bersabar, tapi bukan sakit yang menjadi penghalang antara ia dan umatnya.

Demikian juga akhlak buruk yang kerap dimiliki manusia pada umumnya, misalnya curang, kejam, korup, dan sebagainya. Seorang Rasul tak mungkin begitu meski ia adalah manusia juga.

c. Karena sifat jaiz adalah sifat yang bisa terjadi dan bisa juga tidak, maka untuk mengatakan bahwa sifat tertentu betul-betul terjadi pada seorang Rasul tertentu harus didasarkan pada data yang valid. Tak bisa seseorang menetapkan sifat jaiz tertentu pada seorang rasul tertentu secara spesifik hanya berdasar perkiraan saja kecuali hal yang memang vital seperti bernafas, makan, minum dan sebagainya.

Misalnya, memiliki jerawat di wajah adalah sifat jaiz yang bisa saja terjadi pada seorang rasul, tapi untuk berkata bahwa Nabi Fulan memiliki jerawat di wajahnya perlu data yang valid, tak bisa dibuat-buat dan dikira-kira saja. Demikian juga untuk berkata bahwa Nabi Fulan hidungnya beringus, Nabi Fulan kulitnya gelap dan pernyataan semacam itu.

Ust. Abdul Wahab Ahmad
« PREV
NEXT »

No comments