BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Thursday, May 22, 2014

Amien Rais serang PKB disebut Menyimpang dari Khittah NU

Muslimedianews.com ~ Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Amien Rais menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah menyimpang dari khittah karena mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Soalnya, saat ini sejumlah tokoh Nahdatul Ulama (NU) dan Nadliyin justru mendukung pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"PKB memang menyimpang, tapi beberapa tokoh PKB sudah bergabung ke Pak Prabowo," ujar Amien Rais usai menghantar Prabowo - Hatta menjadi peserta Capres/Cawapres 2014 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Menurut Amien, tokoh NU yang telah bergabung mendukung Prabowo-Hatta diantaranya adalah Raja Dangdut Rhoma Irama, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Bahkan, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dan Ketua Majelis Syariah PPP Maimun Zubair.

Amine menilai, masuknya para tokoh NU tersebut menandakan bahwa suara NU pecah karena ada yang mendukung Jokowi - JK. "Rhoma Irama sudah ditemui Prabowo dan berkomitmen untuk mendukung kampanye Prabowo. Mahfud MD juga menjadi ketua pemenangan Prabowo. Artinya, NU tidak sepenuhnya solid. Sebagian besar suara NU dukung Prabowo-Hatta," tuturnya.

« PREV
NEXT »

10 comments

  1. Blunder Amien Rais Soal Khittah NU

    Lagi, Amien Rais membuat blunder yang fatal! Selasa lalu (20/5), AR membuat pernyataan “NU Menyimpang Jika Dukung Jokowi-JK“ (http://www.harianterbit.com/read/2014/05/20/2523/45/26/Amien-Rais-NU-Menyimpang-Jika-Dukung-Jokowi-JK).
    Dalam pernyataannya itu, AR menegaskan PKB menyimpang dari khittah
    apabila mendukung Jokowi-JK, karena Mahfud MD dan Rhoma Irama telah
    bergabung ke kubu Prabowo. Alasan yang tidak masuk akal menghubungkan
    kedua tokoh tersebut dengan khittah NU.

    Selain itu, AR juga tidak
    bisa menempatkan dirinya sebagai sosok di luar NU yang mencampuri
    urusan rumah tangga NU. Khittah NU tidaklah pantas untuk diperlakukan
    secara gegabah sebagai jargon politik. Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj
    sekalipun tidak mau gegabah dengan menyatakan dukungannya kepada
    Prabowo. Dia lebih memilih dukungannya tersebut bersifat pribadi, karena
    menyadari PBNU akan selalu mendukung PKB (Kiai Said: Keputusan Muktamar
    NU di Lirboyo Belum Berubah, PBNU Tetap Dukung PKB“) (http://www.pkb.or.id/kiai-said-%E2%80%9Ckeputusan-muktamar-nu-di-lirboyo-belum-berubah-pbnu-tetap-dukung-pkb%E2%80%9D)

    Lebih jauh, tindakan AR dapat mengungkit “luka lama” warga NU terkait
    perlakuannya yang tidak pantas kepada Gus Dur. Antipati terhadap AR
    dibuktikan dengan gagalnya poros tengah jilid II. Mengingat sebagian
    besar konstituen partai Islam adalah warga NU, dapat disimpulkan bahwa
    AR belum bisa diterima oleh kalangan NU.

    Penolakan NU tidak hanya
    dialamatkan kepada AR. Hatta Rajasa, Ketum dari partai binaan AR juga
    mendapatkan penolakan serupa. Terkait pilihan Prabowo kepada HR sebagai
    cawapresnya, berikut reaksi partai Islam anggota koalisi Prabowo:

    1. “PKS Yakin Duet Prabowo-Hatta Sulit Diterima Massa NU” (Detik, 16/05) (http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/16/135208/2583918/1562/pks-yakin-duet-prabowo-hatta-sulit-diterima-massa-nu?992204topnews)
    2. “Bukan Kader NU, PPP Tolak Hatta Rajasa” (tempo, 19/5) (http://www.tempo.co/read/news/2014/05/19/078578635/Bukan-Kader-NU-PPP-Tolak-Hatta-Rajasa)

    Meskipun kini, PPP dan PKS telah menerima keputusan Prabowo, namun
    deal-deal politik dengan elite partai diyakini sulit untuk dapat
    mencairkan kembali persepsi warga NU terhadap HR. Persepsi yang dibentuk
    oleh elite partai islam itu sendiri.

    Beberapa pengamat mengamini dengan menyatakan “Pilih Hatta, Prabowo Sulit Dapatkan Suara NU” (tempo, 14/5). (http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/14/269577697/Pilih-Hatta-Prabowo-Sulit-Dapatkan-Suara-NU-)

    Sementara di kubu Jokowi, terdapat JK yang diusung sebagai cawapres.
    Haji Kalla, ayahanda JK adalah tokoh pendiri NU di Sulawesi Selatan yang
    kharismanya terpancar hingga kini. JK yang meneruskan tradisi ayahnya
    juga mendapatkan tempat yang terhormat di kalangan NU. AR yang telah
    melecehkan JK tentunya tidak bisa diterima begitu saja oleh warga NU.

    Blunder yang dilakukan AR akan semakin menyulitkan langkah Mahfud MD
    yang ditunjuk sebagai ketua timses Prabowo-HR. Ucapan AR berpotensi
    menguak kembali sentimen Muhammadiyah-NU. Sentiman yang memotivasi warga
    NU untuk tidak mendukung AR dan HR yang berasal dari Muhammadiyah.

    Said Aqil lebih bijak dalam menyikapi potensi konflik ini. Sebaliknya,
    AR dengan gegabah menyerang NU sampai ke wilayah yang paling sensitif
    (khittah). Akibatnya, bisa dipastikan langkah Prabowo akan semakin
    terseok-seok menarik suara NU. “…..gitu aja kok repot”

    ReplyDelete
  2. pak amin rakus, sampean ga cape ya jadi sengkuni? ckckck banyak istighfar pak, ambisi ko buat fitnah terus?

    ReplyDelete
  3. omong opo to kowe aswaja "aliran syaiton warisan jawa"

    ReplyDelete
  4. omonganmu kok gak enak dirungokke kang,,

    ReplyDelete
  5. Hartoyo MbahGusi22 May 2014 at 21:55

    Donga wae sing apik mas...

    ReplyDelete
  6. Cangkemu drg tau digawe sandal teklek ng pondok yo

    ReplyDelete
  7. Amien Rais sang PROFOKATOR bangsat

    ReplyDelete
  8. koko.. hati2 klo ngomong...

    ReplyDelete
  9. AR sok tahu...
    AR sok keminter ,,,,
    AR preetttt....

    ReplyDelete