Muslimedianews, Jakarta ~ Imam besar Masjid Istiqlal di yang terletak di Otoka, Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Abdulgafar Velić, mengunjungi kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (29/8) siang. Abdulgafar ditemani Imam Kanton Sarajevo Ferid Dautović dan seorang asisten.
Kunjungan dalam rangka silaturahim ini disambut Ketua PBNU H Iqbal Sulam, Ketua Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) KH Abdul Manan A Ghani, dan Ketua Lembaga Dakwah NU KH Zakky Mubarak.
Dalam pertemuan tersebut berlangsung dialog dan saling tukar informasi seputar kondisi keberagamaan di Indonesia dan Bosnia, seperti tentang masjid, madrasah, pesantren, dakwah, toleransi, dan lain-lain.
Manan menjelaskan, masjid dan mushala di Indonesia yang dikelola warga Nahdlatul Ulama mencapai 80.000 bangunan. Jika ditotal semua masjid dan mushala di seluruh Indonesia bisa melebihi angka 100.000.
“Di tempat kami, imam tidak bisa sembarangan menjadi imam di setiap masjid. Untuk menjadi imam, seseorang harus mendapatkan sertifikat dari pemerintah setempat,” kata Abdulgafar mengenalkan sistem kemasjidan di negaranya. Ditambahkan, masyarakat Muslim Bosnia mayoritas mengikuti fiqih mazhab Maliki.
Usai dari PBNU, Abdulgafar dan rombongannya akan bersilaturahim pula ke Masjid Istiqlal Jakarta dalam rangka memulai kerja sama di bidang kemasjidan. Masjid Istiqlal Sarajevo didirikan Presiden Soeharto sebagai tanda solidaritas dan persahabatan antara Republik Indonesia dan Republik Bosnia dan Herzegovina.
Kunjungan dalam rangka silaturahim ini disambut Ketua PBNU H Iqbal Sulam, Ketua Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) KH Abdul Manan A Ghani, dan Ketua Lembaga Dakwah NU KH Zakky Mubarak.
Dalam pertemuan tersebut berlangsung dialog dan saling tukar informasi seputar kondisi keberagamaan di Indonesia dan Bosnia, seperti tentang masjid, madrasah, pesantren, dakwah, toleransi, dan lain-lain.
Manan menjelaskan, masjid dan mushala di Indonesia yang dikelola warga Nahdlatul Ulama mencapai 80.000 bangunan. Jika ditotal semua masjid dan mushala di seluruh Indonesia bisa melebihi angka 100.000.
“Di tempat kami, imam tidak bisa sembarangan menjadi imam di setiap masjid. Untuk menjadi imam, seseorang harus mendapatkan sertifikat dari pemerintah setempat,” kata Abdulgafar mengenalkan sistem kemasjidan di negaranya. Ditambahkan, masyarakat Muslim Bosnia mayoritas mengikuti fiqih mazhab Maliki.
Usai dari PBNU, Abdulgafar dan rombongannya akan bersilaturahim pula ke Masjid Istiqlal Jakarta dalam rangka memulai kerja sama di bidang kemasjidan. Masjid Istiqlal Sarajevo didirikan Presiden Soeharto sebagai tanda solidaritas dan persahabatan antara Republik Indonesia dan Republik Bosnia dan Herzegovina.
Penulis: Mahbib Khoiron
Sumber : Nu.or.id
No comments
Post a Comment