Muslimedianews.com ~ Sabtu (5/12), jenazah Gus Ahmad Ghiyats putra KH. Nurul Huda Grobogan, dishalatkan di Masjid Jami' Al-Azhar, Mesir. Prosesi dihadiri perwakilan Dubes Abdel Rahman Musa dan Sekjen Dakwah, Prof Dr. Mohamed Zaky, Bapak KUAI dan jajaran staf KBRI Cairo, serta lebih dari seribu mahasiswa. Jenazah akan diterbangkan dengan Turkish Airlines besok pagi, tiba di Semarang Selasa pagi.
Ahmad Ghiyats meninggal karena kecelakaan di Kairo, Mesir. Ia adalah salah satu kader terbaik Pesantren Al-Anwar Sarang, juara I MQK Nasional di Jambi, tingkat tertinggi (ulya) cab. Ushul Fiqh. Menurut pengakuan KH. Hilmy Muhammad, kitab Ghayatul Wushul dia baca dengan sangat baik dengan artikulasi di atas rata-rata peserta. Minggu ini ia telah meninggalkan kita untuk selamanya. Tuhan berkehendak memanggilnya ketika ia sedang melanjutkan jihad ilmiahnya di Univ. Al-Azhar, Mesir. Tuhan tentu lebih tahu jalan terbaik untuknya.
Kronologi Kecelakaan
Sebagaimana dilansir di kswmesir.org, pelajar Darul Lughah Univ. Al-Azhar bernama lengkap Ahmad Ghiyats Nurul Huda, tewas tertabrak mobil pada hari Kamis (3/12). Pelajar asal Purwodadi, Jawa Tengah ini tertabrak saat menyeberang di depan markaz lughah, Hay Sadis. “Saat itu korban hendak menyeberang dan tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang lantas menabrak korban,” ujar Mahdi.
Sebelumnya, korban berangkat menuju markaz lughah bersama kawan-kawannya. Sesampainya di kelas, korban yang ternyata telah duduk di bangku mutamayyiz diberitahu bahwa hari itu kelas mutamayyiz libur. Korban lantas pergi keluar kelas dan berencana pulang. “Pada saat itu, korban menyeberang menuju jalan ke arah Darrasah. Waktu almarhum menyeberang, terjadilah tabrakan nahas tersebut.”
Menurut saksi mata, seusai tabrakan terjadi, ada banyak warga Indonesia di TKP. Hanya saja, saat itu korban sudah dikerumuni warga Mesir, sehingga tidak banyak yang berpikir bahwa korban adalah warga Indonesia. “Waktu itu, saya sempat melihat ada kecelakaan di Hay Sadis. Hanya saja saya tidak sempat melihat korban dikarenakan banyaknya orang Mesir yang berkerumun. Saya segera pergi ke Darrasah. Sesampainya di terminal Darrasah, tiba-tiba ada seorang Malaysia bertanya apakah saya orang Indonesia dan mengabarkan bahwa seorang mahasiswa asal Semarang, Indonesia tertabrak di Hay Sadis,” tutur Dadan saksi mata.
Dadan yang mengetahui bahwa korban adalah warga KSW segera menghubungi salah seorang warga KSW dan menyampaikan berita tersebut. Dadan pun kembali ke TKP. Rupanya, korban sudah dibawa pergi oleh ambulans. “Menurut keterangan polisi yang saya tanya, keadaan almarhum sewaktu dibawa pergi tidak terlalu buruk. Kemudian saya bertanya ke salah satu polisi lagi dan dia mengatakan bahwa waktu itu korban sudah mulai melafadzkan kalimat-kalimat la ilaha ilallah.”
Usai mendapat keterangan dari polisi bahwa korban berada di Mustasyfa Madinat Nasr, Wakil Presiden PPMI, Sofyan Nainggolan dan ketua KSW Sopandi segera meluncur ke RS. Ta’min Shihhiy dari arah yang terpisah. Rupanya di sana tidak ada warga Indonesia yang baru saja masuk. Setelah itu, Sofyan kembali ke Wisma Nusantara lewat jalan belakang. Di pinggir jalan, dia mendapati sebuah rumah sakit dengan nama Mustasyfa Madinat Nasr. Ternyata benar, korban dibawa menuju rumah sakit tersebut. Menurut keterangan salah seorang dokter, korban meninggal disebabkan oleh pembekuan darah di otak. Selain itu, korban juga mengalami sesak napas.
KH. Abdul Ghofur Maimoen Sarang turut berbelasungkawa dan mendoakan untuk almarhum: "Semoga dia termasuk syahid. Dawuh Nabi Muhammad Saw.: "Barangsiapa bepergian dalam rangka mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah hingga ia kembali." Ghafarallahu lah, warahimah, wa adkhalahu fasiha jannatih. Aamiin." (Ibj).
No comments
Post a Comment