Muslimedianews.com ~ Seorang mujtahid berdosa ketika hasil
ijtihadnya tidak didasarkan kepada manhaj dan ilmu yang benar, walaupun
pada hakikatnya hasil ijtihadnya benar. Sebaliknya hasil ijtihad seorang
mujtahid mungkin salah akan tetapi dia masih mendapatkan pahala, karena dalam berijtihad dia memakai manhaj yang benar.
Otentitas sebuah ilmu bisa didapatkan ketika seorang murid mendapatkan ilmu secara langsung dari gurunya. Gurunya tadi mendapatkan ilmu juga dari gurunya sampai kepada rasulullah. Jadi, dapatkanlah ilmu melalui musyafahah. Hal ini juga merupakan ciri has al-Azhar. Ilmu-ilmu ulama al-Azhar insya allah menyambung ke rasulullah.
Adanya ittishal (persambungan) sanad dalam keilmuan menjadikan al-Azhar sebagai corong islam yang moderat. Sedang munculnya kaum takfiri akhir-akhir ini merupakan buah dari adanya distorsi pemahaman yang bersumber dari tidak adanya ittishal sanad dalam keilmuan.
Oleh Syekh Muhammad Muhanna (Ulama Mesir)
Otentitas sebuah ilmu bisa didapatkan ketika seorang murid mendapatkan ilmu secara langsung dari gurunya. Gurunya tadi mendapatkan ilmu juga dari gurunya sampai kepada rasulullah. Jadi, dapatkanlah ilmu melalui musyafahah. Hal ini juga merupakan ciri has al-Azhar. Ilmu-ilmu ulama al-Azhar insya allah menyambung ke rasulullah.
Adanya ittishal (persambungan) sanad dalam keilmuan menjadikan al-Azhar sebagai corong islam yang moderat. Sedang munculnya kaum takfiri akhir-akhir ini merupakan buah dari adanya distorsi pemahaman yang bersumber dari tidak adanya ittishal sanad dalam keilmuan.
Oleh Syekh Muhammad Muhanna (Ulama Mesir)
Dikutip via Suara Al Azhar
No comments
Post a Comment