BREAKING NEWS
latest

728x90

468x60

Thursday, November 13, 2014

Abu Hurairah : Sahabat Nabi yang Paling Banyak Meriwayatkan Hadits

Muslimedianews.com ~ ”Abu Hurairah adlh seorang mulia, berkedudukan tinggi dan dipercaya kalangan Bani Daus” Ibnu Ishaq, Simak kultweet #Rijaluddin

1. #ABUHURAIRAH adlh nama dari pemuda cerdas & berwawasan luas. Tak asing di kalangan pelajar ilmu agama, khususnya mereka yg mnekuni Hadis.

2. Ia adalah shahabat yang paling banyak meriwayatkan Hadis dari Baginda Rasul. Nama aslinya Abdurrahman bin Shakhr al-Azdi klan ad-Dausi.

3. Ia tumbuh dewasa tanpa disertai ayah. Ath-Thufail bin Amr, seorang pemuka Bani Daus, adalah orang yg menyerukan Islam kpdnya #ABUHURAIRAH

4. Maka atas seruan Ilahi ini terpanggilah Abu Hurairah untuk masuk Islam dikala mayoritas penduduk Daus menolak.

5. Kerinduan kpd Rasulullah semakin besar saat ath-Thufail bin Amr menyampaikan hal-ihwal Nabi. Tahun 7 H Abu Hurairah pergi menemui Rasul.

6. Pertemuan pertama dgn Rasul pd momen Khaibar membuatnya terkesan. Sebab pd pertemuan ini Rasulullah mengganti namanya mjdi Abdurrahman.

7. , Islam telah melekat rapat di hati Abu Hurairah. Ia telah membulatkan tekad tuk tidak pulang kampung. Ia lebih memilih bersama Nabi.

8. Dakwah yang hampir tiap hari dilakukannya adalah berdakwah kepada ibunya. Dengan semangat yang berkobar ia serukan Islam kepada ibunya.

9. Tanpa pernah merasa jemu Abu Hurairah berusaha menarik ibunya dari jurang kemusyrikan.

10. Abu Hurairah slalu merasa sedih setiap kali ajakannya disikapi dgn penolakan. Satu kali ibunya menolak, maka satu kali pula ia bersedih.

11. Namun rasa kasihan kepada ibu yg ada dalam jurang kesesatan inilah yg selalu memotivasi Abu Hurairah bersemangat menyerukan Islam.

12. Namun saat itu ibunya mengucapkan kata-kata tidak sedap mengenai Rasulullah, dan hal ini membuat Abu Hurairah bersedih dan patah hati.

13. Dengan berlinang air mata Abu Hurairah mendatangi Rasulullah. “Apa yang membuatmu menangis, wahai Abu Hurairah?” tanya Nabi.

14. Abu Hurairah pun bercerita, “...Pada hari ini aku mengajaknya lagi, namun yang aku dengar darinya adalah kata-kata yang aku benci."

15. Maka Abu Hurairah memintakan doa atas ibunya kepada Rasulullah agar ibunya keluar dari kesesatan menuju jalan yang diridhoi.

16. Seketika Rasulullah berdoa untuk ibu Abu Hurairah. Abu Hurairah pun pulang dengan wajah merona karena doa Nabi untuk ibunya.

17. Ketika Abu Hurairah sampai di depan rumahnya. Ia mendengar gemericik air dari dalam rumah. Abu Hurairah penasaran. Apa yang terjadi?

18. Ia melangkahkan kaki untuk masuk, namun ibunya mencegah, “Diam di tempatmu, wahai Abu Hurairah!” sesaat kemudian ibunya menyuruh masuk.

19. Sang ibu mngucapkan kalimat yg mggetarkan hati Abu Hurairah. “Asyhadu an-lâ ilâha illâllâh wa asyhadu anna Muhammadan abduh wa rasuluhu”

20. Begitu gembira Abu Hurairah mnyaksikan ibunya masuk Islam. Ia mdatangi Nabi dgn menangis bahagia menyampaikan berita gembira ini.

21. Rasulullah bagi Abu Hurairah adalah daging dan darah yang melekat pada jiwanya. Cinta Abu Hurairah kepada Rasulullah adalah segalanya.

22. Tidak pernah ada rasa bosan bagi dirinya untuk mencintainya. Abu Hurairah tidak merasakan kesalahan pada perasaan cintanya ini.

23. Perasaan cinta seperti inilah yg seharusnya ditiru dan diamalkan. Ekspresi cinta sejati nan hakiki. Tak ada benih kepalsuan di dalamnya.

24. “Aku tidak pernah melihat apapun yang lebih indah dan ceria daripada Rasulullah, bahkan seolah matahari beredar di wajah Beliau.”


25. Demikianlah Abu Hurairah menggambarkan luapan rasa cintanya pada sang Nabi. cinta yang tak akan ditukar oleh apapun.

27. Memiliki kesempatan untuk slalu bersama Nabi menjadi anugerah terbesar baginya. Dgn kesempatan ini ia bisa selalu memandang kekasihnya.

28. Ekspresi cinta Abu Hurairah kepada Nabi yg paling nampak adlh dgn mencintai ilmu Nabi. Ia jadikan ilmu sebagai kebiasaan & cita-citanya.

29. Ia rela lapar & haus untuk mendapat ilmu. Jika sahabat yg lain pergi berdagang & mengurus harta, hal itu tidak dilakukan Abu Hurairah.

30. Di masa Khalifah Umar, Abu Hurairah juga memiliki peran gemilang. Saat itu ia menjadi gubenur wilayah Bahrain untuk masa tertentu.

31. Saat terjadi fitnah antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan, Abu Hurairah tidak berpihak pada salah satu dari keduanya.

33. Shahabat yang merupakan mertua sekaligus guru Said bin Musayyab, tokoh tabiin terkemuka, ini wafat pada tahun 59. (end)

Oleh : @Sidogiri
http://chirpstory.com/li/164963, 24/10/2014

foto : sahih-al-islam.blogspot.com
« PREV
NEXT »

No comments